Gaga baru sampai dirumah ketika sore hari, terlihat Mommynya tengah menikmati secangkir teh hangat diteras rumah dengan ditemani Elena. Pria itu kemudian menghampiri keduanya.
"Sudah pulang, Sayang," sapa Elena yang kemudian memberikan ciuman ditangan Gaga, dan Gaga hanya membalas dengan memberikan ciuman pada kening istrinya."Mommy baik-baik saja?" tanya Gaga. Pria itu mencium wanita tua itu."Mommy selalu sehat, apalagi melihat kalian terlihat semakin harmonis saja," jawab Cecilia sambil tersenyum"Aku ke kamar dulu," kata GagaPria itu lalu meninggalkan kedua wanita beda generasi itu. Seolah dia enggan berlama-lama berbasa-basi dan bersikap mesra dengan istrinya, didepan mommynya.Gaga bergegas masuk kedalam kamarnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Rasa lelah karena perjalanan Singapura-Indonesia seakan hilang setelah berendam di bathup. Cukup lama Gaga berendam disana, dan kemudian keluar dari kamar mandi sudah dalam keadaan segar. Terlihat Elena sudah ada didalam kamar juga, seperti biasa, wanita itu tampak lebih suka didepan meja rias ketimbang mengurus suaminya yang baru pulang dari urusan kerjanya."Apakah selama aku tinggal Mommy baik-baik saja?" tanya Gaga"Mommy semakni sehat, asal kita tetap menjaga sandiwara kita dengan baik," jawab Elena sambil tersenyum, "Paling tidak kamu masih bisa menunjukkan sikap seperti tadi, itu sudah cukup membuat Mommy bahagia.""Apakah kamu juga pergi selama aku pergi?" tanya Gaga"Bukankah kamu tidak perlu harus tahu semua urusan pribadiku?" tanya Elena balik."Aku hanya bertanya saja, kalau kamu pergi pun aku tidak masalah, kamu bebas melakukan apapun diluar sana, asal kamu bisa menjaga nama baik keluarga, orang tahunya kamu adalah menantu keluarga Dirgantara," jawab Gaga"Tenang saja, soal itu aku pasti akan selalu menjaganya," jawab Elena"Tolong bongkarkan koperku, ada oleh-oleh untukmu, semoga kamu suka," kata Gaga yang kemudian keluar menuju balkon kamarnya. Seperti biasa merokok dan ngopi, menghabiskan waktu bersama wanita itu didalam kamar membuatnya jenuh.Elena membongkar koper Gaga, seperti biasa, Gaga sudah menyendirikan antara pakaian kotor dan pakaian bersihnya, sehingga Elena hanya tinggal memasukkan ke keranjang pakaian kotor, dan mengembalikan pakaian bersih ke dalam lemari lagi.Terlihat ada sebuah tas dan sepasang sepatu dari brand ternama, membuat mata Elena seketika berbinar. Wanita mana tidak berbinar mendapatkan oleh-oleh barang branded dengan harga fantastis."Gaga! Terima kasih oleh-olehnya!" teriak ElenaGaga mendengarnya, dan hanya menganggukkan kepala saja, posisi pria itu memunggungi Elena yang masih membereskan isi koper Gaga.Gaga ternyata asyik chatting dengan Beryl. Wanita itu juga baru saja tiba diapartemennya, lebih tepatnya apartemen milik Gaga. Sejak Beryl resmi menjadi kekasihnya lalu berubah status menjadi kekasih gelapnya, Gaga sudah meminta Beryl pindah dari kos-kosannya dan tinggal di salah satu apartemen Gaga.[Kamu sudah mandi?] tanya Gaga[Sudah, sayang.] balas Beryl[Pap lagi pakai handuk, dong!] ketik GagaTak lama kemudian sebuah foto terkirim ke layar chat Gaga, foto Beryl hanya mengenakan handuk putih saja, rambutnya masih terlihat basah.[Besok kekantor lebih pagi, jangan pakai hotpant dulu, aku ingin sarapan!] ketik Gaga.Beryl tentu tahu apa maksudnya sang bos sekaligus kekasihnya itu. Bercinta di kantor pagi-pagi adalah sarapan bagi Gaga.