Share

Cinta Buta

 

"Ki, gue lagi deket sama cewek, teman kuliah dulu, anaknya baik, cantik, pintar, pokoknya sempurna banget menurut gue."

 

Dengan nada menggebu-gebu Ikbal menceritakan wanita yang dekat dengannya pada sang adik.

 

"Ah lu Bang, semua cewek dideketin. Entar ujung-ujungnya lu cobain doang, habis manis sepah dibuang," balas Kiki, netranya tetap fokus pada layar monitor. Ia sedang mengerjakan beberapa tugas yang belum selesai. Besok, lelaki itu harus terbang kembali ke Jerman untuk menyelesaikan pendidikannya di sana.

 

"Serius Ki, Abang ga akan lepasin cewek ini, Abang mau jadiin dia istri," tegas Ikbal sambil mengunyah kacang goreng buatan ibunya. Sesekali lelaki itu tersenyum membayangkan wajah cantik gadis incarannya. 

 

"Ga percaya gue, mana coba liat fotonya? Secantik apa sih dia sampai bikin lelaki kaya lo luluh?"tanya Kiki pada Ikbal, lelaki itu mengalihkan fokusnya dari komputer. 

 

Menyadari tanggapan sang adik, Ikbal lantas mengambil ponsel di atas nakas. Dengan penuh kebahagiaan lelaki itu meraihnya, kemudian membuka galeri lalu mencari foto wanita yang dimaksud.

 

"Nih, namanya Annisa Salsabila, gue biasa panggil dia Salsa."

 

Dengan bangga Ikbal memamerkan foto Salsa, lelaki itu menyodorkan ponsel miliknya ke arah sang adik. 

 

Kiki terkesiap saat melihat gambar wanita di ponsel Ikbal. Tiba-tiba saja hatinya terasa sedikit nyeri. Pasalnya, wanita itu adalah gadis idamannya, cinta pertamanya yang tak sampai. Kiki sudah mengagumi Salsa sejak masih SMA. Mereka sering bertemu di beberapa lomba olimpiade tingkat provinsi. Meski usia Salsa dua tahun di atasnya, namun teman sebayanya begitu menggilai Salsa, pun dengan Kiki, sejak pertama melihat gadis itu, hatinya sudah jatuh pada Salsa.

 

Namun, Kiki yang tak pernah dekat dengan wanita otu merasa malu untuk mendekati bahkan menyatakan perasaannya pada Salsa. Terlebih saat menyaksikan teman-teman yang berusaha mendekati Salsa ditolak mentah-mentah oleh wanita itu. Hingga akhirnya, rasa itu terpendam sangat lama. Namun, hingga kini nama Salsa masih terukir jelas dalam ingatannya. 

 

Sejak lulus SMA, Kiki dan Salsa memang sering komunikasi lewat chat di aplikasi F******k. Namun, Kiki menggunakan akun palsu agar tak dikenal oleh Salsa, rasa mindernya terlalu tinggi, lelaki itu lebih nyaman menggunakan akun bodong untuk berkomunikasi dengan Salsa, komunikasi mereka sangat intens. Meski tak pernah bertatap muka, tetapi kedekatan mereka laksana sahabat.

 

Hingga tibalah waktunya, Kiki mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Jerman. Sejak saat itu komunikasi mereka terputus dan tak ada jejak mengenai keberadaan Salsa.

 

Semua akun sosial media gadis incaran Kiki itu sudah tak aktif. Meski begitu, jauh dalam hatinya ia selalu berdo'a agar kuliahnya segera lulus dan kelak ketika kembali ke Indonesia, ia akan melamar Salsa. Kiki berjanji akan mencari Salsa di mana pun wanita itu berada.

 

"Gimana? Cantik, kan cewek gue?" tanya Ikbal pada adiknya.

 

Wajah Kiki nampak pias, tetapi ia sadar dalam hal wanita dirinya selalu kalah oleh Ikbal.

 

"Cantik bang, cantik banget. Cuma pesan gue, lo jangan maenin dia, kasian tuh cewek. Kayaknya dia anak baik-baik," tegas Kiki pada kakaknya. 

 

Kiki tahu betul watak Ikbal, dia hanya mengincar wanita cantik untuk memuaskan hawa nafsunya saja. Setelah itu kakaknya akan meninggalkan mereka tanpa rasa iba. Harus diakui, kakaknya memang tampan, jauh lebih tampan dari Kiki, namun jelas Kiki lebih baik dari Ikbal.

 

"Tergantung, kalau dia murahan ya gue hembat lah," jawab Ikbal singkat.

 

Mendengar kalimat yang dilontarkan Ikbal, darah Kiki mendesir hebat. Ingin rasanya lelaki itu menghajar kakaknya bila berani menodai Salsa. 

 

 

Hati lelaki yang berstatus mahasiswa itu diliputi rasa sakit. Selama ini Kiki adalah pemuja Salsa dalam diam, tetapi cinta dalam diamnya ternyata membunuh hatinya secara perlahan.

