Share

7. Ada masalah yang sulit diselesaikan.

"Jangan bohong!", aku tertegun mendengar perkataan itu. Kenapa orang ini bisa menganggap ku sedang berbohong. Bukankah dia tidak tahu tentang pembicaraan ku tadi. Aku mulai merasa, kalau ada sesuatu yang sedang mengawasi ku.

"Apa? Bagian manakah, yang menurut mu kebohongan? Kenapa juga aku harus berbohong?", hal yang membuat ku curiga adalah sikap Jiuren yang aneh. Padahal sudah bertahun-tahun lamanya kami bersama.

Dia tidak pernah sekalipun menyebut ku berbohong. Seharusnya dia juga tahu tentang hal itu. Namun yang ada didepan ku saat ini. Seperti bukan Jiuren yang aku kenal selama ini. Kalau aku pikirkan kembali dengan baik-baik.

Memang ada sesuatu yang aneh semenjak aku bertemu dengan keluarga kesatria itu. Mulai dari adikku yang tidak segera pulang hingga larut malam sekali. Kakakku yang menanyakan hal yang tidak biasa. Sampai orang terdekat ku sendiri seperti sedang mendesak ku.

"Justru kamu itu yang aneh. Aren yang aku kenal tidak akan menyalahkan saudari nya sendiri. Dia akan selalu membela keluarga dan orang terdekatnya. Bahkan ketika orang-orang menghina dan mencaci makinya. Tapi, apa yang kau lakukan tadi? Kau justru menjelekkan kakak mu di belakangnya."

"Diam!!! Kau jangan ikut campur dalam urusan keluarga ku.", tidak salah lagi. Kalau orang yang ada di depan ku ini bukanlah Jiuren yang aku kenal. Tidak mungkin dia mengatakan hal-hal seperti itu. Karena dia itu orang yang sangat sinis terhadap ku.

"Itu dia! Itu yang aku maksud aneh. Sebenarnya ada apa dengan mu? Cerita lah padaku, kalau kamu sedang ada masalah serius.", orang ini lagi-lagi mengatakan hal yang tidak biasa dilakukan Jiuren.

"Pergi kau dari sini...! Pergi!!!", aku segera mengusirnya. Sebelum terjadi hal yang tidak aku inginkan. Begitu dia keluar melalui pintu ruangan ini. Aku bergegas mengunci pintunya dan menjauh sejauh-jauhnya dari pintu.

Aku saat ini pasti masih tidur dan bermimpi. Aku harap mimpi ini segera berakhir seperti sebelumnya. Aku baringkan tubuhku agar segera tertidur dan bangun dari mimpi ini. Dalam beberapa waktu. Aku berhasil tertidur di lantai yang menjadi tempat aku berbaring.

Begitu aku terbangun dari tidur yang membuat tubuhku sakit. Aku masih berada di ruangan kosong tempat aku berbaring sebelumnya. Lagi-lagi aku masih berada dalam mimpi ku. Sekali lagi, kali ini pasti bisa bangun. Aku kembali memaksa mataku agar tertutup rapat.

Di percobaan kedua ini, aku benar-benar berhasil bangun dari mimpi itu. Hanya saja, aku saat ini tidak tahu sedang berada dimana. Aku sedang berada di tempat yang sangat asing bagiku.

Aku langsung turun dari kasurku yang empuk dan tinggi. Ruangan ini memang asing buatku. Namun bau dari tempat ini cukup aku kenali. Karena itu, aku harus keluar dari sini dan memastikannya sendiri. Begitu aku keluar dari ruangan ini melewati sebuah pintu yang tidak dikunci.

"Yang mulia, anda sudah sadar.", aku langsung di kejutkan dengan kesatria yang berdiri disamping pintu. Dia langsung menundukkan kepalanya dan bertekuk lutut di tempatnya. Karena aku masih belum paham dengan apa yang saat ini terjadi.

"Kesatria pemberani, dimana ini? Lalu, ada apa dengan tangan kanan mu itu?", aku sempat menanyakan perihal yang mengganggu pikiran ku.

Aku merasa cemas saat melihat tangan kanannya yang meneteskan darah. Apalagi lukanya itu tidak ditangani secara tepat. Sedangkan ditangan kirinya memegang handphone yang sedang menelpon seseorang.

"Ini bukan masalah yang mulia. Daripada membahas hal itu, saya ingin minta maaf yang sebesar-besarnya. Karena sudah membuat anda mendapatkan beban yang berat. Anda sampai tidak menjaga kesehatan anda. Karena permasalahan yang saya buat."

"Tunggu sebentar, aku benar-benar tidak bisa menangkap maksud dari semua ini.", saat aku mengatakan ini. Disaat yang bersamaan, aku melihat sosok kakakku yang berjalan cepat menuju ke sini.

"Dasar adik bodoh, jangan buat banyak orang cemas!", dia menampar wajahku. Namun tamparan itu tidak terasa sakit. Terlihat ada air mata yang membasahi pipinya. Aku langsung memeluknya erat hingga dia tenang.

