Plak!
Bunyi nyaring dari tamparan itu membuat orang bergidik ngeri saking kerasnya. Damien memegang pipinya yang habis ditampar oleh sang ayah. Dia hanya mampu menggeram dalam hati karena tak dapat melakukan apa-apa.
“Anak bodoh, kamu merusak nama besar Ayah, liat semua orang di luar sana mulai memandang Ayah rendah,” amuk William setelah memberikan tamparan keras di pipi putranya yang tak lain adalah Damien.
“Tenanglah Pa, kita harus mendengar penjelasan dari Dami,” usul Amanda—ibu Damien ia berusaha menenangkan sang suami dan memberi tatapan keibuan ke arah Damien.
“Maaf Ayah, Damien dijebak,” ucap Damien mulai mengeluarkan suaranya.
“Apa maksudmu dijebak?” tanya William tidak sabaran. Namun, tetap mendengarkan ucapan sang putra.
“Alexina mengirimiku sebuah pesan menyuruhku ke sebuah
Presdir yang baru datang itu ternyata matan kekasih Kyara dikehidupan masa lalunya. Ia menatap Kyara dengan alis berkerut ketika pandangan mereka bertemu. Dia mengernyit bingung, ‘Kenapa bocah ini menatapku begitu tajam?’ tanya pria itu bingung di dalam hatinya. Namun, ia segera mengabaikan tatapan Kyara, pria itu beralih ke pemilik perusahaan Wijaya dengan menampilkan senyum ramah.“Maaf, menganggu waktu Anda,” ujar pria itu menjabat tangan Bram ramah disertai dengan senyumnya yang menawan. Senyum itu yang dulunya pernah membuat Kyara di masa lalu jatuh begitu dalam kepada pria di depannya ini yang terbyata tidak sepenuh hati membalas cintanya. Akan tetapi, ia berselingkuh dengan adik kandungnya sendiri dan merencanakan pembunuhannya.“Tidak masalah silakan duduk Tuan,” kata Bram sedikit ramah dan memberi wajah kepada pria itu.Sebagai jawaban pria tadi han
Saat ini Bram dan Kyara berada di sebuah restoran di dekat perusahaannya. Mereka memasuki restoran itu dengan saling bergandengan tangan seperti seorang kekasih. Hal itu membuat beberapa pengunjung mencibir Kyarà bahwa ia bermain-main dengan om-om. Namun, Kyarà tak mempermasalahkan itu dirinya hanya tersenyum ke arah sang ayah seakan mengatakan bukan masalah. “Ayah, setelah kita makan siang Kyara minta izin untuk menemui Al. Apakah boleh?” Pertanyaan itu jatuh yang membuat perhatian Bram dari layar ponsel teralihkan. Beberapa saat yang lalu menerima email penting dari peruhasahaan besar di Golden City. Namun, dirinya harus menemani putrinya terlebih dahulu barulah ia akan mengurus hal ini. “Ya, sangat boleh, Sayang.” Bram meletakkan ponselnya di atas meja kemudian mengusap kepala sang putri pelan, setelah itu mereka menunggu kedatangan pelayan membawa pesanan mereka. “Terima kasih, Ayah.” Kyara bersorak penuh bahagia ketika menda
Kyara menggeleng perlahan untuk menetralkan ekspresinya. Ingat, dirinya di masa lalu adalah seorang wanita dewasa. Bukan seorang gadis remaja labil. Namun, jika ia bertemu dengan Al dirinya tampak seperti wanita yang haus akan kehangatan.“Al, aku tadi mencarimu.” Kyara tersenyum kecil ketika Al sampai di tempat dirinya duduk, dan Al juga ikut mendudukkan dirinya di dekatnya.“Benarkah? Gadis kecil cari Al?” Sebagai jawaban Kyara mengangguk kemudian mengusap rambut Al pelan.“Al, minta maaf karena membuat gadis kecil menunggu. Al tadi habis tidur siang.” Matanya yang jernih kembali berkaca-kaca yang membuat Kyara menggeleng pelan.“Tidak apa-apa Al. Karena aku sudah melihatmu, aku akan pergi sekarang,” balas Kyara sembari mengusap pipi Al lembut. Namun, perkataannya justru membuat raut wajah Al tampak kesal.“Tidak! Ayah tadi sudah bilang kalau Kyara mau datang main sama Al, jadi Kyara tidak bol
“Aku ke sini ingin mengatakan kalau Pamanmu ingin mempercepat pernikahan kita dan juga pernikahan sepupumu.” Penuturan Kyara membuat tatapan Al berbinar. Ia tersenyum hingga memperlihatkan deretan giginya yang putih dan juga rapi. “Wah, benarkah? Kita akan jadi pasangan suami istri, ya? Seperti yang Al liat waktu kecil dari Mom and Dad, kita bisa bermesra-mesraan seperti mereka, kata Dad dulu Al baru bisa seperti mereka kalau Al udah punya istri.” Kyara yang mendengar hal tersebut menggaruk belakang kepalanya yang mendadak gatal karena bingung dengan perkataan Al. ‘Apakah dia bocah dengan pemikiran dewasa. Ah, tidak-tidak dia memang pria dewasa. Namun, memiliki pikiran bocah, ha? Ah, sudahlah ini sangat membingungkan bagiku.’ “Bagus, kalau Dami akan menikah juga. Al sebenarnya tidak suka sama Dami karena dia tatap Kyara terus kalau dia ketemu sama Kyara. Al tidak suka milik Al diperhatikan orang, karena Kya
