'Sialan! Berani-beraninya dia menghubungi di jam orang sedang beristirahat? Apa yang sebenarnya wanita jalang ini inginkan?' batin Celine ketika melihat nama Raisa pada layar ponsel Sean.Merasakan ada pergerakan dari suaminya, Celine segera membawa ponsel tersebut masuk ke dalam kamar mandi.Panggilan telpon yang tadinya sudah berakhir, kini kembali lagi. Raisa, wanita yang merupakan mantan kekasih Sean, kembali menelponnya.'Sepertinya dia harus diberi pelajaran,' batin Celine seraya menyeringai.Ditekannya tombol hijau pada layar ponsel tersebut, dan dia segera memulai aksinya."Aaaaaah!""Mmmm!""Uuuugh!"Lenguhan demi lenguhan yang dibuat sesempurna mungkin oleh Celine, berhasil membuat Raisa marah.Brak!'Brengsek!'Seketika tawa Celine pecah ketika mendengar Raisa membanting ponselnya sembari mengeluarkan umpatan-umpatan kemarahannya."Nikmati pembalasan kecil dariku," ujar Celine di sela tawanya.Jemari lentiknya dengan cepat menghapus panggilan masuk tersebut, agar sang suami
'Karena saya tahu jika perusahaan tersebut adalah milik suami anda.'Deg!Tidak pernah terpikirkan di benak Celine alasan mereka menerima perusahaan yang dipimpin suaminya untuk melakukan kerjasama dengan perusahaannya."Baiklah. Setelah ini, laporkan semua tentang proyek ini padaku. Patuhi semua perintahku. Mengerti?" Setelah mendengar jawaban dari Andra, Celine pun menyudahi panggilan telponnya. Seketika bibirnya menyeringai, dan berkata lirih,"Sepertinya Dewi Fortuna berada di pihakku.""Apa ada sesuatu yang membuatmu senang?" Tiba-tiba saja Celine dikagetkan dengan suara seorang pria yang sangat familiar di telinganya. Seketika wanita yang memakai dress berwarna putih itu menoleh ke arah sumber suara."Dave?!" celetuknya seraya memperlihatkan wajah kagetnya."Kenapa kamu kaget begitu? Aku bukan setan yang menakutkan," ujar Dave sembari terkekeh."Sejak kapan kamu berada di sini, Dave?" tanya Celine dengan gugup.Pria yang berhasil mengagetkannya itu semakin terkekeh mendengar p
"Kenapa kamu malah bertanya padaku, Sean? Celine istrimu. Seharusnya kamu yang lebih tahu di mana istrimu berada," ujar Dave diiringi seringainya.Antonio memperhatikan percakapan mereka. Dia merasa aneh dengan situasi saat ini. Mereka bertiga sama-sama pria, sehingga dapat dengan mudah memahami apa yang terjadi saat ini."Apa yang terjadi, Sean?" tanya Antonio sembari menatap putra keduanya seolah sedang menginterogasinya."Tidak ada, Pa. Kami baik-baik saja. Tadi Sean sedang sibuk mengerjakan sesuatu di kamar. Mungkin Celine bosan," jawab Sean dengan sangat yakin, agar tidak menimbulkan kecurigaan dari sang papa.'Di mana kamu Celine? Seharusnya kamu tidak mempersulit suamimu ini. Aku harus bisa mengambil kepercayaan Papa, agar aku bisa segera diangkat menjadi CEO,' batin Sean mengomel dalam hatinya."Kamu yakin?" tanya Antonio kembali."Lalu, di mana istrimu berada?" sahut Anna menyelidik.Sean menghela nafasnya. Dia merasa seolah sedang diinterogasi oleh kedua orang tuanya."Tadi d
Nyaman. Itulah yang dirasakan oleh Celine saat ini. Dia duduk di dekat pantai dengan pandangannya yang selalu tertuju pada pantai tersebut. Deburan ombak dan suaranya membuat hati serta pikirannya menjadi tenang, sehingga dia lupa akan waktu yang dihabiskannya untuk menikmati lukisan alam tersebut.Seketika bibirnya melengkung ke atas, tatkala melihat matahari yang terbenam dengan jelas dari tempatnya saat ini. Sungguh indah dan sangat menarik perhatiannya. Tanpa ia sadari, waktu berlalu begitu saja.Langit yang berangsur gelap menyadarkannya akan waktu saat ini. Diambilnya ponsel dari dalam saku dress nya."Kok mati sih?" gumamnya ketika mendapati ponselnya tidak menyala."Pantas saja tidak ada panggilan atau pun pesan, ternyata HP nya mati. Bodohnya aku, semalam aku lupa mengisi dayanya," ucapnya seraya menyeringai, menertawakan kebodohannya.Dia beranjak dari duduknya, dan membersihkan roknya dari pasir yang didudukinya, seraya berkata,"Sepertinya sudah malam. Aku harus kembali se
