Share

bab 6

Author: Kalana senja
last update Last Updated: 2024-01-26 10:56:28

Raga dan Raya sudah sampai dari satu jam yang lalu, Raga sudah beristirahat di kamar sang putra, sedang Raya berada di kamarnya sendiri, Raya sudah terlelap dari semenjak membersihkan dirinya tadi. Saat ini Raga masih menemani Liam yang sedang sibuk dengan permainan di komputernya.

"Mami lagi marah ya sama ayah?"

"Marah kenapa? emang mami kenapa?" Raga pura-pura tak mengerti keadaan Raya, padahal semua orang tahu jika Raya mungkin sedang menahan kesal pada Raga.

"Dari tadi dateng mami, jutek terus mukanya, nggak banyak omong kayak biasanya, aku nggak suka mami jutek terus ?"

Liam mengakhiri permainan nya dan menuju ranjang lalu berbaring miring di samping sang ayah, Raga mengusap pelan kepala putranya yang berada tepat di bawah dadanya, bahkan kaki Liam melilitnya erat.

"Aku tahu loh ayah, kalo mami pas malam suka diem sendiri lihatin foto aku sama ayah yang di kamar aku, tapi aku biarin aja soalnya udah ngantuk!"

"Oh ya..? ngapain lihatin foto ayah sama Liam?"

"Ya nggak tahu, tapi kata nenek mami lagi sedih soalnya ayah jadi ayah yang sekarang, nggak kayak dulu pas Liam belum sekolah!"

"Mami kangen mungkin sama ayah?" Raga masih berpura tak tahu dengan penjelasan sang anak.

"Ya nggak mungkin kangen ayah, kan rumahnya dekat, tinggal teriak aja ayah pasti dengar!"

"Iya juga ya!"

"Tapi kalo kata opa mami lagi sedih soalnya dulu ayah jadi buaya kalo sekarang ayah jadi biawak! emang manusia bisa berubah-ubah ya ayah? trus kalo berubah kok ayah nggak jadi spiderman aja biar keren..! nanti kalo aku bisa berubah aku mau berubah jadi ultraman aja, menumpas kejahatan!"

Raga syok dengan kalimat sang putra, mantan mertuanya bilang dulu jadi buaya sekarang jadi biawak, tak tahukah jika ia sekarang sudah jadi duda bucin yang susah move on.

"Udah nggak usah sedih kalo mami mukanya jutek, nanti biar ayah yang bilang ke mami, sekarang Liam tidur siang dulu biar nanti malam nggak kecapekan pas di mobil!"

"kan di mobil nggak ngapa-ngapain ya nggak mungki capek kan ayah?"

"Emm...ya pokoknya Liam tidur siang aja dulu, nanti mami tambah jutek loh kalo Liam nggak tidur, lagian ini kan udah jam tidur Liam!"

"Ya udah deh Liam coba merem, tapi kalo tetep nggak bisa jangan salahkan Liam loh yah, kan Liam udah usaha merem tapi matanya nggak mau di ajak merem!"

"Ya makanya jangan ngobrol terus kalo mau tidur, kamu juga kak udah tahu jam nya Liam tidur kenapa nggak di suruh tidur dari tadi sih?" Raya tiba-tiba masuk dan ikut menyela obrolan ayah dan anak itu.

"Udah di bilangin dari tadi anaknya, tapi katanya nanti-nanti terus!"

Raga bingung harus menjawab apa, pasalnya sejak datang dan istirahat tadi Ia baru berbicara dengan Liam sekarang.Liam yang tahu akan kebohongan ayahnya hanya bisa menatap sang ayah sambil memajukan bibirnya.

"Ayah geser!! aku mau tidur sama mami!"

"Aduh...!"

Liam mendorong tubuh Raga untuk bergeser ke samping, karna dorongan Liam lumayan kuat dan juga ranjang yang di tempati mereka berukuran single alhasil Raga terjatuh dari ranjang.

"Liam jangan kasar-kasar dong sama ayahnya, mami nggak suka kali gitu!"

Raya menghampiri Raga dan membantunya berdiri.

" Kakak nggak papa kan?"

"Ngak papa kok, udah jangan di marahin anaknya, tuh lihat udah mau mewek!"

Raya menoleh ke arah Liam, benar saja mata Liam sudah memerah mungkin sebentar lagi akan jatuh air matanya.Raya menghampiri Liam dan langsung memeluknya.

"Kenapa nangis?, kan harusnya ayah yang nangis udah di dotong Liam sampai jatuh gitu!"

"Padahal ak--ku lagi marah sama ayah huhu....ayah bo..hong mami huhuhu!"

"Meskipun Liam marah sama ayah tetep aja nggak boleh dorong dong nak! nanti kalo pinggang ayah patah terus nggak bisa kerja gimana?"

"Ayah jadi nggak punya uang kan mam..!" Liam masih terisak di pelukan Raya.

"Iya..kalo ayah nggak kerja mami sama Liam dapat uang dari mana coba?" Raga ikut menimpali obrolan ibu dan anak itu.

