Share

BAB 4

“JULIA” seorang wanita muda dengan rambut panjang yang dikepang dan memegang sebuah keranjang berisi sayuran berbalik untuk melihat May yang tengah berlari kearahnya.

Julia tersenyum kearahnya dan menunggu May. Julia adalah penduduk lokal yang lahir dan dibesarkan di desa itu, orang tuanya membuka sebuah restoran kecil yang sangat populer dikalangan para tentara karena memberikan porsi yang cukup besar dengan harga yang cukup murah atau hanya sekedar untuk nongkrong dan mengobrol saat hari libur. Selain itu Julia sangat cantik dengan matanya yang berwarna hijau cerah dan senyumannya yang ramah membuat para tentara yang masih muda sangat suka datang ke restoran keluarganya hanya untuk satu atau dua patah kata pada Julia.

“oh May, kau mau kemana?” tanya Julia.

“aku lapar, Sally memanfaatkanku dengan sangat baik” jawab May sambil terengah-engah, “apa menu restoran hari ini Julia?” tanya May akhirnya dengan membalas senyuman Julia.

“hm.. kami baru saja mendapatkan daging kelinci. Jika kau mau” jawab Julia kemudian mereka berdua mulai berjalan bersama kearah pasar tempat dimana restorannya berada.

“oh aku ingin rasa yang pedas” jawab May bersemangat.

Saat mereka sampai direstoran sudah ada beberapa orang yang duduk disana mengobrol dan menikmati makanan mereka.

“oh lihat ada si kerdil!” teriak seseorang dari bangku panjang yang ada diujung restoran, disana duduk beberapa tentara muda dari regu Lefron yang May kenal.

May hanya melirik kemudian memalingkan wajahnya dan kembali berjalan ke arah dapur untuk menyapa ayah dan ibunya Julie.

“HEY KERDIL!!!” kali ini May berbalik dengan wajah tidak sabaran kemudian dia menghampiri meja itu. disana duduk lima orang. Ben orang yang berteriak pada May, dia adalah pria besar yang biasanya menyelesaikan semua masalahnya dengan otot. Ada Ryan, dia memiliki perawakan lebih kecil dari Ben tapi tetap tergolong sebagai pria besar yang memiliki sifat sangat pemalu.

Kemudian Ian pria berkacamata seperti seorang kutu buku namun dia adalah pria yang sedikit mesum, kau bisa menemukannya sedang menggoda seseorang  hampir setiap saat keluar dari markas.

Karl adalah tipe kakak laki laki yang baik yang tinggal disebelah rumahmu, May tentu saja menemukan pribahasa ini dari buku novel yang ia pinjam dari Billy.

Dan tentu saja Lefron si cowok pendiam yang meiliki banyak penggemar duduk disana tidak memperdulikan apapun selain makanan yang ada dihadapannya.

“sudah kukatan jangan memanggilku kerdil” geram May.

“yeah, tapi kau hanya setingi pusarku” jawab Ben dengan menyeringai.

“berhentilah mengganggu nya Ben” kata Karl

“hi May” sapa Ryan

“oh kau berteman baik dengan Julie?” kata Ian melihat May dengan tatapan membara, May memilih untuk mengabaikannya.

“kenapa kalian ada disini?” tanya May.

“kita hanya sedang makan siang, kau mau bergabung?” Karl kemudian dia bergeser untuk menyediakan ruang diantara dia dan Lefron.

May kemudian meletakan pantatnya dikursi itu tanpa rasa malu.

“kau mentlaktirku?” tanya May menatap Karl dengan senang.

“hahaha hari ini kapten kami yang membayar, benarkan kapten?”

Lalu May berbalik menatap Lefron.

Lefron yang mendengar dirinya disebut-sebut kemudian menatap May sebentar lalu mengangkat tangan kepada pelayan yang bekerja.

“oh.. kau sangat manis, aku paling menyukaimu kapten Lefron” kata May.

Sehabis itu May mendapatkan makanan yang dia inginkan dan juga segelas susu yang dipesankan oleh Lefron. Ben tertawa terbahak-bahak mengucapkan bahwa itu untuk membuat May tumbuh lebih tinggi.

Setelah selesai makan, May mengikuti mereka kembali ke markas untuk melihat hewan sihir yang baru saja tiba pagi ini bersama dengan pasukan patroli.

“bagaimana caranya mengadopsi hewan sihir?” tanya May pada Lefron. Mereka berdua berjalan dibarisan paling belakang.

