Kamarnya tidak lagi sunyi seperti sebelumnya. Tidak akan ada hari di mana ia pergi untuk mendapatkan pelampiasan yang tidak memenuhi kepuasan. Orland sudah mendapatkan seseorang untuk membuat suara yang mengisi keheningan yang selama ini menemaninya. Bukan tunangannya, tetapi gadis yang ditawarkan untuk Orland.
Memang bukan hal mustahil untuk membawa para wanita satu malam ke penthouse nya. Tetapi itu akan menambah daftar masalah yang tidak ia inginkan. Bagaimanapun Orland tidak menyukai masalah dan membawa wanita gila harta bearti membuatnya rela menerima masalah. Tetapi ia mengecualikan satu, yaitu gadis muda berusia hampir delapan belasan ini.
Orland tidak keberatan dengan masalah yang berupa gadis cantik bermata hijau teduh yang sedang menjerit menikmati desakannya. Mungkin juga sebenarnya dia tau jika gadis itu yang menganggap dirinya masalah.
"Kau sangat nikmat Pammy, hangat dan menggiurkan, " ucap Orland. Dia tidak berhenti membisikkan kata-kata kotor untuk memberitahu Pammy betapa nikmat dirinya. Itu bahkan membuatnya lebih bersemangat lagi.
"Daddy pelan-pelan... " rintih Pammy. Dia kesulitan menjaga dirinya tetap fokus dari gelombang gairah Orland. Pria ini begitu piawai melambungkan hasratnya hingga tak terkendali. Pammy yang belum pernah merasa gairah sensual, harus menyerah dan tunduk pada kenikmatan sesungguhnya dari bercinta ini. Sudah tidak ada lagi jalan kembali dari semua ini. Pamela sudah memutuskan untuk tenggelam demi pengobatan ibunya.
"Aku ingin mencintaimu dengan keras Pammy. Ijinkan aku mencintaimu dengan keras. " Orland tidak berhenti mengerutu di sela kegiatannya.
"Yeah Daddy, cintai aku dengan keras. Lakukan Daddy... "
"Gadis pintar. Sekarang berbaliklah. "
Orland mengambil pinggul Pammy, menariknya lebih ke atas. Sementara kepala Pammy terus di bawah. Pada saat Orland kembali memasukinya, Pammy menjerit karena perasaan luar biasa. Vaginanya harus merenggang untuk mengakomodasi junior Orland yang menakjubkan. Pammy merasa sangat penuh dan nikmat. Dikuasai dan didominasi. Lama-lama ia berpikir jika tidak buruk bercinta dengan pria ini. Setidaknya dia tampan dan kaya. Bukan pria tua berperut buncit penuh lemak yang menjijikkan.
"Daddy... " Pammy tidak sabar menunggu Orland bergerak ke dalam tubuhnya. Dia bahkan sedikit menggoyangkan pinggulnya agar Orland bergerak.
Dogy style adalah favorit teman-temannya ketika membicarakan seks di sekolah. Sejujurnya agak penasaran dengan hal itu. Akhirnya dia mengalami perasaan menyenangkan yang teman-temannya bicarakan. Pammy sangat tidak sabar menantikan Orland bergerak sayangnya pria itu seperti mempermainkannya dengan enggan bergerak.
"Memohonlah Pammy. Katakan apa yang kau inginkan?"
"A-akh aku ingin dirimu Daddy, please... " rintih Pammy.
''Tentu saja babe, kau akan mendapatkannya. "
"Kyaa! "gerakan Orland kembali memabukkan Pammy dengan bergerak secara liar. Tidak ada cara untuk menolong Pamela agar tidak kecanduan pada pria ini. Dia tampan, kaya, berkuasa dan berusia tiga puluhan. Cukup ideal baginya yang memimpikan pria dewasa yang seksi. Yang paling penting dia sangat nikmat.