"Ya bagus dong kalo ayah nggak punya uang, nanti ayah jadi miskin terus nggak nakal-nakal lagi, terus mami nggak nangis-nangis lagi, terus kita barengan lagi!"

"Terus nanti ayah kerja lagi, soalnya uang nya udah habis, kan kata mami ayah harus miskin dulu baru bisa jadi suaminya mami!" Liam melanjutkan ocehannya tanpa tahu raut wajah kedua orang tuanya .

"Siapa bilang mami mau punya suami miskin, kalo suami mami miskin nanti yang bayarin sekolah Liam siapa, terus nanti Liam nggak bisa minta-minta lagi buat beli mainan, maj Liam gitu?"

"terus gimana dong? ya udah mami cari ayah baru aja yang kaya, tapi ayah tetep ayahnya Liam,nanti ayah Liam ada dua, kaya semua. Enak ya mam kalo punya dua ayah bangak uang semua."

"Iya dong enak, makanya Liam nanti bantu cari ayah yang baru buat mami!" Raya tersenyum sinis sambil menatap Raga yang masih melongo.

"Tapi nanti Liam manggilnya jangam ayah ya mam! Liam manggilnya papi aja, biar beda sama ayah yang ini!" Liam menunjuk Raga.

"Iya papi aja, kan serasi tuh kalo sama mami, liam panggil mami terus panggil papi barunya papi!"

sengaja Raya berucap demikian, karna dulu sewaktu Liam lahir, Raga tak ingin di panggil papi, katanya Raga merasa berwibawa jika di panggil Ayah oleh anaknya.

"Tapi nanti ayah nggak boleh cari mami baru lho! aku beneran marah kalo ayah bawa mami baru!"

"Kenapa emangnya?" Raya bertanya.

"Soalnya kalo mami baru itu jahat, kata teman-teman mami baru itu suka cubit, Liam pokoknya nggak mau punya mami baru!"

"Emang papi baru nggak bisa jahat?" Raga ikut bersuara setelah lama diam.

"Kalo papi baru kan kaya, nggak di rumah terus, kalo mami baru kan nggak kerja, ngapain punya mami baru kalo nggak mami baru nggak punya uang!"

"Oh astaga Raya....kamu ajari apa anak aku?" Raga tak habis pikir dengan ucapan Liam.

"Nak dengar...! selama ada ayah nggak akan pernah ada papi-mami baru, semuanya nggak ada! lagipula panggilan Mami sama ayah itu udah paling cocok buat Liam!"

Raga berdiri dan keluar kamar meninggalkan anak dan mantan istrinya, ia harus menenangkan hatinya sebentar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 19

    "ya tadi yang marah-marah sama Liam tadi !” “ Tadi namanya Tante Gendhis , teman kerja ayah. “ “ Kalau tante itu teman kerja ayah kok dia nggak tahu Liam , ? “ “ Kan, Memang Liam sama tante gendhis nggak pernah ketemu, dia itu adiknya Om Cakra.” “ Om Cakra baik kok adiknya kayak mak lampir ! “ Liam masih menjawab seenaknya, ternyata ia masih menyimpan rasa kesal pada Gendhis. Raga jadi ragu untuk bertanya lebih detail permasalahan tadi, tapi jika tidak segera bertanya Raga takut Liam akan mengadu pada Raya karena jika liam mengadu pada Raya dia pasti bertambah benci pada Gendhis mengingat Raya dan Gendhis memiliki hubungan yang sangat tak baik dan sudah pasti Raga juga akan terkena amukan dari Raya. “ Jadi gimana awalnya kok tante Gendhis bisa marah-marah sama kamu ? “ “ Bentar habisin susu dulu ! “ Raga masih memperhatikan Liam yang sudah menyedot habis susu pisangnya dengan sangat semangat. “ Hah.. enaknya ! “ “ Jadi gimana awalnya ? “ “ Kan aku lari dari tama

  • Rayuan cinta mantan suami   18

    Karena tak sabar ingin segera kembali pada ayahnya Liam bahkan tak memperhatikan kanan-kiri, Ia terus berlari sampai tiba-tiba terdengar suara seorang wanita kesakitan karena tertabrak olehnya. “ Aduh….. sakit !! “ Seorang perempuan dalam posisi terduduk sedang menjerit kesakitan. Liam yang masih kaget ia tetap terdiam dalam posisi tengkurap dan makanan yang di bawanya jatuh sebagian dari kantongnya. Semua orang yang sedang berada disitu nampak kaget mendengar suara jeritan perempuan tadi, terlebih yang mengalami kejadian tadi adalah cucu dan anak boss mereka. Para karyawan segera membantu Liam berdiri dan sebagian lagi memunguti makanan Liam yang jatuh tadi.Liam berdiri namun masih diam belum bisa menjawab pertanyaan para karyawan ayahnya yang menanyakan keadaanya, Nampaknya rasa kaget nya belum hilang , Ia di tuntun untuk duduk terlebih dahulu. “ Heh bocah kalau mau lari-larian jangan di sini, Di sini itu tempat orang kerja bukan arena bermain, Lagian kalau mau lari-larian

