Home / Romansa / Ranjang Panas Presdir Posesif / Hanya Aku Yang Berhak

Share

Hanya Aku Yang Berhak

Author: minaya
last update Last Updated: 2025-03-06 20:02:25

Terhitung sudah 1 minggu lebih Damian pergi entah kemana semenjak kejadian itu. Elena tahu betul pria itu kesal namun apa boleh buat? Elena benar benar datang bulan saat itu.

“Lena, gelas dan sendok di meja utama kurang tolong hitung dengan benar!” Suara Mila membuyarkan lamunan Elena yang tengah mencari gelas dan piring kecil.

“Iya, akan aku bawa segera,” jawab Elena. Buru-buru dia berjalan ke arah luar namun seseorang sengaja menabraknya dengan cukup keras hingga piring kecil itu hampir jatuh.

“Tuan muda tiba hari ini, awas jika kau berani menggodanya kau pikir kau penguasa disini hanya karena kau adik dari Rico?” sinis Miranda sembari mencengkeram pundak Elena dengan sangat keras.

Semenjak kejadian minggu lalu saat Elena membawakan Damian makan ke ruangan kerjanya, Miranda mulai menunjukkan sifat aslinya.

Karena Elena cukup lama ada disana untuk berbicara dengan Damian karena pria itu terus menggodanya, Mira menuduh Elena berusaha mencari perhatian Damian, apalagi saat itu Damian s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Tidak Punya Waktu Lagi

    Elena baru saja meletakkan nampan kopi di meja saat Damian menarik tangannya. Tanpa peringatan, tubuhnya jatuh ke pangkuan pria itu, kedua tangannya terperangkap dalam genggaman erat. Ia menegang, tetapi tatapan Damian yang gelap membuatnya tak bisa bergerak."Tuan—""Ssst," Damian menempelkan jari di bibir Elena. "Aku sudah cukup bersabar. Hari ini, kau tidak akan pergi sebelum aku puas."Elena sebenarnya ingin menolak dengan mentah mentah pria ini namun apa hak yang dia punya? Damian sudah berhasil memegang kendali atas semuanya termasuk tubuhnya dari perjanjian itu. Datang bulan kemarin saja sudah cukup membuat Damian mendiaminya selama hampir seminggu dan Elena tahu cepat atau lambat dia harus melakukan pekerjaan utamanya walau dia sudah sangat terbiasa dan nyaman menjadi maid di mansion ini. “Ah…T-tuan bagaimana kalau ada yang masuk ke sini? Bukankah ini ruangan kerja?” cicit Elena dengan wajah yang sudah bersemu merah karena posisi intim keduanya. Damian menikmati melihat waja

    Last Updated : 2025-03-17
  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Belum Selesai

    “Ahh…Euhh.” Elena terus meloloskan desahan tanpa ia sadari. Tangannya bergetar saat dia berusaha berpegangan erat tetapi saking kerasnya gerakan Damian, Elena hampir tidak bisa berdiri dengan kedua kakinya. Damian akhirnya melepaskan tautan keduanya hingga bisa memberikan waktu bagi Elena untuk bernapas sebentar. Keringat mengucur di pelipisnya dan Elena samasekali tidak berani melihat ke belakang dimana ada Damian. Dia merasa sangat malu melihat milik Damian dicahaya seterang ini. Entah kenapa rasanya sangat canggung walau mereka sudah pernah melakukannya sebelumnya. Damian, pria itu selalu membuat Elena merasa terintimidasi hanya dengan kehadiran pria itu saja. Elena mengatur deru napasnya yang tidak beraturan dan dia segera menurunkan rok dan hendak mengancingkan kembali bajunya namun Damian tiba tiba menekan tubuh Elena hingga wanita itu menempel di tembok.Kedua tangan Elena menempel di tembok dan dikunci oleh Damian hingga Elena benar benar terhimpit oleh tubuh pria itu, sam

    Last Updated : 2025-03-17
  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Upah Lebih

