Dua bulan setelah percakapan itu, May tidak pernah lagi berbicara dengan lelaki itu lagi. Setelah beberapa percakapan dengan beberapa orang, baru ia ketahui namanya adalah Lefron. Beberapa kali ia melihatnya dari jauh sibuk melakukan pekerjaannya.
Teringat akan percakapannya kala itu May berpikir membantu apanya dia bahkan tidak pernah tersenyum ketika berpapasan, tapi pikiran itu tidak lama berada dalam benaknya karna kali ini dia disibukan oleh pelajaran dasar yang diberikan oleh Sally.
May merasakan kepalanya pusing karna harus menghapal banyak sekali nama tumbuhan beserta khasiatnya yang bahkan ia belum pernah melihatnya, belum lagi pengetahuan dasar yang didapatkan dari akumulasi bertahun-tahun yang dimiliki oleh anak seusianya harus ia kuasai dalam dua bulan ini.
“May kau sudah selesai membaca standar tanaman herbal 1 kan?” Sally datang menghampiri May yang sedang duduk menghadapi beberapa buku tebal di perpustakaan dengan pena bulu dan bukunya yang penuh dengan catatan ceker ayamnya.
May mendongkak menatap Sally dengan curiga .
“ya” jawabnya dengan suara kecil.
“sempurna, tolong aku untuk mendapatkan beberapa tanaman ini” Sally memberikan secarik kertas usang yang entah ia dapatkan dari mana.
May melihat isi kertas itu. jamur beruang, sangi, dan synocactus semua ini tanaman liar yang hanya tumbuh di hutan terlarang.
“aku sudah bicara pada Lefron, seseorang dari timnya akan menemanimu kesana jadi kau tidak perlu khawatir” Sally melihat jam ditangannya.
“oh dia akan menunggumu 20 menit lagi di kedai Cai” lanjut Sally.
“aku belum pernah melihat tanaman ini secara nyata” May melihat kearah Sally dengan ragu.
“oh kau akan baik-baik saja, aku percaya padamu. Aku harus pergi ke kota Minosh kau bisa memberikan barang yang didapat nanti ke Billy dia akan tau apa yang harus dilakukan” jawab Sally dengan senyuman canggungnya kemudian dia buru-buru keluar meninggalkan May.
Lima belas menit kemudian May belari melewati lorong menuju kearah luar dimana beberapa stan makanan ringan berada setelah berhasil menyalin informasi mengenai tanaman yang diinginkan oleh Sally.
“kau terlambat” begitu May sampai didepan kedai Cai yang menjual berbagai macam kudapan manis. Ia bahkan belum selesai menarik nafas matanya melirik sosok dingin itu.
“kau orang yang dikatakan Sally?” kata May menghiraukan tatapan menyebalkan Lefron.
“ada masalah dengan itu?”
“ah... tidak. Hanya saja aku tidak tahu seorang kapten sepertimu memiliki banyak waktu luang untuk dihabiskan”
“aku memiliki urusan di hutan terlarang, ayo cepat sebelum hari mulai sore” Lefron membalikan badannya dan mulai berjalan menjauhi May yang masih melihatnya dengan tatapan tidak percaya.
Dari tempat itu May harus berjalan kurang lebih selama dua puluh menit untuk sampai di pintu masuk hutan yang biasanya dijaga beberapa tentara.
Lefron menunggu May yang tertinggal cukup jauh karena disapa oleh beberapa orang dari desa yang berpapasan dengannya.
“jadi, apa kita berpisah disini?” tanya May yang akhirnya sampai di persimpangan hutan.
“urusanku ada di bagian barat, aku akan menunggumu dua jam lagi disini” katanya lalu tanpa menunggu jawaban dia langsung berpaling dan melangkahkan kakinya pergi menjauh.
May tidak berlama-lama berdiri disitu dia kemudian menuju ke selatan dimana hutan itu memiliki humiditas paling tinggi, tempat yang cocok untuk tumbuhnya jamur.
Diperjalanan May tidak sengaja menemukan beberapa synocactus yang bergerombol di dekat pohon elm yang besar, tumbuhan ini memiliki duri duri tajam pada daunnya. Biasanya orang-orang akan menggunakan lendir yang berada dalam daunnya yang menggembung sebagai campuran ramuan untuk obat luka bakar, beberapa orang jua menggunakannya sebagai bahan dalam kosmetik.
“aku lupa menanyakan jumlahnya” gumam May. Untungnya dia membawa sebuah keranjang sihir yang mampu menjaga benda apapun yang disimpan didalamnnya agar tetap terjaga kesegarannya. Keranjang sihir itu sebenarnya hanya berbentuk sebuah bola kelereng kecil yang biasanya dijadikan sebuah kalung.