“kau hanya datang ke bagian penampungan untuk melihat hewan yang cocok, lalu mengisi formulir dan jika mereka merasa kau adalah orang yang tepat, mereka akan membiarkanmu membawanya setelah menukarkan beberapa poinmu” jawab Lefron.

“berapa banyak poin yang harus aku siapkan?, apa kau juga mempunyai peliharaan?”

“aku tidak tau, kau bisa bertanya pada Ian, tidak itu merepotkan”Jawab Lefron acuh tak acuh.

“Ian diperbolehkan untuk mengadopsi?” tanya May sambil berbisik melirik kearah Ian yang perhatiannya teralihkan pada seorang wanita yang tengah memilih kentang di depan sebuah toko sayuran.

“bukankah ia sedikit terlihat tidak bisa diandalkan?” bisik May.

“hey dasar kau bocah, aku bisa mendengarmu!” Ian akhirnya berhenti dan menatap kearah May.

“asal kau tau ya, aku adalah orang yang paling bisa diandalkan bahkan akulah orang yang mengurus orang-orang ini” kata Ian sambil membusungkan dadanya.

“apa maksudmu kau mengurus kami?”

“hey aku kan yang mengatur semua perjalanan kita, dan apa kau tidak ingat siapa yang membantumu saat kau terserang Flu saira”

“baiklah-baiklah kau adalah ibu kami”

“kau dengarkan anak kecil?, jika seseorang butuh bantuan orang pertama yang mereka cari adalah AKU” menunjuk dirinya sendiri tidak peduli bahwa orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh.

“oke-oke, May sudah mengerti, benarkan May?” kata Ryan merangkul Ian dan mencoba untuk membuatnya berjalan kembali.

“ya.. ya aku mengerti kau adalah orang yng paling bisa diandalkan, kau keren” jawab May sambil mengacungkan jempolnya.

Setelah itu perjalanan berlangsung dengan aman. Lefron pergi untuk mengerjakan laporan hasil patroli dan beberapa laporan yang belum ia kerjakan bersama dengan Karl. Ben dan Ryan pergi untuk melatih otot mereka yang sudah besar. Sebenarnya Ben yang ingin pergi, dan ia menarik Ryan bersamanya.

Jadi May ditinggalkan untuk menjadi buntut Ian, ia mengikutinya kebeberapa tempat berkata bahwa ia memerlukaan sesuatu yang sangat penting sebelum ia membantu May untuk melihat hewan hewan sihirnya.

May menyangka bahwa Ian hanya mengerjainya saja karna masih kesal akan apa yang dikatakan oleh May sebelumnya karna hal yang Ian katakan sangat penting tidak lain adalah mengganti tali sepatunya atau berlari kearah kantin hanya karna ia ingin meminum jus atau mendatangi beberapa wanita muda dimarkas untuk hanya sedikit menyapa mereka.

“hm.. hewan jenis apa yang ada dipikiranmu?” tanya Ian setelah beberapa mengabaikan May.

“kau bertanya padaku?” May menunjuk dirinya dengan wajah tidak percaya.

“tentu saja, kau pikir ada orang lain selain kau”

“aku inggin yang berbulu, dan lucu, dan mudah untuk di rawat dan tentu saja yang memilki ukuran relatif kecil karna aku tidak punya banyak tempat di kamarku, kau tau kan?” kata May

“ck kau banyak maunya. Tapi untuk mendapatkan adopsi aku sarankan kau meminta Sally membuatkanmu surat rekomendasi”

“surat rekomendasi?”

“tapi Sally belum akan kembali dalam waktu dekat ini” kata May lebih kepada dirinya sendiri.

Ian yang mendengarnya melirik May “surat dari kapten juga berfungsi sama, atau mungkin bahkan lebih kuat dibandingkan yang dikeluarkan Sally”

“Lefron?” May menatap Ian.

“iya, lagipula kau terlihat dekat dengannya” kata Ian, “normalnya aku tidak akan mempertimbangkan kapten, karna dia biasanya tidak mau ikut campur dengan hal-hal kecil, kurasa yang ada diotaknya hanya melawan monster dan bagaimana caranya untuk naik level”

“baiklah aku akan mencobanya, kau tau sebenarnya Lefron adalah orang yang baik, dia sering menolongku dengan hari pengumpulan, selain itu ia tak pernah meminta bayaran” jawab May membuat Ian meliriknya sambil mengangkat sebelah alisnya.