[Apakah Elena suka dengan oleh-oleh yang aku pilihkan?] tanya Beryl[Dia selalu suka apapun yang kamu pilihkan. Asalkan barang mahal dan dari branded terkenal,] balas Gaga lalu menambahkan emoticon tertawa.Chat dihentikan karena sudah waktunya makan malam, pasangan suami istri diatas kertas itu lalu keluar dari kamar mereka dan makan bersama Cecilia. Cecilia tampak sangat bahagia melihat anak dan menantunya terlihat harmonis, padahal selama ini mereka berdua justru hidup layaknya manusia tanpa ikatan. Hanya terlihat harmonis ketika didepan Cecilia, namun dibelakang Cecilia, keduanya tampak liar bersama pasangan gelap masing-masing."Kalian kapan akan merencanakan punya momongan?" Pertanyaan Cecilia malam itu membuat Gaga rasanya sulit untuk menelan makanannya, sedangkan Elena tampak memandang Gaga dengan tatapan kikuk.Bagaimana memikirkan momongan, sedangkan mereka berdua saja belum pernah melakukan hubungan suami istri sama sekali, yang ada juga hubungan panas dengan kekasih mereka masing-masing. Anak? Tentu jauh dari pikiran mereka saat ini."Mommy sabar, dong!" jawab Gaga, "Pernikahan kami juga baru jalan 1 tahun ini.""Tapi anak temen Mommy ada yang langsung hamil," kata Cecilia"Mungkin itu udah nabung dulu kali," balas Gaga, "Lagipula Elena masih cemerlang karirnya di dunia model. Sayang kalau ditinggalkan.""Elena kan bisa berhenti jadi model. Memangnya kamu kurang memberikan uang bulanan sampai-sampai Elena masih harus bekerja jadi model?" tanya Cecilia"Ehm, Mom. Bukan gitu, tapi aku masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan, sebelum aku menikah dengan Mas Gaga, aku sudah terikat kontrak kontrak dengan mereka," jawab Elena."Tuh! Mommy dengar sendiri kan!? Pekerjaan apapun harus dilakukan secara profesional. Sudah terikat kontrak kerja ya harus diselesaikan sesuai perjanjian dahulu," kata Gaga"Tapi kamu sudah tidak terima kontrak kerja apapun kan setelah menikah dengan Gaga?" tanya CeciliaElena menggelengkan kepala, "Nggak, Mom.""Baguslah, setelah itu kalian harus program hamil. Umur kamu sudah 27 tahun, Gaga!" seru Cecilia"Belum 30 tahun, Mom. Teman-temanku bahkan banyak yang belum menikah," balas Gaga, mulai kesal jika dudah disinggung soal umur. Baginya sebagai seorang pria, masih terlalu muda untuk memikirkan anak.Elena bahkan lebih tidak memikirkannya lagi, bisa habis karirnya jika dia sampai hamil. Membayangkan wanita hamil yang badannya akan melebar ke kanan dan ke kiri saja sudah membuatnya ingin menangis, apalagi jika benar-benar hamil."Aku bahkan lebih ingin Beryl yang hamil anakku," kata Gaga dalam hati"Hamil? Nggak dulu, ah! Hamil itu nanti jika sudah jadi istrinya Mas Farhan saja!" gerutu Elena dalam hati, "Aku harap Mas Farhan juga bia segera memanipulasi data kantor. Supaya aku juga segera lepas dari pria menyebalkan ini, bagus lagi kalau mertua cerewet ini segera mati saja."Setelah selesai makan, keduanya lalu masuk ke dalam kamar. Seperti biasa Gaga lebih memilih tidur di sofa yang bisa dirubah menjadi kasur, dan Elena tidur sendirian di ranjang besar milik Gaga. Keduanya asyik dengan gawai masing-masing. Gaga adyuk chat dengan Beryl, sedangkan Elena asyik chat dengan Farhan.[Mas, kapan kamu bisa mulai memanipulasi data Gaga?] tanya Elena memulai chatnya.[Sabar, sayang. Database perusahaan kan rumit untuk di jebol.] Farhan membalas chat[Aku akan mencari surat-surat penting perusahaan, tapi sepertinya tidak disimpan di rumah ini.][Tentu saja tidak akan ada dirumah itu! Gaga itu cerdas! Dia pasti menyimpannya disuatu tempat yang tidak diketahui orang lain selain asisten kepercayaannya.][Memang siapa asisten kepercayaannya?][Setahuku hanya Beryl. Dia asisten sekaligus asisten pribadi Gaga.]Farhan masih kembali mengetik[Tidak usah memikirkan itu, sekarang tidurlah! Besok kamu ada pemotretan hingga sore kan?]Akhirnya chat diakhiri diantara keduanya, Elena memilih tidur sambil memeluk guling, sementara Gaga sudah terlelap sedari tadi. Esok harinya, Gaga sudah bersiap pagi-pagi sekali ke kantor, dan tidak ikut sarapan bersama Cecilia dan Elena.Tiba di ruang kerjanya, pemandangan menakjubkan sudah ada didepan mata, Gaga langsung mengunci pintu ruang kerjanya supaya tidak sembarang orang bisa masuk.Seorang wanita tengah duduk di meja kerja Gaga dengan gaya sensualnya, kaki dibuat saling bertumpu