Mereka berdua harus menjalani percintaan hingga pagi. Mereka seolah kehausan dengan kenikmatan bercinta. Maka dari itu baik Orland maupun Pammy enggan berhenti hingga pagi. Beruntung pagi itu adalah hari minggu.
"Tidurlah babe girl, kau terlihat kelelahan. "
"He' em. "
Pamela menurut. Dia tidak mungkin memaksakan tubuhnya untuk menerima gelombang percintaan lagi. Dia pun tertidur dengan cepat dan pulas karena kelelahan dan lemas.
Orland tersenyum melihat gadis pilihannya. Sangat nikmat dan luar biasa hebat. Orland merasa tubuh Pamela sama seperti dirinya yang kehausan akan kenikmatan seperti kemarin. Orland tau jika tubuh mereka begitu cocok dan merasakan tarik menarik yang kuat.
"Hubungan ini pasti bisa bertahan dengan lama. "
Orland tau jika tidak bisa membiarkan euforia menguasainya. Ada tanggung jawab yang berupa kesepakatan dengan Monica yang harus ia penuhi. Lebih baik menyiapkannya sebelum Pamela terbangun.
Pamela mengambil telepon genggamnya. Dia mengirimkan pesan ke sekertarisnya untuk menyiapkan langkah-langkah agar Pamela memasuki dunia hiburan sesuai pesan Monica. Di antara sekretarisnya, Orland memilih Crist untuk membimbing Pamela.
"Datang ke penthouse ku besok. Aku akan memperkenalkanmu pada model yang ingin aku terbitkan."
Di sebuah apartemen yang berada di pusat kota Manhattan, Crist sama sekali tidak percaya pada pendengarnya. Bosnya mengirim pesan suara untuk memperkenalkan calon artis yang ia orbitkan. Ini sungguh langka. Crist jadi bersemangat untuk mendatangi Penthouse Orland besok. Pasti gadis yang diorbitkan Orland bukan gadis sembarangan.
.
.
.
Manex media, salah satu perusahaan indutri hiburan yang di naungi oleh Orland, bukanlah tempat yang mudah dimasuki oleh model maupun artis sembarangan. Mereka membuat film besar yang menghasilkan karya box office. Ada banyak persyaratan untuk masuk ke sana dan tidak seorang pun lolos hanya dengan menggunakan jalan belakang. Itu semua karena Orland pria yang kejam jika menghukum bawahannya yang main dibelakangnya.
Akan tetapi hari ini dia harus menghancurkan image itu. Ia membawa gadis yang tidak tau apapun ke perusahaannya untuk ia orbitkan. Jelas melanggar prinsip yang selama ini dia terapkan. Tetapi siapa yang berani bersuara? Orland adalah bosnya.
.
.
Orland yang saat ini memeluk Pamela yang tertidur agak tersentak dengan kenyataan itu. Dia baru sadar jika Pamela harus dipoles untuk kesempurnaannya sebagai model. Dia tidak bisa membiarkan Pamela hanya memiliki penampilan biasa. Dia harus tampil unik untuk mencuri perhatian.
"Benar, aku harus mencari guru modeling atau apapun yang ia butuhkan. Ah, mengapa aku bisa melewatkan hal kecil ini?"
Kegelisahan Orland membangunkan Pamela dari tidurnya. Setelah tidur beberapa jam gadis itu nampak bersinar cantik. Terutama pesona dewasa setelah melepas keperawanannya, dia semakin terlihat menggoda. Orland merasa puas sudah menjadi pria pertama gadis ini.
"Daddy belum tidur? "
"Daddy sudah tidur babe. Babe girl, katakan padaku. Apakah kau memiliki bakat tertentu atau ibumu pernah memuji bakatmu? "
'Monica tidak mungkin menyodorkan padaku agar ia tampil di industri hiburan tanpa persiapan kan? ' batin Orland.
Pamela terdiam. Dia ingat jika dirinya sangat menyukai menyanyi. Ibunya sering memujinya karena suaranya yang tinggi, merdu dan bertenaga. Dia juga menjalani kursus vokal beberapa tahun terakhir sampai akhirnya berhenti karena kesulitan ekonomi.