“ayo aku tunjukan tempatnya” kata Ian kemudian May dibawa ketempat yang memiliki padang luas, beberapa Hewan besar terlihat sedang merumput. Hewan-hewan itu belum pernah dilihat sebelumnya oleh May baik dikehidupan nyata maupun dalam beberapa ensiklopedia yang May telah baca.

“kau hanya perlu menunjukan kartu identitasmu, lalu seseorang akan membantumu” kata Ian, ia berjalan kedepan resepsionis yang dijaga oleh seorang wanita usianya munkin berada diakhir 20 tahunan. Dia memiliki rambut merah dan mata besar berwarna coklat terang, wanita itu tidak sedang tersenyum ketika May melihatnya, tetapi May dapat merasakan aura yang membuatnya nyaman.

“hallo Ren” Ian tersenyum pada wanita itu

“hallo Ian” Ren membalas senyuman Ian, memiringkan kepalanya untuk melihat kearah May yang berdiri di belakang Ian.

“anak baru?” kataya.

“ini May, dia adalah asisten kecilnya Sally” Ian membawa May kedepannya untuk memperkenalkannya.

“Hallo”

“Hallo May, aku Rennesa tapi kau bisa bisa memanggilku Ren” Ren menyodorkan tangannya pada May yang disambut baik oleh May.

“senang bertemu denganmu Ren” kata May.

“kalian ingin melihat-lihat?” tanya Ren pada Ian.

“iya, May ingin melihat apakah dia bisa mengadopsi salah satu hewan sihir yang tinggal disini” Ian entah kenapa tidak semeseum biasanya ketika ia mengobrol dengan Ren.

“oh begitu, kau bisa masuk setelah memberikan kartu identitasmu” setelah itu May dan Ian memberikan kartu mereka, Ren menempelkannya pada mesin pengenal kemudian mengisi beberapa data sebelum menyerahkan kembali kartu identitas kepada Ian dan May.

“apa kalian butuh bantuan?” tanya May pada Ian.

“tidak, kita hanya akan melihat-lihat hari ini”

“baiklah, jika kau butuh sesuatu kau tau dimana harus menemukanku atau Wil” jawab May mempersilahkan keduanya untuk masuk melalui senuah pintu kecil dibelakang Ren.

Pintu itu adalah pintu besi yang diatasnya terdapat tulisan “Hanya yang Berkepentingan”

Setelah memasuki pintu itu May tiba disebuah lorong sebelum akhirnya sampai disisi sebuah lapangan rumput yang ia lihat dari luar.

Dari luar May hanya bisa melihat beberapa hewan besar, dari dalam May melihat beberapa hewan kecil yang berkerumun beberapa ada yang berasal dari jenis mamalia tapi tidak sedikit juga yang berasal dari jenis avian.

“wow banyak sekali” May berlari menuju pagar besi yang memisahkan lapangan dan lorong bangunan untuk manusia bekerja.

“ayo,aku bawa kau melihat hewan yang baru saja tiba pagi ini”

“bukankah hewan yang baru tiba perlu observasi terlebih dahulu?” tanya May mengikuti langkah Ian kesebuah ruangan yang berada diujung.

“observasi berlaku bagi hewan yang baru diketahui, selebihnya jika seseorang membawa hewan sihir umum yang tidak berbahaya umumnya mereka hanya akan diobservasi selama satu atau dua hari setelah imunisasi dilakukan, dan setelah itu kau bebas untuk membawanya”

“kemarin aku bertemu dengan Tarian, induknya mati karna diserang hewan lain, aku tadinya berniat untuk mengadopsinya”

“Tarian? Hewan sihir yang seperti harimau berekor tiga?” May membelalakan matanya. May mengingat ciri-ciri hewan Tarian yang pernah ia baca, Tarian adalah hewan besar yang dapat tumbuh lebih dari dua meter dia termasuk hewan buas yang biasanya digunakan beberapa orang dari militer sebagai partner berburu karna memiliki kempapuan bertarung yang sangat tinggi. Selain itu hewan ini termasuk hewan yang memiliki intelegensia yang cukup tinggi dia tidak akan mau melakukan bonding dengan sembarang orang. May melirik kearah Ian.

“iya, kau pintar juga” Ian kemudian membuka pintu besi besar didepannya dengan kedua tangannya. Di dalam May melihat seorang laki-laki dengan seragam putih seperti yang dikenakan Sally sedang mencatat sesuatu di bukunya. Mendengar pintu terbuka ia mendongkakan kepalanya dan kemudian setelah melihat Ian yang masuk ia kembali dengan kesibukannya tanpa memperdulikan mereka berdua.