 

Cemburu menguasai Kiki kala hati wanita itu jatuh pada kakaknya, lelaki yang senang memainkan peeasaan wanita. Namun sayang, ketidakmampuannya memperjuangkan cinta pada Salsa membuat ia harus rela menahan pahitnya cemburu.

 

Setelah liburan usai, Kiki kembali ke Jerman. Selangkah lagi ia meraih impiannya untuk menjadi sarjana lulusan luar negri.

 

Sungguh, sebuah impian yang diangankan oleh kebanyakan orang. Namun, impian itu kini terasa tak berarti baginya. Sebab, di hari pertama ujian Ikbal mengabarkan bahwa Minggu depan kakaknya itu akan menikah dengan Salsa.

 

 

Seketika saja hati Kiki hancur lebur bagai serpihan kaca yang terkena ledakan. Perih, melihat kenyataan bahwa wanita yang ia harapkan menjadi istrinya justru harus menjadi kakak iparnya.

 

Hari ini adalah hari pernikahan Ikbal dan Salsa, ia hanya menyaksikan lewat video yang dikirim oleh ibunya. Lelaki itu enggan menghadiri pernikahan kakak kandungnya, hatinya tak akan mampu melihat Salsa bersanding dengan Ikbal. Itulah mengapa ia berbohong pada ibunya, kalau ia tak bisa pulang karena ujian. Padahal, ujian sudah selesai dan hanya tinggal menunggu kelulusan. 

 

Saat itu, Kiki yang merupakan laki-laki cerdas dan berwibawa, seketika menjadi seperti orang gila. Ia sering berteriak-teriak dan memaki siapa saja yang berada di hadapannya. Ia merutuki dirinya atas ketidakmampuan mengutarakan perasaannya pada Salsa, ketidakmampuan untuk mengajak Salsa berkenalan. Kebodohan karena menyimpan rasa itu sendirian.

 

Setelah lulus, Kiki memutuskan untuk pulang. Mau tak mau ia harus pulang karena sudah rindu dengan ibunya. Di sisi lain, Rendy yang merupakan sahabat dekatnya akan menikah tiga hari lagi, tak enak jika ia tak datang sebab Rendy adalah orang yang sangat berjasa pada hidup Kiki. 

 

Sesampainya Kiki di Indonesia, ia lebih memilih bertemu dengan kawan-kawannya untuk melepas penat.

 

Di sana, Kiki menceritakan semua kegundahan hatinya pada Radit. Di luar dugaan, Radit mengusulkan ide gila untuk membalaskan dendam pada kakaknya. Radit juga mengajak Kiki untuk mabuk. Karena pikiran Kiki sedang kacau, ia menuruti ajakan temannya untuk mengkonsumsi minuman keras itu.

 

Dalam keadaan setelah mabuk, Kiki berkendara menuju rumah Ikbal. Sesampainya di rumah sang kakak, mobil lelaki itu memasuki halaman rumah bercat putih, rumah itu adalah rumah masa kecilnya yang kini di tempati Ikbal dan Salsa.

 

Dalam kondisi setengah sadar Kiki mengetuk pintu, namun tak ada satu orangpun yang membukanya. Lelaki itu meraih knop pintu, ternyata tidak dikunci. Efek minuman beralkohol membuat kesadarannya menghilang. 

 

Kiki berjalan sempoyongan, kakinya melangkah menuju salah satu kamar, ia ingin segera  beristirahat, ia pun tak peduli kamar siapa yang dimasuki, yang terpenting bagi Kiki saat ini adalah bisa merebahkan tubuhnya yang terasa limbung.

 

Melihat kasur, Kiki langsung merebahkan tubuhnya di sana. Namun, baru saja lelaki itu memejamkan mata, tiba-tiba saja aroma sabun mandi begitu menguar di hidungnya.

 

Saat membuka mata, Kiki sangat terkejut lantaran dihadapkan dengan pemandangan yang tak pernah terduga sebelumnya.

 

Kini, ia melihat wanita yang membuatnya tergila-gila tengah berdiri tepat di hadapan hanya mengenakan sehelai handuk.

 

Kesadaran yang mulai menurun akibat mabuk mendorongnya untuk merengkuh Salsa tanpa ampun hingga wanita di hadapannya tak berdaya. Baginya, ini adalah sebuah kezoliman yang indah.

 

Di luar dugaan, ternyata wanita pujaannya masih gadis meski sudah satu Minggu menjadi istri dari kakaknya. Artinya, dialah yang mendapatkan wanita itu pertama kali. Ada rasa bahagia juga bersalah dalam dadanya. 

 

 

Kiki berazam, apapun yang terjadi pada Salsa ke depannya, ia akan selalu ada. Bahkan, lelaki itu berharap benihnya tumbuh di rahim Salsa agar kelak takdir berubah berpihak padanya.

 

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status