Share

22. Di depan Ibumu

Perbincangan hangat masih berlangsung di dalam ruangan Anggrek 07. Atmosfer kebahagiaan memenuhi ruangan itu, kecanggungan saat pertama kali kedatangan Martinah ke ruangan itu seakan melebur ditiup angin.

"Dimakan ya, Neng, Ibu suapin," ucap Martinah dengan tangan menyendok sepenuh bubur dan lauk yang disediakan oleh rumah sakit.

"Enggak, Bu. Masakan di rumah sakit hambar." gadis itu menolak. Memalingkan muka seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Neng mau makan apa? Biar Ibu belikan," seperti biasanya, perempuan itu bertutur lembut.

"Bala-bala, Bu," jawaban Dewi, yang berhasil membuat Dimas menahan tawa.

"Iya, tunggu biar Ibu belikan," Dimas mengisyaratkan agar Martinah tetap duduk.

"Biar saya saja yang belikan, Bu," ucap Dimas sembari berjalan keluar.

"Pacar ya, Neng?"

"Oh, bukan, Bu. Kami hanya berteman,"

"Tapi Ibu lihat, Nak Dimas sepertinya tulus sama kamu. Ibu bisa bedain atuh, Neng, mana tatapan suka dan mana yang bukan ..." Martinah tersenyum menggoda.

Bibir Dewi mengkeru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status