satu sama lain, sehingga dengan lingiere hitam yang ia kenakan, memperlihatkan bagian dalam mulusnya."Ah! Kamu membuatku menjadi semangat untuk bekerja pagi ini, sayang!" teriak Gaga sambil mengendurkan dasinya lalu melangkah mendekati meja kerjanya, dimana wanita cantik itu duduk dengan posisi menantang. Bukan dengan pakaian kerjanya, melainkan dengan lingiere yang biasa ia kenakan ketika akan bercinta dengna Gaga."Sarapan pagi sudah siap, Tuan Muda," kata wanita itu dengan suara begitu sensual, "Menu sarapan paginya apakah masih kurang menarik?""Oh, I Like it, Baby!" Gaga langsung melumat bibir tipis itu, "Aku siap menyantap sarapan pagiku."Gaga tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bercinta dengan sekretarisnya, bahkan hampir setiap waktu dia melakukannya di kantor, disela-sela kesibukan mereka bekerja, kecuali jika Beryl tengah datang bulan.Tidak ada orang kantor yang tahu soal hubungan spesial mereka, yang kini menjadi hubungan terlarang karena semua orang tahu jika Gaga sudah menikahi model cantik bernama Elena, sehingga Beryl pada akhirnya berubah status menjadi kekasih gelapnya Gaga."Oh! Shit! Kenapa tubuhmu selalu saja membuatku menginginkan lebih, sayang!" seru Gaga sambil menghentak-hentakkan miliknya maju mundur dengan Beryl ada didepannya, Gaga melakukan manuver serangan dari belakang, sementara Beryl berpegangan pada meja kerja Gaga."Ah! Sayang, faster! I like it!" balas Beryl tidak kalah seru dengan Gaga. Wanita itu memang selalu bisa mengimbangi setiap gerakan Gaga dan sentuhan-sentuhan yang diberikan Gaga. Sepagi ini saja wanita cantik itu sudah mencapai klimaks nya sebanyak 2 kali."Almost there
Siang itu, Gaga baru saja selesai melakukan rapat staf dengan ditemani Beryl. Keduanya lalu sama-sama duduk di sofa yang ada diruang kerja Gaga. Gaga tengah ingin bermanja dipelukan wanita cantik itu, tapi Beryl menolak. Apalagi Beryl tengah memangku laptopnya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Gaga"Tunggu sebentar, Sayang. Aku sedang mengecek sesuatu," jawab Beryl"Pekerjaan sudah selesai, kenapa kamu masih saja sibuk dengan laptopmu?" tanya Gaga sambil mengerucutkan bibirnya"Karena ini lebih penting dari godaanmu," jawab Beryl dengan tanpa memandang wajah pria yang dia cintai itu. Matanya tetap tertuju pada laptopnya.Gaga akhirnya memposisikan duduknya kembali menjadi tegak, agak kesal karena wanita kesayangannya itu justru sibuk dengan pekerjaannya sendiri."Lihat ini!" seru Beryl sambil menunjukkan layar laptopnya. Yang dilihat Gaga hanya semacam kode-kode yang tidak dia pahami."Apanya yang dilihat?" tanya Gaga, tidak mengerti, "Kalau kamu menunjukkan aku angka-angka profit keuanga
Gaga mempercepat langkah kakinya, koridor rumah sakit serasa seperti lorong kematian untuknya. Semalam Brenda memberiakan kabar jika mamanya masuk rumah sakit karena serangan jantung. Tetapi Gaga terlalu pulas tidur dipelukan Beryl, sehingga dia mengabaikan pesan penting dari Brenda.ICU adalah ruang yang dituju Gaga saat ini, karena Cecilia harus dirawat intensif disana. Elena dan ibunya juga terlihat sudah ada disana. "Kamu sudah pulang?" tanya Gaga agak heran, kenapa Elena lebih cepat sampai dibanding dirinya. Pria itu mengecup kening Elena, hanya untuk basa-basi didepan mertuanya."Kebetulan masih ada penerbangan malam," jawab Elena"Bagaimana Mommy?" tanya Gaga"Masih sama seperti seperti malam, Tuan," jawab Brenda, "Kata dokter memang orang dengan riwayat stroke bisa saja terjadi serangan jantung mendadak."Gaga lalu masuk kedalam ruang perawatan Mommynya, terlihat wanita tua itu sudah dipasang berbagai macam alat."Mom, kenapa Mommy seperti ini lagi?" tanya Gaga sambil mencium