    Elena bergegas merapikan pakaiannya dan mengambil tisu untuk mengelap wajahnya yang berkeringat. Penampilannya sudah berubah menjadi kacau seperti ini jika dia keluar langsung pasti ada maid lain yang curiga dengannya, terutama Miranda. Elena mengambil napas dalam dalam lalu berjalan menuju ke dekat meja Damian dimana sepatunya berada. Elena memakainya dengan cepat karena sebentar lagi waktu istirahat makan siang akan berakhir. Sebelum pergi, Elena melihat foto-foto wanita yang berjejer diatas meja itu. Semuanya adalah foto-foto wanita dari Kalangan atas yang sebanding dengan Keluarga Falcone. Bahkan, diantaranya ada model, artis, dan anak pejabat politik. Semuanya terlihat sangat serasi jika bersanding dengan seorang Damian Alexander Falcone dan Elena hanya bisa tersenyum miris melihat semudah itu Damian men

    Last Updated : 2025-03-18
  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Aku Datang

    Grand opening cabang baru Falcone Fashion di pinggir kota digelar dengan penuh kemewahan. Gedung megah berarsitektur modern berdiri tegak dengan dinding kaca yang memantulkan cahaya sore, menciptakan kilauan yang nyaris menyerupai berlian. Para tamu undangan dari kalangan pebisnis, selebriti, dan sosialita hadir mengenakan busana terbaik mereka, berharap bisa mencuri perhatian pria yang menjadi pusat acara ini—Damian Alexander Falcone.Sebenarnya sesuai rumor, Thomas Falcone yang akan menghadiri acara ini namun h-3 jam sebelum acara rumor sudah tersebar kalau Damianlah yang akan hadir jadi semua orang berbondong-bondong untuk melihat tuan muda yang dirumorkan menjadi yang tertampan di Keluarga Falcone. Saat Damian tiba, suasana seakan berubah. Setelan jas hitam rancangan desainer ternama membalut tubuh t

    Last Updated : 2025-03-18
  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Diganggu Lagi

    Elena mencengkeram erat dada bidang Damian. Pria itu langsung menindih Elena diatas kasurnya, membuat wanita itu begitu terkejut dengan gerakan tiba tiba itu. “Tuan bagaimana kau bisa masuk? Aku belum membuka kuncinya?” tanya Elena dengan wajah kebingungan. Elena selalu mengunci pintunya, dia sangat yakin lalu bagaimana Damian bisa masuk seenaknya seperti ini? Damian tidak menjawab langsung, akan tetapi pria itu malah membenamkan wajahnya di ceruk leher Elena untuk mencium aroma tubuh wanita itu yang sangat memabukkan baginya. “Aku punya kuncinya agar aku bisa masuk kapanpun,” jawab Damian datar. Elena sejenak lupa bagaimana temperamen Damian. Jangankan memegang kunci kamarnya, bahkan Damian sengaja meletakkannya di kamar lantai 2 padahal

    Last Updated : 2025-03-19
  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Budak Tuan Penguasa

    “Tuan bagaimana ini?” pekik Elena dengan wajah yang panik. Itu suara Evan, kenapa pria itu datang secara tibaa-tiba malam-malam seperti ini?Sungguh sangat tidak biasa.Damian terlihat sangat kesal karena ada yang menganggu aktivitasnya. Pria itu duduk di sisi ranjang sambil mengusap kasar rambutnya ke belakang.“Siapa itu?” tanya Damian dengan nada yang sarat akan kekesalan. Dia menatap Elena yang sudah panik bukan main dengan wajah datarnya.“Tuan! Bersembunyilah! Sembunyi di lemari atau di kamar mandi dimana saja!” pekik Elena sambil megambil jaket untuk menutupi pakaiannya yang sangat terbuka itu.Damian meraih tangan Elena dengan cepat hingga mmebuat Elena menatap Damian secara tiba tiba. Tangan Damian mencengkeram tangan kiri Elena. “Kenapa aku harus sembunyi?”Elena melotot tak percaya. Keadaan sangat genting seperti ini tapi Damian masih punya waktu untuk bertanya? “Ada orang yang

    Last Updated : 2025-03-19
  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Bukan Cemburu

