Share

Entrapped

"Apakah seharusnya aku tidak mengingat lagu itu?" Sengaja, kuungkapkan salah satu prasangkaku.

Selama beberapa detik, tidak ada jawaban dari tempat Zean. Namun, saat aku akan memeriksa layar gawaiku, memastikan bahwa telepon masih tersambung, tiba-tiba terdengar suara tawa.

Ya. Zean memang tertawa, tetapi entah kenapa aku merasa kalau tawa Zean terdengar sedih.

"Bukan begitu, Anna. Aku justru senang Anna mengingatnya, karena aku sendiri hampir melupakannya."

Kali ini Zean terdengar tulus. Sama sekali tidak berusaha menutupi nada sedih seperti beberapa detik yang lalu.

"Terima kasih karena masih mengingat dan menyanyikan lagu itu untukku, Anna. I think I'll have a really nice dream tonight."

Kedua ujung bibirku tak kuasa terangkat. Dalam benak, aku membayangkan Zean, dengan wajah letihnya, sedang tersenyum saat mengatakannya.

"Istirahatlah, Zean. Thank you for the best present ever. Good night. Sleep tight."

"My pleasure, Princess. Good night."

*****

"Ma," panggilku lirih
Blue Cheetha

Hai, semuanya. Terima kasih sudah bertahan baca sampai sini, ya. Big love and hug. Maaf, aku slow banget updatenya. Kuharap semuanya selalu sehat, rejekinya lancar, dan senantiasa dilimpahi damai sejahtera, serta sukacita. Sampai ketemu di chapter berikutnya. :)

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status