  • Rayuan cinta mantan suami   17

    Raga dan Liam Di dalam ruangan wakil direktur ada ayah dan anak dengan kesibukan masing-masing, tak ada suara sejak tadi, keduanya sangat fokus dengan kegiatan masing-masing. Raga masih fokus dengan layar laptopnya dan Liam masih fokus dengan tabletnya. Sejak pulang sekolah tadi Liam merengek ingin ikut ayahnya bekerja, hingga akhirnya ia berada di sini sejak 2 jam lalu. Raga sudah pasti mengizinkan asal dengan satu syarat tidak boleh berisik saat ayahnya bekerja, lagipula Liam tadi sudah meminta supir kantor ayahnya untuk langsung di antar ke kantor saja, dengan begitu ia tidak perlu meminta izin pada pada sang ibu. “ Yah Liam lapar! “ Raga mengalihkan fokusnya pada laptop di depan nya dan menatap sang putra. “ Kamu tadi nggak di bekali mami ? ‘’ ‘’Udah habis, hari inikan pulang cepat jadi mama Cuma bekal jajan doang .” Raga menghela nafas kasar, sebenarnya ia pun merasa lapar dari tadi pagi ia hanya minum sereal sachet tanpa terlebih dahulu sarapan. Ia merogoh kantong cel

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 16

    Cakra mendatangi Raga di kantor barunya, Ia masih tak terima dengan keputusan Raga yang tiba-tiba memutuskan sebagian kerja sama dengan perusahaan miliknya. Laki-laki bertubuh kurus itu meminta penjelasan karna merasa tak melakukan kesalahan pada perjanjian kerja sama yang mereka setujui."Silahkan pak!" Sekretaris Raga yang baru membuka pintu mempersilahkan Cakra masuk setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari atasannya."Nggak usah basa-basi kamu tahu kan maksud kedatanganku kesini!" Cakra langsung pada inti permasalahan."Apalagi masalahnya? bukannya udah jelas alasannya apa?" "Kalau cuma itu alasannya aku yakin kerja sama kita masih bisa di lanjutkan Raga!""Sayangnya memang itu alasannya, kamu tahu sendiri posisi aku udah nggak mungkin menangani sendiri kerja sama ini, sedangkan kamu bilang sendiri kalo bukan aku yang handle sendiri kamu nggak mau lanjut karna pesimis akan gagal?""Kamu pikir aku percaya gitu aja, kita udah sering kerja sama bareng Raga dan ini bukan masalah

  • Rayuan cinta mantan suami   Bab 15

    Acara tadi perpisahan Raga tadi siang berjalan lancar, hanya Raya saja yang tidak nyaman berada di acara itu, sebenarnya ia sangat pantas berada disana mengingat posisinya sebagai sekretaris Raga namun seseorang membuatnya sangat tak nyaman hingga ia meminta Raga untuk pulang terlebih dulu sebelum acaranya selesai.Ya bu Gendis orangnya, perempuan itu sangat mengintimidasi Raya bahkan sejak pertama kali Raya dan Raga datang, padahal Raya sudah mencoba tak mempermasalahkan masalah kemarin. padahal jika ia mau ia bisa saja mengadu pada ayahnya atau pada Raga namun ia tak melakukannya ia merasa bahwa masalah ini tak perlu di besar-besarkan.Tapi sepertinya bu Gendis memang menaruh dendam padanya, perempuan itu semakin menunjukkan hawa permusuhan padanya dan mulai saat ini Raya sudah memutuskan akan melawan apapun yang di lakukan bu Gendis padanya. Apalagi sekarang sudah tak ada Raga.***Posisi Raya di kantor masih sama meskipun sudah bukan Raga lagi yang menjadi atasan, katanya sih ada

  • Rayuan cinta mantan suami   bab 14

    2 hari berlalu sejak acara makan malam bersama kemarin Raya sudah sehat, Ia berniat akan kembali bekerja lagi besok karna sekarang hari minggu. Saat ini ia sendiri di rumah, Liam sejak tadi pagi sudah di jemput para kakek yang sudah janjian untuk memancing bersama.Sekarang ia kebingungan mencari dimana ponselnya berada seingatnya ia sudah tak pernah memegang benda pintar itu sejak ia merasa pusing di kantor dulu. Apa jangan-jangan ketinggalan di meja pikirnya, sudah lelah mencari akhirnya ia memutuskan menelpon Raga."Halo kenapa dek?""Kakak belum bangun?" "Hemm..!""Kakak lihat hp aku di meja kantor nggak, di rumah aku cari-cari nggak ada?""Apa? hp ya...?""Iya kak! kakak ada lihat nggak?''"Itu..e--enggak dek! udah nanti agak siang kakak mau ke kantor nanti kalo ada kakak bawain sekalian!""Ngapain hari libur ke kantor? kakak jangan bohong deh lagian mau ke kantor sama siapa coba?""Kamu lupa kalo mulai besok kakak udah pindah ke pusat? hari ini anak-anak kantor minta kakak ngu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status