Share

Bab 21. Juna

Ini buruk, sangat buruk. Sudah sejak beberapa menit yang lalu dia mencoba mengingatnya, tapi tak bisa. Tak ada satu potong pun ingatan tentang Juna yang tersimpan di memori otaknya. Dia sudah melupakan semuanya. Diva mengepal kuat, napasnya memburu, dada naik turun dengan cepat. Bulir-bulir air mata semakin deras, tak bisa berhenti sejak dia keluar dari ruangan Arkan. Persetan dengan orang-orang yang berlalu-lalang dan tatapan mereka yang beraneka ragam. Dia hanya ingin meluapkan perasaannya.

Keluar dari ruangan Arkan, Diva tidak langsung pulang. Dia memilih mengikuti kakinya membawanya ke mana. Taman kota bukan tempat yang buruk untuk menyendiri. Meskipun ramai, tapi mereka mempunyai kesibukan masing-masing. Tak ada yang peduli dengan wanita yang menangis, mereka pasti berpikir jika si wanita baru saja putus cinta atau memiliki masalah lainnya. Orang-orang itu menatapnya. tapi mereka hanya membiarkannya saja. Diva bersyukur ibu kota secuek kota besar lainnya di dunia. Dia bisa 'bers
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status