"Sean! Dari mana saja kamu?!" tanya Antonio dengan tegas ketika melihat putra keduanya masuk ke dalam hotel.Pria yang namanya dipanggil pun menoleh. Dia berjalan menghampiri kedua orang tuanya, dan berkata,"Sean habis dari mencari Celine, Pa""Memangnya di mana kamu mencarinya? Baru saja Dave menemukannya dalam keadaan basah kuyup karena kehujanan," tanya Anna dengan tatapan menyelidik pada putra keduanya.Seketika Sean membelalakkan matanya. Dia tidak menyangka jika Dave yang menemukan Celine pada akhirnya. "Apa? Dave? Di mana mereka sekarang?""Tadi Dave membawanya ke atas. Mungkin saja ada di kamar kalian," jawab Anna dengan cepatnya.Dengan tergesa-gesa Sean masuk ke dalam lift, dan menekan tombol untuk menuju ke lantai kamar mereka. "Sial! Kenapa harus dia yang menemukannya?!" umpat Sean mengeram kesal pada keadaan.Tiba-tiba dia teringat akan ucapan mamanya yang mengatakan jika mereka berada dalam kamar. Dalam lift tersebut hanya terdengar suara ketukan dari sepatu Sean yang
"Dave, mereka tadi mengatakan jika kamu mengendarai mobil sendiri. Apa benar begitu, Dave?" tanya Antonio pada putra pertamanya.Seketika Dave menghentikan makannya. Dia menatap sang papa, dan menjawab pertanyaannya."Iya, Pa. Dave mengendarai mobil sendiri.""Dave, apa kamu baik-baik saja? Bukankah kamu tidak bisa mengendarai mobil saat hujan?" tanya Anna dengan cemasnya.Deg!Seketika Dave tersadar jika dia mampu mengendarai mobil dengan menembus hujan yang sangat lebat, hanya demi menyelamatkan seorang wanita yang merupakan adik iparnya."Apa kamu sudah lepas dari trauma mu, Dave?" tanya Antonio dengan menatap intens pada putra pertamanya.Dave terdiam. Dia sendiri baru menyadarinya, jika dia bisa melewati traumanya ketika bersama dengan wanita yang sudah mempunyai tempat tersendiri dalam hatinya.Setelah kecelakaan bersama dengan istrinya, Dave pernah pingsan di dalam mobil ketika mengendarai mobilnya sendiri pada saat hujan. Beruntungnya ada polisi yang sedang berpatroli, sehingg
Celine memandang suaminya dengan tatapan datar. Dalam hatinya tidak ingin bertengkar dengan suaminya, karena kondisi tubuhnya masih sangat lemah saat ini.Namun, kekesalannya semakin menjadi tatkala mendengar pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut suaminya."Kenapa harus Dave yang menemukanku? Kenapa bukan suamiku yang datang menolongku? Aku sangat menyayangkan hal itu," ucap Celine seraya menatap kesal pada sang suami. "Aku mencari mu ke mana-mana, dan tidak menemukanmu. Kenapa kamu tidak bisa dihubungi? Apa kamu sengaja mematikan telpon mu agar tidak bisa aku hubungi? Jangan-jangan kamu memberi tahu Dave di mana kamu berada, sehingga Dave bisa dengan mudah menemukanmu," tukas Sean sembari menatap curiga pada istrinya."Tutup mulutmu, Sean!" ujar Celine dengan tegas seraya menatap penuh kebencian pada suaminya.Sean menyeringai melihat kemarahan yang terpancar pada mata sang istri. Kemudian dia berkata,"Kenapa marah? Apa semua perkataanku benar?""Tidak. Semua pemikiran dan p
"Raisa?!" Seketika wanita cantik yang sedang duduk sendiri di restoran hotel, menoleh ke arah sumber suara. Wanita tersebut berpenampilan sangat modis. Dari ujung kaki hingga ujung rambutnya berhiaskan barang dari brand ternama. Dia tersenyum pada seseorang yang memanggil namanya. "Apa kabarnya, Ma?" sapa Raisa ketika sudah berada di meja orang yang memanggilnya.Wanita cantik nan berpenampilan modis tersebut, mengulurkan tangannya pada wanita paruh baya yang sedang duduk dan tersenyum padanya."Baik. Bagaimana kabarmu?" tanya balik Anna pada mantan tunangan putra keduanya, seraya menerima uluran tangannya, dan menempelkan pipi kanan serta kirinya pada wanita tersebut."Kabar Raisa baik, Ma," jawab Raisa sembari tersenyum manis pada wanita yang telah melahirkan kekasihnya.Antonio hanya diam memperhatikan sang istri bertegur sapa dengan wanita yang dikenalnya. Seperti biasanya, Antonio enggan berkomentar pada sesuatu hal yang t