    Prang!“TUAN!” Elena terkejut bukan main saat Damian melempar kasar nampan makanan yang diberikan Evan tadi hingga seluruh isinya berserakan di lantai.Elena menatap makanannya dengan wajah nanar. Tidak menyangka itu akan terbuang sia-sia hanya karena kemarahan tak berdasar pria ini.Dengan gerakan cepat, Elena berjongkok untuk mengambil makanan itu yang belum sepenuhnya kotor semuanya. Damian yang melihat itu semakin membuatnya tersulut emosi.Bayangkan saja siapa yang tidak akan marah jika wanita yang sudah dia claim kepemilikannya malah berhubungan dengan pria lain bahkan sampai membawakan makanan semalam ini.Bukankah Damian berhak marah?“Ahhh….” Elena memekik ketika Damian menarik tangannya, mecegahnya untuk mengambil makanan itu. Wajah Damian benar-benar memerah. “Apa makanan dari pria sialan itu begitu penting bagimu hah? Kau tidak pernah makan?” bentak Damian tanpa tahu kalau Elena samasekali tidak makan seharian ini karena dia dimusuhi seniornya.Elena terdiam menatap Damian

    Last Updated : 2025-03-21
  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Mulai Perhatian?

    Suasana ruang makan para pelayan siang itu terasa lebih ramai dari biasanya. Aroma sup lobster kental, steak wagyu panggang, serta truffle pasta memenuhi udara, menciptakan kontras mencolok dengan makanan sederhana yang biasanya tersaji di meja mereka.Semua mata langsung tertuju pada satu orang—Elena, yang menatap hidangan mahal di hadapannya dengan ekspresi bingung."Silakan dinikmati," ucap Chef Matteo dengan senyum tipis sambil membawa menu makanan yang jauh lebih mahak dari sebelumnya.Elena benar-benar kebingungan, tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Kemarin dia seharian tidak makan tapi hari ini malah dapat makanan sebanyak ini?Apalagi keberadaan Chef Matteo di ruang makan maid adalah sebuah keajaiban. Chef Matteo adalah koki khusus untuk anggota keluarga inti Falcone tidak untuk memasak makanan pelayan tetapi dia ada disini sekarang hingga menimbulkan pertanyaan besar.Chef Matteo tersenyum manis menatap Elena sebelum akhirnya berucap, "Selamat menikmati Nona Elena,

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Tugas Utamamu

    Langit malam di kota dipenuhi cahaya lampu, tapi suasana di dalam mansion Falcone jauh lebih sibuk daripada biasanya. Para pelayan berlarian membawa nampan, memasang dekorasi mewah, dan menyusun logistik untuk perayaan ulang tahun salah satu orang terpenting dan paling berpengaruh di kota –Thomas Falcone.Perayaan ulang tahun Thomas selalu menjadi ajang yang sangat elite dan penting di mansion bahkan kota karena ini menjadi ajang kesempatan untuk bisa mencari relasi dan memperluas bisnis.Undangannya juga bukan orang sembarangan. Seluruh pebisnis muda yang ingin memasuki kancah bisnis baru akan diakui jika mereka mendapat undangan ke acara Thomas Falcone. Saking esklusifnya undangannya ada yang terang-terangan sengaja mencari pehatiann anggota keluarga Falcone hanya untuk mendapat kehormataan itu.Tak heran lagi seluruh maid yang ada di mansion kini bekerja 2 kali lipat lebih keras dari biasanya. Semuanya harus dipastikan tidak ada kesalahan bahkan sekecil

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Belum Puas

    “T-tuan tapi—“Shttt!” Damian mendaratkan telunjuknya di bibir Elena. “Kau pasti menikmatinya,” jawabnya seakan membuat Elena terhipnotis sehingga dalam sekejap mata Elena tidak sadar kedua tangannya sudah diborgol diantara ranjang itu.Kini dia benar-benar tidak bisa bergerak kemana mana, selain pasrah dan mengikuti permainan dari Damian.“Pastikan kau mendesahkan namaku sepanjang malam ini,” peringat Damian dengan mata tajamnya membuat Elena secara tak sadar mengangguk paham.Memangnya nama siapa lagi yang bisa dia ucapkan saat Damian selalu memenuhi pikirannya seperti ini?“Ahhh….” Eranagn Elena kembali terdengar saat Damian kembali mengubur wajahnya diantara payudara sintal Elena. “Ah..tuan….” Elena benar-benar tidak taham jika Damian terus memainkan putting payudaranya seperti itu.Entah kenapa rasanya sangat geli, nikmat dan panas secara bersamaan Ele