Dengan sarung tangan dan beberapa peralatan bertani lainnya May mengangkut semua synocactus yang ia lihat bersama dengan akarnya, dia hanya menyisakan beberapa yang belum tumbuh dewasa.
Setelah berjalan beberapa lama May menemukan banyak tanaman herbal lainnya yang tidak ada dalam list yang diberikan oleh Sally. Semakin menuju ke selatan hutan menjadi semakin gelap karena tumbuhan yang berada disitu tumbuh lebih subur.
Jamur beruang dinamai demikian karena bentuknya yang besar dan kembung berwarna coklat diujung payungnya tumbuh beberapa bulu halus, jamur ini sangat diminati para ahli farmasi karena mengandung banyak khasiat, sayangnya jamur ini tidak banyak tumbuh dan sulit untuk dibudidayakan menjadikannya barang yang langka dengan harga yang cukup tinggi.
May juga meragukan apakah dia bisa menemukannya hari ini, tapi entah ini adalah keberuntungan pemula atau memang ini hanya hari beruntung bagi May, ia menemukan jamur itu bersembunyi dibawah batu besar ketika ia sedang duduk untuk istirahat.
Bukan hanya satu tapi May menemukan dua buah jamur, dengan wajah berseri-seri ia kemudian menunduk dan memperhatikan jamur itu tingginya sekitar 15 cm memang cukup besar dibandingkan dengan jamur biasanya yang dimakan selain itu seluruh tubuhnya berwarna coklat dan seperti informasi yang ia dapatkan dari buku jamur itu berdiameter 15 cm membuatnya cukup gendut.
Stelah memperhatikan May kemudian mencungkil tanah disekitar jamur itu hidup kemudian dengan hati-hati dia mengambil akarnya keluar dan setelah membersihkan sisa-sisa tanah yang menempel May memasukan kedua jamur itu kedalam keranjang sihirnya.
Karna senang atas keberuntungannya My kemudian berjalan kembali kearah dia datang karena tumbuhan sangi tumbuh ditempat yang relatif lebih kering dan terkena banyak sinar matahari.
Sangi adalah tanaman yang dari luar tampak seperti rumput biasa, tapi daunnya memiliki efek untuk mengentalkan darah sehingga sangat diminati oleh orang-orang militer untuk luka luar yang sering mereka alami.
Berjalan hampir dua puluh menit May akhirnya sampai ditempat ia berpisah dengan Lefron. Ia hendak melanjutkan perjalanannya menuju utara tetapi seseorang lebih dulu menghampirinya.
“kau sudah selesai?” tanya Lefron, dia berjalan dengan santai satu tangannya membawa beberapa tangkai tanaman sangi.
“aku masih belum menemukan sangi” jawab May, matanya tertuju pada beberapa batang sangi yang ada di tangan Lefron.
“kau boleh mengambilnya jika kau mau, aku tidak sengaja menemukannya” ucap Lefron sambil memberikan beberapa ikat sangi yang masih segar dan dengan kondisi yang baik. Biasanya para tentara tidak akan perduli untuk mengambil seluruh bagian tanaman dengan baik ,mereka hanya akan mengambil beberapa daun untuk digunakan secara pribadi.
“kau ternyata sangat imut ya"
"terimakasih” May tersenyum penuh arti pada Lefron yang melihat May dengan tatapan bingung karena baru pertama kalinya dia mendengar kata imut dicantumkan pada dirinya. Lefron sering mendapatkan pujian tetetapi biasanya kata-kata seperti serius, bertalenta, genius dan tampan tapi tidak pernah ia mendengar imut.
“ayo kembali, aku lapar” kata May setelah ia memasukan tanaman itu kedalam keranjangnya. Setelah itu mereka berdua berjalan kembali.
***
“wow” kata Billy ketika May mengeluarkan hasil pencariannya dari dalam keranjang sihir. “kau menemukan semuanya dalam satu hari?”
“yah, keberuntungan pemula kurasa” jawab May sambil menggaruk kepala dan tersenyum pada Billy yang masih menatapnya dengan tatapan kagum.
“tetap saja kau luar biasa” kata Billy kemudian ia mulai sibuk mencari tempat untuk menaruh tanaman itu.
“oh benar. Ini untukmu” Billy menyodorkan sebuah kartu berwarna silver dengan namanya diatasnya. May tidak asing dengan kartu itu, ia melihat beberapa kali orang-orang membeli sesuatu di markas menggunakan kartu ini.