Walaupun aku masih belum sepenuhnya paham dengan yang saat ini terjadi. Hanya saja, aku sudah bisa memastikan. Kalau saat ini, aku sudah terbangun dari mimpi ku. Kali ini, aku bisa menarik nafas panjang dengan tenang.

Saat semua suasana yang kacau sudah kembali terkendali. Perlahan aku mulai menyadari beberapa hal. Kalau tempat ini adalah rumah sakit. Selama ini, aku sedang bermimpi panjang saat aku di rawat di sini.

Aku langsung diarahkan kakakku untuk kembali istirahat di kamar tadi. Aku masuk di dampingi kakakku dan meninggalkan kesatria di depan pintu. Namun, karena aku masih merasa tidak nyaman. Aku minta kesatria untuk ikut masuk ke dalam dan mendampingi ku.

Aku kembali duduk di atas kasur yang menjadi tempat aku berbaring sebelumnya. Dua orang wanita yang ikut masuk bersama ku. Duduk di sebuah kursi tinggi di samping kasur ku. Mereka duduk berdampingan dan terlihat menawan.

"Jadi, selama ini. Apa yang sebenarnya terjadi?", aku mulai menanyakan keadaan yang saat ini berlangsung. Karena bagaimanapun aku berasumsi. Aku rasa tidak akan mampu menebak hal yang saat ini terjadi.

"Aren. Memangnya kamu tidak ingat? Ini benar-benar tidak ingat atau pura-pura lupa?", seperti biasa. Kakakku ini selalu membuat segala sesuatu menjadi candaan. Aku langsung mengalihkan pandangan ku ke kesatria. Karena dia mungkin akan memberikan jawaban yang lebih baik.

"Maaf, yang mulia. Karena saya tidak tahu secara merinci. Saya hanya tahu anda mengurung diri dalam ruangan yang kosong.", aku langsung merasa tidak enak dengan jawaban dari kesatria. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Aku mengurung diri? Kenapa? Dimana?", aku mulai panik. Setiap detakkan jantung ku mulai terasa nyeri. Aku, tidak mungkin. Apa saat inipun, aku masih belum bangun dari mimpi ku? Tubuhku jatuh dan terbaring diatas kasur.

Aku mulai susah untuk menarik nafas dan kepalaku mulai pusing. Pandangan ku mulai kabur dan kedua orang yang ada di pandangan ku. Terlihat sangat buram dan hanya terlihat seperti dua bayangan. Salah satu darinya mendekat dan memenuhi pandangan mataku.

"Tenanglah dan dengarkan baik-baik! Aku menyayangimu dan tidak bisa jauh darimu.", setiap kata yang terlontar itu dapat aku dengar dengan jelas. Namun, suaranya yang terasa asing membuat ku tidak mengenalinya. Siapa yang mengatakan hal itu?

Dia langsung mencium bibirku dan memberikan bantuan pernafasan. Rambutnya yang mengenai kulit wajah ku. Membuatku merasa geli seperti di gelitiki. Aku mulai bisa tenang namun pandangan mataku masih belum sepenuhnya pulih.

Terlihat orang yang melakukan hal itu padaku. Dia langsung pergi dan disusul oleh satu orang yang ada di tempat yang sama. Dalam beberapa waktu kemudian, ada banyak rombongan orang yang berdatangan ke kamar ini.

Mereka membuat suara kegaduhan yang mengganggu telinga ku. Aku tutup mataku karena penglihatan ku semakin memburuk. Aku tetap terjaga namun aku tidak lagi mempedulikan kegaduhan ini. Aku memilih untuk memikirkan hal lain.

Aku mencoba membandingkan asumsi ku selama ini. Awalnya aku pikir, aku sedang berada dalam mimpi seperti yang aku alami sebelumnya. Karena banyak orang yang terlihat berbeda dari biasanya. Karena itu, aku berpikir kalau aku sedang bermimpi.

Namun, apa ini? Aku sendiri sudah mengalami perubahan yang buruk. Namun, aku justru mengganggap perubahan sifat orang lain yang signifikan. Sebagai pertanda buruk? Aku seharusnya malu. Sekaligus senang dengan perubahan signifikan dari setiap orang terdekat ku.

Lagipula hal ini juga menjadi kesalahan ku juga. Karena aku tidak benar-benar memperhatikan mereka. Mereka sampai sudah berubah sejauh ini. Aku baru menyadarinya akhir-akhir ini. Kalau mereka mulai berusaha untuk menjadi lebih baik.

Apalagi perubahan yang baru saja terjadi. Siapa diantara dua orang tadi? Yang mengatakan kata-kata itu dan melakukan bantuan pernafasan untukku. Siapapun itu, perubahan ini adalah hal yang paling besar. Jika dibandingkan dengan yang lain.

Kira-kira siapa, ya? Kalau aku pikirkan dengan baik. Rasanya tidak mungkin kesatria. Karena rambutnya tertutup pakaiannya. Sedangkan yang melakukan tadi. Rambutnya banyak mengenai wajah ku. Kemungkinannya memang kakak perempuan ku sendiri.

Tapi...Kenapa dia mengatakan kata-kata itu?

Bersambung...

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status