Share

The Doctor

"Kamu masih peduli padanya?" Kak Naki malah balik bertanya.

"Nggak! Dih! Ngapain?"

Detik berikutnya, aku menyesal karena menjawab terlalu cepat dan agak terbawa emosi. Apalagi kalau bukan karena kak Naki yang kini menahan tawa seraya menatapku mengejek.

Kukira, ia akan menambahkan ejekan lisan, seperti biasa, agar aku semakin marah dan bertingkah lebih memalukan karena dikuasai emosi. Namun, diluar dugaanku, ia malah terdiam. Kakak sulungku itu lebih memilih untuk fokus menyantap makanannya.

Di satu sisi, aku memang merasa lega karena kak Naki tidak memperpanjang urusan. Akan tetapi, di sisi lain, aku juga menjadi semakin bingung dengan tingkah tidak jelas kakak sulungku siang ini.

"Serius, deh. Kak Naki tuh niatnya apa, sih? Kasih kabar kok nggak jelas. Bikin orang makin bingung aja," gerutuku lirih sebelum memasukkan suapan terakhir salad ke dalam mulutku.

Kak Naki hanya tertawa lirih.

"Menurutmu?" Tiba-tiba ia bertanya balik. Namun, ketika pandangan mata kami bertemu, s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status