Seorang pria paruh baya sedang memarahi bawahannya yang tidak becus dalam menjalankan tugas. Tidak ada yang mengeluarkan suara, mereka bahkan enggan menarik napas dalam-dalam. Mereka semua menerima kemarahan pria paruh baya itu karena mereka memang tidak bisa melakukan apa yang atasannya minta. “Bodoh kalian semua, kenapa hanya melacak hacker bajingan itu kalian tidak bisa, dasar tidak becus!” Pria itu memarahi bawahannya yang tak becus melakukan apa yang ia minta. Pria itu adalah William, CEO Astrofin Group. Karena ketidak becusan bawahannya, saham perusahaan menurun drastis yang mempengaruhi beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaannya. “Maaf Tuan, tapi orang misterius itu sangat pintar sampai kami tidak bisa melacaknya.” Salah satu dari bawahannya bersuara, dan mengatakan ketidakmampuan mereka menjalankan tugas yang diberikan oleh atasannya.
Di sebuah rumah kumuh yang sangat minim pencahayaan seorang wanita paruh baya sedang duduk di sebuah kursi di bawah lampu penerangan yang berkedip-kedip. Alhasil, sosoknya tak terlihat begitu jelas. “Nyonya, gadis itu selalu berada di taman dan tidak di temani seorang pengawal.” Tiba-tiba dari sudut tergelap ruangan itu muncul sebuah sosok yang melaporkan hasil intaiannya. “Hm, bagus selalu awasi pergerakannya dan laporkan kepadaku.” “Baik Nyonya, jika tidak ada hal lain saya akan pergi.” Sosok berbaju hitam itu berucap kemudian ia undur diri, dan tubuhnya kembali ditelan oleh kegelapan seakan sosoknya tidak pernah ada sebelumnya. Wanita itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Sebelum senyum iblis tercetak di bibirnya. “Hm, tunggu saja kehancuranmu jalang sialan, tunggu sampai hari itu tiba, kita liat siapa yang akan bertahan sampai akhir.” Wanita paruh baya itu bergumam dengan suara pelan, suranya kem
Jam telah menunjukkan pukul sepuluh siang. Al masih menunggu kedatangan Kyara . Tak lama berselang salah satu pelayan Al memberitahu mengenai kedatangan Kyara. Senyuman tiba-tiba tercipta di bibir Al saat mendengar berita itu. “Dia sudah datang.” Al tersenyum ke arah Febian yang hanya dibalas tatapan jengah oleh Febian. ‘Ck, dasar! Apakah seperti itu jika seseorang dimabuk cinta?’ Febian bertanya dalam hati tak habis pikir. Bahwa virus kasih sayang yang Kyara tularkan kepada Al ternyata sudah infeksi. “Hy, Al.” Kyara menyapa Al dengan senyum manis terbit di bibir peachnya, tak lupa ia mengusap puncak kepala Al dan juga mencubit pipi Al gemas. Namun, Kyara tak mencubitnya dengan tenaga full karena takut Al nanntinya menangis. Saat ini Kyara tampil cantik dengan mengenakan dress selututnya yang berwarna dark blue yang membuat aura keanggunan mencuak dari tampilan Kyara. “Gadis kecil kau datang.” Al tersenyum hingga membuat matanya menyipit
Saat ini Kyara dan Al sedang berada di salah satu butik yang telah disiapkan oleh Bram–khusus untuk mengurus pakaian pengantin mereka. “Selamat datang kalian pasti Kyara dan Al ‘kan yang diceritakan oleh Tuan Bram.” Seorang wanita cantik menyapa mereka dengan ramah. “Iya, benar.” Kyara menjawab tak kalah ramah. Sedangkan Alviano, senantiasa menggenggam tangan Kyara menegaskan bahwa mereka mempunyai hubungan yang spesial. “Silahkan masuk, saya antar untuk melihat baju yang akan kalian kenakan. Oh iya, panggil saya Tante Vio.” Pemilik butik itu memperkenalkan namanya sebagai Vio. Dia terlihat sangat ramah kepada Alviano dan Kyara. Vio mengantarkan mereka masuk secara pribadi dan memperlihatkan rancangan baju pengantin yang akan mereka kenakan pada hari pernikahan mereka. “Nah, ini yang akan kalian kenakan silahkan kalian coba dulu ya, karyawan Tante akan membantu kalian mengenakan ini.” Vio menerangkan seraya memper