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Menikmatimu

    Dada Elena seketika bergetar, hatinya melambung karena kata-kata itu terdengar seperti pengakuan. Apalagi cara Damian menatapnya dengan dalam membuat Elena merasa dia tidak sedang berhalusisasi.Apa mungkin efek dari suasana malam itu yang terasa begitu tidak nyata atau karena Damian yang sedikit mabuk?“B-bagaimana itu bisa menjadi masalah untuk kita tuan? Bukankah tugasku hanya melayani tuan?” Elena kembali bertanya membuat Damian kembali berpikir keras.Wajahnya benar-benar menimang-nimang apa yang akan dia katakana. “Jadi kau akan membiarkanku menikah dengan wanita lain?”Elena terdiam sepenuhnya. Tapi di dalam hatinya dia berteriak sekencang-kencangnya. Tapi Elena tidak akan jatuh dalam jebakan Damian. “Memangnya apa hakku untuk melarang tuan menikah dengan wanita lain?”Damian yang terdiam kali ini. Cukup kecewa dengan jawaban Elena. Tapi sebelum sempat Elena berucap lagi, Damian menambahkan dengan dingin,

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Kita?

    Jalanan kota malam itu basah dan licin, hujan baru saja reda, tapi Damian tetap melajukan Rolls-Royce-nya seperti pria yang dikejar maut. Damian benar-benar ugal-ugalan mengendarai mobil mahalnya itu tapi untung saja keahlian pria itu mencari celah di tengah kemacetan tidak perlu diragukan lagi.Panggilan dari kakeknya dia abaikan begitu saja. Pokoknya mala mini, tidak akan ada yang bisa menganggu Damian, tidak seekor nyamuk sekalipun.Damian sudah bekerja sangat keras seminggu ini dan sampai tidak ada waktu untuk melancarkan hasratnya. Dan sudah sangat jelas sekali rasanya sesuatu di bawah sana sudah sangat sesak meminta untuk dipuaskan.“Ah…lampu merah sialan ini,” keluh Damian sembari memukul setirnya pelan ketika dia terpaksa harus berhenti karena lampu merah di depan sana.Jemari tangannya diketuk-ketukkan diatas setir mobil itu saking tidak sabarnya dia pergi menemui Elenanya. Entahlah apa yang membuat Damian sekuat itu menahan hasratnya hingga seminggu karena biasanya jika tidak

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Trik Murahan

    Restoran Le Céleste, terletak di puncak menara tertinggi di kota, berkilau dengan lampu kristal yang memantulkan cahaya malam. Interiornya mewah, dengan langit-langit kaca yang memperlihatkan panorama kota.Di meja paling mahal yang berada di tempat termewah disana, Damian duduk sendiri di meja untuk dua orang, satu tangannya menggenggam gelas wine merah, tatapan tenang menatap gedung-gedung tinggi kota di bawahnya."Pastikan paparazi tahu aku ada di sini malam ini." Perintahnya pada Rico terdengar tenang, tapi penuh perhitungan. "Untuk meredam berita sialan itu,” lanjut Damian saat Rico menunjukkan tanda-tanda kebingungan sebelum akhirnya dia mengangangguk paham."Baik, Tuan," sahut Rico cepat, lalu keluar untuk menelepon salah satu koneksinya di media. Damian bersandar di kursinya, menyilangkan kaki dengan ekspresi yang datar. Entah kenapa akhir-akhir ini harinya terasa sangat panjang, bahkan menunggu belum sempat 5 menit Damian sudah tidak sabar ingin pulang.Entah sampai kapan dia

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Malam Yang Panjang

    Minggu pagi datang dan Damian berdiri di depan jendela lantai tiga puluh sembilan, mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung, sementara layar monitornya menampilkan grafik saham yang perlahan stabil.Sudah enam hari ia menghabiskan waktu di kantor. Sejak kekacauan akibat pembatalan dinas, Damian mengubur dirinya dalam pekerjaan. Dia belum kembali ke mansion, bahkan belum menatap wajah Elena sejak malam itu.Rindu? Seorang Damian tidak akan pernah merindukan siapapun. Tapi disaat dia dengan keras berusaha menyangkalnya disanalah dia mulai terjebak, dengan perasaannya sendiri.Damian sengaja menahannya. Semenjak sindiran dari Rico beberapa hari lalu tentang pembatalan dinasnya secara tiba-tiba hanya untuk menghampiri Elena di rumah sakit membuat Damian terasa ditampar.Ini jelas bukan dirinya dan Damian membenci itu.Memangnya siapa wanita itu harus mendapat perhatiannya sekeras ini? Damian berusaha membuktikan kalau Rico salah besar akan tetapi saat setiap malam dia merindukan sen