"Sebenarnya Pammy mengikuti kelas olah vokal. Tetapi tiga bulan ini aku berhenti. "
"Itu bagus. "
Sebuah harapan muncul di mata Orland. Sepertinya mengorbitkan Pammy tidak sesulit yang ia kira. Dia akan putus asa jika Pamela tidak memiliki bakat apapun.
"Bisakah kau tunjukkan suaramu pada Daddy? "
"Tentu. "
Than I will always love you...
"Stop. "
Orland menghentikan nyanyian Pammy. Lagu Witney Huston yang Pammy nyanyikan begitu luar biasa. Vokalnya benar-benar spektakuler. Dia bisa menjadi bintang.
"Apa yang salah Daddy? "
"Tidak ada. Bersiaplah menjadi bintang Babe. "
Pamela semakin bingung dengan tingkah Orland. Dia tidak bisa menebak mengapa Orland tiba-tiba menginginkan ia bernyanyi dan tiba-tiba mengatakan hal aneh juga.
Tbc
Beberapa bulan berlalu dari pernikahan Pamela maupun Vanesa. Segalanya nampak normal bersama kehidupan mereka masing-masing. Hingga suatu hari, tanpa sengaja Vanesa bertemu dengan Pamela di depan Swalayan. Mereka berdua sama-sama menjinjing tas belanjaan, rupanya mereka berdua habis berbelanja di satu tempat.Pamela saat itu memakai hodi dan masker, tapi Vanesa yang pernah ia cap sebagai musuh besarnya, mampu mengenali Pamela dengan sangat baik."Pamela.""Vanesa."Mereka berdua terdiam dan menunduk malu. Ini karena mereka pernah menjadi saingan dan melakukan perang dingin untuk memperebutkan Orland. Sungguh semua itu masa lalu yang konyol dan memalukan jika diingat. Kini mereka berdua sadar jika sudah saling menyakiti satu dan lainnya."Selamat atas pernikahanmu, Vanesa," ucap Pamela tulus. Dia sangat senang mengetahui jika pria yang dinikahi Vanesa adalah ayah biologis dari bayi Vanesa.Vanesa tersenyum lembut. Aura keibuannya m
Semua orang terguncang dengan dengan pernikahan spektakuler Pamela dan Orland. Banyak para gadis merasa terharu dengan kisah mereka. Kisah cinta mereka bahkan menjadi tren karena benar- benar mengisahkan kisah Cinderella jaman modern yang nyata. Sesuatu yang diidam- idamkan para gadis di jaman ini.Rasa iri juga menerpa Vanesa yang kini sudah menjadi ibu dan memilih mandiri. Dia adalah gadis yang terlupakan oleh media sejak batalnya pernikahannya dengan Orland. Vanesa menyadari jika tidak bisa memaksakan cinta pada pria yang tidak mencintainya. Semua hanya kesepakatan semata dan Vanesa terlalu tenggelam dalam harapan semu.'Aku harap bisa sepertimu, Pammy? Aku juga ingin memiliki cinta yang indah sepertimu.'Vanesa hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju swalayan. Dia ingin membeli barang untuk kebutuhan bayinya.Dhug."Oh, maaf," ucap Vanesa."Tidak, aku yang bersalah..." jawab o
Kejutan menyenangkan muncul di pagi hari. Ibuku yang selama ini enggan muncul tiba- tiba datang dengan senyum satu dolarnya. Jelas aku tidak bisa mendeskripsikan betapa bahagia melihatnya masih hidup, sehat dan bahagia."Ibu, akhirnya kau datang..." Aku memeluknya erat. "Terima kasih sudah mau datang."Ibu menepuk- nepuk bagiku dengan lembut. Kehangatan kasih sayangnya langsung merembes melalui sela- sela baju kami."Ibu datang setelah kau memberi tahu jika akan menikah... melihatku dalam gaun pernikahan yang tidak pernah ibu pakai adalah impian seumur hidup ibu.""Aku juga merasa masih bermimpi mengingat bagaimana kita dulu. Masuklah bu... "Dia nampak lebih kurus dari yang terakhir aku ingat. Langkahnya juga tidak terlalu kuat seperti dulu. Satu hal yang bagus yaitu dia lebih bahagia dari yang dulu."Aku senang kau memutuskan keluar dari persembunyianmu, Monica " Orland keluar dari kamar kami dengan setelan resminya. Ak