Gaga tampak baru saja membuka matanya setelah mendapatkan kecupan singat dari Elena. Wanita itu tampak sudah bangun dan terlihat rapi."Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Gaga dengan suara khas bangun tidurnya"Tidurmu nyenyak sekali, aku tidak rela membangunkanmu," jawab Elena, "Aku sudah siapkan sarapan untukmu. Aku harus pergi dulu, karena ada pemotretan terakhir."Gaga hanya menganggukkan kepala saja. Percintaan semalam baginya terasa biasa saja, dia bahkan sudah menebak bahwa bukan dirinya pria pertama yang memasuki lembah kenikmatan milik sang istri, namun Gaga tidak peduli, toh dia sudah mendapatkan dari Beryl selama ini."Ternyata kamu sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta dengan pria lain sebelum bersamaku," kata Gaga sambil menggelengkan kepalanya, "Semoga kali ini kamu tidak membohongiku dengan mengatakan benih dalam rahimmu kelak adalah benihku, padahal ternyata bukan."Gaga lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia harus berangkat ke kantor untuk meng
“Akh…..” terdengar desahan panjang keluar dari bibir mungil si pemilik tubuh seksi dan menggairahkan, tubuhnya juga menggeliat dasyat.Bagaimana tidak mendesah panjang, ketika bibir seorang pria tengah menyesap dan mengulum puncak pink salah satu gundukan kenyal miliknya, sedangkan sebuah tangan kekar tengah meremas-remas gundukan miliknya yang satunya. Dua buah gundukan nan kenyal itu telah dikuasai pria tampan yang sudah sejak setengah jam yang lalu sepertinya tidak ada capeknya untuk menyesap, menjilat dan mengulum. Seolah-olah menemukan. Air kehidupan yang selama ini tidak pernah dia temukan dalam perjalanan panjangnya.Lelaki tampan itu tersenyum dengan sangat manis, kemudian mendekatkan wajahnya pada wanita itu lalu mencium bibir wanita itu dengan lembut, dan detik selanjutnya sang wanita merasakan tubuhnya melayang bersamaan dengan suara petir diluar sana, diiringi hujan deras, membuat suasana semakin mendukung dua anak manusia untuk saling beradu peluh di ranjang.Beryl Jovank
Beryl hanya tersenyum, tubuhnya tengah merasakan hunjaman otot berurat itu didalam palung lembahnya yang paling dalam, dan kali keempat Beryl mencapai klimaksnya diatas tubuh Gaga.“Lanjutkan!” seru Gaga, “Baru setengah jalan waktunya. Aku belum puas kalau kamu benar-benar belum klimaks sampai 10 kali, Sayang."Beryl berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga, dan akhirnya kembali menggenjot Gaga dari atas, membuat Gaga sendiri berteriak pelan setiap kali merasakan tongkat beruratnya menyentuh bagian terdalam milik Beryl, seperti diremas-remas nikmat rasanya. Sebenarnya dia sudah lelah, tetapi kenikmatan mengalahkan segalanya, dia selalu ingin dan ingin lagi, seolah bercinta tidak pernah membuatnya puas, sedangkan Gaga. Pria yang memiliki kekuatan besar untuk bercinta sampai semalaman itu sepertinya selalu menginginkan dirinya klimaks berkali-kali dahulu baru dirinya puas.Kamar hotel kelas suite room menjadi saksi bisu percintaan mereka, percintaan yang dilakukan tanpa ada ikatan sam
1 tahun yang lalu..."Mom, aku belum ingin menikah! Mommy tahu kan aku masih ingin berkarir!" seru Gaga, sambil menatap sebal pada wanita yang sudah berusia 50 tahunan dihadapannya itu."Mau sampai kapan kamu menunda? Usiamu sudah 27 tahun dan kamu belum menikah. Mommy hanya ingin kamu bahagia sebelum Mommy menutup mata, sayang. Dan Elena adalah gadis yang tepat untuk kamu. Menikah tidak akan mempengaruhi pekerjaan dan karirmu!""Belum 30 tahun, Mom. Aku masih muda," elak Gaga lagi, "Diluar sana banyak pria yang baru menikah setelah umur 40 tahun.""Mommy tidak mau tahu, pokoknya kamu harus menikah dengan Elena," balas wanita itu, "Wanita itu cantik dan cerdas, seksi lagi. Kamu pasti menyukainya! Mommy hanya ingin kamu mendapatkan wanita yang tepat untuk anak laki-laki Mommy."Wanita itu, Cecilia Dirgantara, adalah mommynya Gaga. Wanita itulah yang menginginkan Gaga menikah dengan Elena, anak dari sahabatnya yang bernama Wilona. Wilona sebenarnya hanyalah orang biasa, namun memang mer