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Tidak Mau Mengakui

    Falcone Corp, Lantai 10Ruangan itu sunyi, hanya suara jam dinding yang berdetak pelan terdengar. Damian duduk di belakang meja kerjanya yang megah, namun wajahnya penuh tekanan. Di hadapannya, tumpukan berkas dan puluhan email masuk belum sempat ia buka.Direktur Utama perusahaannya, Nara, mengetuk pintu pelan lalu masuk sambil membawa tablet. "Tuan Damian, ini pembatalan kontrak dari Biancci Group. Mereka kecewa Anda tak hadir dalam pertemuan hari ini." Wanita dengan pakaian rapi itu menunduk setelah mengucapkannya karena melihat tatapan tajam bosnya. "J-juga, dua investor dari Zurich menunda suntikan dana karena absennya Anda di agenda konferensi."Damian akhirnya menghela napas berat, menautkan jemari ke pelipisnya yang berdenyut. Dia memang membatalkan dinas mendadak—tanpa penjelasan, tanpa koordinasi. Dan kini, imbasnya datang seperti gelombang: investor kecewa, kontrak batal, dan reputasi terguncang.Pintu kembali dibuka, kali ini Rico masuk dengan wajah yang jauh lebih frusta

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Ego Yang Tinggi

    Elena menggigit bibirnya saat Damian membanting pintu apartemen itu dari dalam. Langkah kaki pria itu terdengar berat dan cepat, seperti bom yang siap meledak. Tubuhnya berdiri tegap di hadapan Elena yang masih memegangi pipinya yang memar.Meskipun merasakan nyeri karena bekas tamparan itu, tapi ada hal lain yang membuat Elena seakan melupakan rasa sakitnya seketika.Tatapan mata Damian.Ada kilatan aneh di mata pria itu, sama seperti saat Elena diculik waktu itu."Apa yang kau pikirkan, hah?" suara pria itu tajam, matanya berkilat marah. "Pergi tanpa kabar, tak menjawab telepon, dan kau membiarkan dirimu diperlakukan seperti itu?" Damian berjalan mendekat, sorot matanya tak melepaskan Elena barang sedetik pun.Elena menelan ludahnya susah payah. Entah kenapa suasana ruangan berubah menjadi lebih mencekam hingga tanpa sadar dia memundurkan langkahnya seiring langkah Damian mendekat."T-tuan aku hanya ingin menjenguk papaku..."Suara Elena nyaris tak terdengar, tapi cukup untuk membuat

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Sentuh Dia Lagi

    Elena masih terduduk di lantai lorong rumah sakit, pipinya berdenyut hebat dan kepalanya pusing karena terbentur lantai saat terjatuh karena ditampar kakaknya dengan sangat keras.Matanya seketika memerah menahan air matanya yang hendak turun. Selama ini dia sudah terbiasa dengan sikap kasar kakaknya ini tetapi kenapa sekarang Elena sangat cengeng?Apakah ini salah kakaknya atau harapan Elena yang terlalu tinggi? Dia sudah berusaha sekuat tenaganya menggunakan seluruh tenaga bahkan fisiknya untuk mencari uang kesana kemari selama ini sebelum akhirnya menetap di mansion Falcone.Lalu apa?Apakah hanya tamparan dingin dan perih ini yang Elena pantas dapatkan sebagai balasannya? Tidakkah ada yang mengapresiasi Elena dan menenangkannya, menjadi sandaran untuknya dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja.Tidak…Tidak ada. Elena selalu sendiri, dan sepertinya memang akan tetap seperti itu. “Sudah puas bermain-main menjadi gundik orang kaya, sekarang sok-sokan datang menjenguk papa?” cibir

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status