“apa ini?” kata May.
“ini adalah kartu identitas dan juga berfungsi sebagai bank poin, jika kau melakukan sesuatu untuk markas kau bisa mendapatkan poin yang bisa ditukarkan dengan beberapa hal yang tidak bisa kau dapatkan diluar” Billy menjelaskan sambil menghitung jumlah poin yang May dapatkan.
“kau mendapatkan 2.5 poin dari sangi, 40 poin dari jamur beruang dan 10 poin dari synocactus, totalnya menjadi 52.5 poin” Billy mengeluarkan sebuah alat dengan monitor kemudian dia mengambil kartu silver May dan menempelkannya pada mesin itu.
“terimakasih, ehm.. Billy boleh aku bertanya sesuatu?” kata May mengambil kartunya dari tangan Billy.
“tentu saja”
“apa yang biasanya kau beli dengan poinmu?” tanya May, dia agak sedikit bingung karena May merasa kebutuhan primernya seperti makanan dan tempat tinggal disediakan oleh markas, untuk hal lain yang ia butuhkan ia bisa membelinya diluar dengan uang saku yang diberikan oleh Sally kepadanya.
Sally bilang itu adalah gajinya sebagai seorang asisten meskipun awalnya May merasa tidak enak karena yang dia lakukan hanya membaca buku, makan, tidur dan mencoba mengingat kejadian yang ia lupakan sebelum datang ketempat ini.
“aku biasanya akan menukarkan beberapa barang sihir dari markas karena barang sihir ilegal untuk diperjual belikan secara bebas, beberapa orang juga menghabiskan poinnya untuk menukarkan dengan benda yang ditemukan dari hutan”
Kemudian Billy mengambil sebuah photo, didalamnya terdapat Billy dengan seekor binatang yang mirip denan anjing tetapi sangat besar dan memiliki dua ekor. “aku mendapatkannya dari para ksatria putih, namanya Loli dia sangat imut bukan”
“oh kau boleh memelihara mereka?”
“ya, Loli sudah dinyatakan tidak berbahaya dan sudah menjalani karantina, markas biasanya akan melepaskan mereka atau memberikannya pada orang yang dianggap mampu untuk memelihara mereka” kata Billy.
“hmm.. begitu, terimakasih Billy kalau begitu aku kembali dulu” kata May kemudian pergi meninggalkan ruangan Billy.
Tidak ada yang mengobati luka - luka May setelah hari itu, beberapa kali sang raja menemuinya untuk menambah luka yang masih belum sembu. Hal itu terus berlangsung hingga waktu yang cukup lama. Suatu hari, ada orang yang kembali mengunjunginya. awalnya May mengira itu hanyalah kunjungan biasa yang dilakukan oleh sang raja, tetapi setelah mendengarkan dengan seksama, langkah kaki itu terdengar lebih cepat dan lebih banyak jumlahnya. "May!" Seakan bermimpi May mendengar suara Lefron yang sudah lama sekali tidak ia dengar, ia bahkan tidak tahu apakah Lefron bisa sembuh dari keracunannya yang membuat May berpikir dia sudah menjadi terlalu gila dan mulai mendapatkan delusi - delusi dalam kepalanya. May masih belum sadar sampai akhirnya Lefron memotong jeruji besi yang mengelilingi May dan akhirnya memegang pundaknya. "maafkan aku" kata Lefron, suaranya yang biasa selalu memiliki ketenangan, tapi kali ini May mendengar suaranya bergetar.
Sepuluh hari May habisskan waktu di dalam penjara bawah tanah yang suram tersebut, tapi bagi May, itu merupakan sepuluh hari paling lama yang oernah ia rasakan. Rasanya jika ia dibiarkan beberapa hari lagi saja, May merasa dirinya bisa menjadi gila, setiap saat sekujur tubuhnya selalu merasa dingin dan menggigil. Tanpa cahaya matahari ataupun lampu - lampu yang hanya akan menyala jika seseorang sedang mengantarkan makanan kepadanya, hidup May menjadi sangat gelap, kali ini May tidak bisa membaca buku atau melakukan sesuatu untuk menghabiskan waktunya. Di saat May hampir kehilangan semangat dan cahayanya, seseorang datang pada jam selain jam makannya. Orang itu adalah orang yang pernah May temui. Ia adalah kepala pengurus rumah tangga istana. Lelaki tua itu datang bersama dengan dua orang wanita yang berpakaian seperti pelayan istana. "kita bertemu lagi nona" katanya pada May yang mengacuhkannya. Orang itu
Sudah setengah jam sejak May sampai di kota Linos, saat ini dia disekap di dalam kantor Ilo dengan tangan dan kaki yang juga terikat.May tidak tahu kenapa mulutnya tidak turut di bungkam seperti yang ia lihat pada Ilo, mungkin karena sejak awal May tidak mengeluarkan suara apapun. "Levi..." May memanggil Levi yang bersembunyi di dalam pakainnya setelah memastikan bahwa tidak akan ada orang yang memasuki ruangan tersebut. May bersusah payah mengeluarkan inti biji daun biru dan transporter yang sidah dimodifikasi dengan tangan terikat. Keranjang sihir May berbentuk seperti sebuah tas selempang kecil dan karena ia menggunakan jubah, Tas tersebut tidak akan terlihat dari luar. Orang - orang yang menahannya tidak berupaya untuk memeriksa dan menyita keranjang sihirnya. "bisakah kau menolongku untuk mengantarkan kedua benda ini pada Lefron?" May berbisik pada Levi yang mengeluarkan kepala kecilnya dari dalam kantung bajunya. "cit" kata Levi yang juga pelan.