Dengan begini usai sudah kisah cinta antara Vivian dan Max. Vivian ternyata sudah menutup hatinya rapat- rapat terhadap pria itu. Kehilangan bayinya merupakan stimulan yang berfungsi seperti racun yang membunuh cinta Vivian terhadap Max. Aku pamit dan membawa rasa iba pada kedua orang itu. Vivian jelas tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia korban yang terluka dan mati rasa.Sedangkan Max, tidak mungkin ada yang tega menghakiminya sekarang. Pria itu tiap hari berjuang mendapatkan kembali hati Vivian. Mengerahkan apa yang ia punya untuk membuat Vivian kembali."Max, kau di sini?" Sapaku ketika hendak masuk ke apartemen Orland. Sopir sudah membawa pergi mobil dan aku tidak memiliki pilihan selain mengajak dia minum di cafe terdekat."Kita ke sana, kopi di sana enak. Aku yakin kau juga akan menyukai cemilannya. Melihat bagaimana kurusnya dirimu, aku yakin kau membutuhkan asupan makanan. ""Ya, aku memang ingin bicara denganmu."S
Vivian jelas bukan orang yang berbahagia saat ini. Dia kehilangan cinta, bayi dan harapan dalam satu hari. Semua karena seorang pria yang menjadi sandaran hatinya. Hidupnya tidak lagi sama sejak saat itu, senyumnya menghilang karena rasa terkhianati yang begitu dalam.Pria yang menyebabkan dia mengalami hal mengerikan itu sekarang justru duduk di sampingnya dengan tatapan penuh tekad. Menjebaknya tanpa pilihan untuk bisa menghindar. Vivian tau butuh usaha keras agar Max pergi dan menyerah dalam hidupnya. Jadi ia memilih menghadapinya secara langsung untuk mengatakan dengan tegas tentang hubungan mereka yang berakhir. Sudah cukup dia lari dari Max karena ingin menghukumnya."Jika kau membahas masalah hubungan atau permintaan maaf maka aku akan pergi. "Sebuah undangan yang berisi tawaran untuk mendesain kostum berhasil membawa Vivian ke restoran paling berkesan selama dia dan Max berhubungan. Vivian merasa bodoh karena tertipu pa
Aku tertegun saat kakiku menapak di puncak pengunungan Alpen yang berselimut salju putih. Kemegahan alam yang menampilkan kemewahan putih alam sungguh mencengangkan . Sesuatu yang mengingatkanku pada pria yang dingin, indah dan perkasa. Nampak santun tapi berbahaya. Dia menarik hasrat siapapun untuk menaklukkannya. Sayangnya akulah sang penakluk pria dingin dan megah itu. Pria Alfa yang digilai para gadis justru menyerahkan dirinya padaku tanpa ia sadari. Itu membuatku menjadi pemenang dari semua hadiah yang bisa aku dapatkan di dunia ini.Di gunung eksotis yang menjadi kebanggaan warga Wina, aku mulai melanjutkan pekerjaan yang tertunda karena masalah George dan ayahku. Kamera, lampu dan segala macam peralatan untuk mendapatkan gambar sudah berada di posisi masing- masing."Tunjukkan perasaanmu yang sedang jatuh cinta, babe! " teriak Cordis. Dia justru bergerak- gerak lebih atraktif dari sang model. Itulah salah satu caranya untuk mendapatkan gamba