Home / Lainnya / Renungan Kasih Ibu / Teringat Pesan Ibuku

Share

Teringat Pesan Ibuku

last update Huling Na-update: 2021-09-03 15:56:16

Sebelum daun-daun itu berguguran, peganglah matahari itu Nak. Aku akan disini. Dalam kesunyian seolah-olah diterpa rasa sunyi yang tak henti. Tidak tahu kenapa, saat ini terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Jenuh, resah serta gelisah rasanya. Aku telah bosan dengan tugas-tugas harianku yang sedang kukerjakan.

Apakah kamu masih disini Joe? Suara tersebut seolah-olah memecahkan keheningan. Ya memang responku dengan suara parau sambil mengangguk ringan. Bukankah kamu seharusnya kembali ke daerahmu untuk menengok ibu yang sudah lama sakit? Setelah mendengar pertanyaan itu, pikiranku secara tidak sadar mengarah pada desa yang sunyi, dimana tempat aku telah dilahirkan, berbaring, merangkak, duduk, terlatih, berjalan, berlari, jatuh, dan bangun kembali.

Desa yang masih sangat jauh dari suatu tempat yang penuh dengan keramaian disebabkan pesatnya pembangunan infrasturktur. Suatu desa yang mempertemukan aku dan saudara-saudaraku yang lain. Suatu tempat dimana aku mulai menyak
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Renungan Kasih Ibu   Kisah Perjuangan Seorang Ibu

    Di suatu hari di desa yang sangat terpencil hiduplah seorang ibu yang baru saja melahirkan satu cabang balita di bidan yang tidak jauh dari rumahnya. Setelah proses melahirkan itu, seorang ibu ingin sekali menyaksikan kondisi buah hatinya yang baru saja dilahirkan oleh dia“Mohon maaf bisakah saya melihat bayi saya?” permintaan ibu tersebut kepada seorang bidan.Akan tetapi, pada saat gendongan telah berpindah tangan lalu dia membukan selimut yang membungkus muka bayi dengan jenis kelamin perempuan yang mungil tersebut, seorang ibu terlihat menahan nafasnya.Ternyata tidak diduga bayi yang telah dilahirkan itu tidaklah sempurna, tanpa kedua belah telinga! Walaupun sedikit kaget, seorang ibu tetap menimang bayinya dengan penuh rasa kasih sayang.Seiring berjalannya waktu yang telah berlalu seorang anak perempuan tersebut akhirnya telah tumbuh dewasa dengan kekurangan yang dimiliki. Saat ini anak perempuan itu selalu saja diejekin oleh teman-temannya se

  • Renungan Kasih Ibu   Ibu dan Semut

    Ibu selalu mengerjakan rutinitas hari demi hari yang mayoritas selalu sama dengan hari-hari sebelumnya. Namun, yang membedakan adalah mungkin saat keluar rumah untuk belanja di mini market, sekalian ambil uang di ATM, lalu jika sedang bermurah hati membeli kudapan dari warung yang berada dipinggir jalan. Yang paling terkesan ibu selalu berada dirumah, akan tetapi tidak pernah kulihat ibu selalu bersantai pada waktu siang hari dengan nyaman. Selalu banyak saja yang dikerjakan oleh ibu.Bila tidak berkebun dan dijatuhi semut dari suatu pohon mangga di dasternya, ibu mengepel teras yang tidak lama lagi akan dikotori oleh debu jalanan, ataupun tidur-tidur ayam di depan Televisi kemudian terbangun secara tiba-tiba lalu dengan segera melangkahkan kaki menuju jemuran ketika langit telah berubah menjadi abu-abu.Aku selalu saja menyamakan ibuku dengan semut yang tidak pernah berhenti bergerak mengelilingi rumah. Semut yang selalu terkait dirinya dengan berbagai tugas-tugas s