"omong - omong, apa kau benar - benar tidak khawatir dengan profesor Idris?" "anak itu akan baik - baik saja" Felix menjawab tanpa terlihat khawatir sedikitpun. "anak?" kata May ragu dengan pendengarannya. Ia menatap wajah Felix yang kekanak - kanakan tersebut. May sudah tahu bahwa Felix memiliki usia yang lebih tua dibandingkan dengan penampilannya. Tapi May tidak tahu seberapa jauh perbedaannya tersebut. Selain itu, Felix memiliki beberapa ciri - ciri khusus yang belum pernah May temui ataupun May baca dari beberapa ras orang yang ia tahu dari informasi yang di dapatnya. "oh benar, aku sudah menerima bukumu. Terimakasih itu sangat membantu" kata May. Wajah Felix yang santai berubah sedikit tegang ketika May membahas tentang hadiah yang ia berikan pada May itu. "kenapa kau memberikannya padaku? aku pikir kau sangat menyayangi buku tersebut?" May berkata lagi ketika dirinya tidak mendapatkan jawaban dari Felix. Kali ini wajah Felix berubah merah, ia kemudian memalingkan
Perlahan tapi pasti, May akhirnya dapat sampai ke perpustakaan tanpa dicurigai siapapun.Sevenarnya May tidak tahu apakah dirinya menjadi salah satu orang yang ada dalam daftar pencarian atau sama sekali tidak terkait dengan kasus yang mengikat keluarga Mandala.Dengan jantung yang masih berdetak kencang karena adrenalin, May melangkahkan kakinya menuju lorong sepi yang akan membawanya ke tempat Profesor Idris.Dalam perjalanannya itu, May tidak menemukan ada orang lain, dan membuat kewaspadannya menurun lebih dari setengahnya ketika ia sampai di hadapan tangga yang hanya bisa membawanya ke satu tempat tersebut."Haa ..." May menghela nafasnya lega, dengan langkah yang lebih ringan, satu persatu anak tangga May pijak hingga sampai di penghujungnya.Pintu kayu tua tersebut ada dalam kondisi tertutup, May mengetuknya pelan. Tuk tuk.Tapi tidak ada respon yang ia dapatkan, ketika tangannya hendak mengetuk kembali, tiba - tiba pintunya berkerit dan membuka sedikit. Saat itu May merasa s
"aku akan pergi" kata May dengan tegas. "tidak, kau tunggulah disini, katakan dimana tempat itu. May menggeleng, "kalian tidak akan dengan mudah menemukannya tanpa aku" ia bersikeras. Sudah dua hari sejak kedatangan May ke tempat itu, May dan Andrea Mandala terus bersikeras dengan pendapat mereka masing - masing. "dengar, semakin lama kita berdebat, semakin kecil harapan hidup Lefron. Anda harus tetap disini dan mengurus yang lainnya, aku tidak akan lama" kata May. "kau tidak mengerti, keadaan di ibu kota saat ini tidak aman, terutama bagi dirimu" "kalau itu yang menjadi kekhawatiranmu aku punya solusinya" May dan Andrea Mandala melihat kearah Sally yang baru saja memasuki ruangan. "gunakan ini" katanya pada May melemparkan sebuah wig berwarna pirang. May menatap Sally lalu ia mencobanya, wig itu ringan dan ketika dia memakainya di kepalanya, ia tidak merasakan ketidaknyamanan. "hmm... tidak buruk" kata Sally yang memperhatikan May, ia juga memberikan sebuah cermin