May melihat bahwa Ian juga tidak memperdulikan orang itu ia berjalan menuju ruangan besar yang lebih terlihat seperti sebuah penjara, dikiri dan dikanan  berjejer banyak kandang besi dengan ukuran yang berbeda-beda yang paling dekat dengan pintu masuk adalah kandang yang ukurannya besar beberapa terisi dengan hewan- hewan besar beberapa lagi adalah kandang-kandang kosong. Disetiap pintu kandang terdapat sebuah monitor dengan lampu hijau jika memiliki penghuni.

Semakin kebelakang kandang-kandang semakin banyak karena ukurannya semakin kecil, Ian berhenti disebuah kandang yang berada diujung. Didalamnya May melihat seekor tarian kecil yang sedang meringkuk, tubuhnya bahkan lebih kecil dari kucing dewasa yang sering May lihat berkeliaran disekitaran pasar.

“apakah dia sakit?” tanya May melihat Tarian itu tidak bergerak sama sekali ketika mereka berdua datang mendekat.

“tidak, dia adalah bayi Tarian yang baru lahir. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk tidur, apalagi yang satu ini kehilangan susu ibunya” Ian membungkukan tubuhnya untuk melihat kearah monitor yang berisi beberapa data vital pada anak Tarian tersebut.

“warnanya benar-benar pink” May menempelkan wajahnya pada kandang tersebut. Tarian dewasa biasanya berwarna merah terang dengan corak hitam disepanjang tubuhnya. Tak lama kemudian May melihat kuping dan ekor bayi tarian tersebut berkedut dan perlahan sebuah kristal berwarna kuning keemasan menatap May.

“lucunya..” seru May melambaikan tangannya “hi” sapanya.

Tarian itu terus menatap May tanpa berkedip, setelah beberapa saat Ian juga mengalihkan pandangannya pada makhluk malang ini.

Setelah menatap May, bayi Tarian mengalihkan pandangannya pada Ian kemudian dia mengalihkan wajahnya acuh lalu kembali tidur.

“apakah dia membencimu?” tanya May menahan geli.

“dasar kau tidak tahu diri, aku adalah orang yang menyelamatkanmu!” kata Ian menunjuk bayi tarian tersebut.

May memutar bola matanya mendengar perkataan bodoh Ian.

“apa yang bayi tarian makan?” tanya May,

“kau pikir apa yang bisa dimakan seorang bayi selain susu?” Ian masih dengan kejengkelannya.

“maksudku apa yang kau beri makan padanya?”

“mereka sepertinya memberikan susu sapi” Jawab Ian menggosok dagunya.

“dia bisa menerima susu sapi?” May kembali memperhatikan bayi Tarian yang tertidur tersebut.

“apakah nanti ia akan menjadi lebih jinak?”

“bagaimana mungkin”

“yah karena perubahan DNA oleh susu sapi?” tanya May.

“oh... aku tidak tau itu, kau mungkin harus menanyakannya pada Sally”

“tapi Sally lebih fokus pada tanaman herbal”

“Ya kau benar juga, kau bisa menanyakannya pada pria itu, dia pasti akan senang membahas soal ini denganmu”

Ian menunjuk pria yang berada di depan yang masih menundukan kepalanya dan berkutat dengan catatannya.

Melihat wajah May yang menunjukan keraguan Ian kembali melanjutkan.

“oh jangan lihat dia seperti hanya jika ia sedang larut dalam penelitiannya. Biasanya dia adalah pria yang ramah” diam beberasa saat, May tidak tahu harus menjawab apa dengan itu.

“dia Otto, agak sedikit maniak dengan hewan sihir tapi kau bisa percaya padanya. Jika kau punya waktu dan melihatnya sedang tidak sibuk, berbicaralah padanya May” kata Ian lagi. Kemudian mereka melanjutkan tur mereka.

May melihat ada banyak hewan kecil yang lucu ingin ia adopsi, beberapa diantaranya pernah ia baca dibuku, beberapa lagi baru pertama kali melihatnya, jadi May mengeluarkan buku catatannya mencatat semua nama dan jenis hewan yang ada untuk kemudian melakukan penelitiannya sendiri agar ia bisa menentukan hewan apa yang cocok dengannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status