  • Renungan Kasih Ibu   Bubur Ibu

    Saat ini Pram telah kembali terserang oleh rasa ambivalen ketika melihat muka cantik di sampingnya. Sedangkan mobil-mobil yang sedang berjenjan di depan ataupun dibelakangnya benar-benar layaknya kerumunan semut yang saling berdesakan menuju ke dunia kehidupannya.Dan naasnya, dia merupakan salah satu dari semut-semut tersebut. Suatu sumber kehidupannya yakni Bu’e, yang sering menentukan untuk tinggal di kampung. Apakah itu benar Bu’e adalah sumber kehidupannya? Kemudian, mengapa dia lebih mendengarkan pendapat Yusti, yang adalah istrinya, dibandingkan nasihat Bu’e? dia sangat mencintai Yusti sepenuh hati. Akan tetapi, dia saat ini tidak suka dengan Yusti begitu Srini telah memberikan kabar bahwa di kampung, Bu’e sedang mengalami sakit dan terbaring lemas. Jika saja Yusti mau sedikit mengalah. Yusti telah menggeliat dan membuka matanya ketika suara pengemudi mobil yang ada dibelakangnya telah membunyikan klakson berulang kali.“Mas

  • Renungan Kasih Ibu   Ibu

    Pagi saat ini tidak seperti biasanya, dapur sangat sepi padahal jam telah menunjukan pukul 05.30. sku setengah terbangun dengan mata yang masih tertutup sebab tidurku yang terlalu nyenyak sekali. “Alangkah sepi” pikiranku“Kemanakah ibu? Kok tidak ada yang membangunkanku? Ibu kemana? Ibu biasanya paling dulu membangunkanku, namun saat ini tidak ada suara tersebut? Ibu….ibu dimanakah? Ibu! Dimanakah baju seragamku!” setengah berteriak dan marah aku turun dari tempat tidur“Ibu…ih dimana sih ibu! Ibu aku sudah kesiangan nih, baju seragamku dimana?” aku berteriak sekali lagi smabil masuk ke kamar mandi sebab aku harus segera dengan sekolah.“Wah! Pas? Kena macet lagi nih, aduh! Bagaimana ini, aku sangat malu kesiangan” pikiranku sambil menggerutu.Setelah selesai mandi ternyata ibu tidak muncul juga, pada akhirnya aku mencari ibu kedapur namun tidak ada. Kemudian aku cari lagi ke kamarnya, dan betap

  • Renungan Kasih Ibu   Bubur Ibu

    Saat ini Pram telah kembali terserang oleh rasa ambivalen ketika melihat muka cantik di sampingnya. Sedangkan mobil-mobil yang sedang berjenjan di depan ataupun dibelakangnya benar-benar layaknya kerumunan semut yang saling berdesakan menuju ke dunia kehidupannya.Dan naasnya, dia merupakan salah satu dari semut-semut tersebut. Suatu sumber kehidupannya yakni Bu’e, yang sering menentukan untuk tinggal di kampung. Apakah itu benar Bu’e adalah sumber kehidupannya? Kemudian, mengapa dia lebih mendengarkan pendapat Yusti, yang adalah istrinya, dibandingkan nasihat Bu’e? dia sangat mencintai Yusti sepenuh hati. Akan tetapi, dia saat ini tidak suka dengan Yusti begitu Srini telah memberikan kabar bahwa di kampung, Bu’e sedang mengalami sakit dan terbaring lemas. Jika saja Yusti mau sedikit mengalah. Yusti telah menggeliat dan membuka matanya ketika suara pengemudi mobil yang ada dibelakangnya telah membunyikan klakson berulang kali.“Mas

  • Renungan Kasih Ibu   Ibu

    Pagi saat ini tidak seperti biasanya, dapur sangat sepi padahal jam telah menunjukan pukul 05.30. sku setengah terbangun dengan mata yang masih tertutup sebab tidurku yang terlalu nyenyak sekali. “Alangkah sepi” pikiranku“Kemanakah ibu? Kok tidak ada yang membangunkanku? Ibu kemana? Ibu biasanya paling dulu membangunkanku, namun saat ini tidak ada suara tersebut? Ibu….ibu dimanakah? Ibu! Dimanakah baju seragamku!” setengah berteriak dan marah aku turun dari tempat tidur“Ibu…ih dimana sih ibu! Ibu aku sudah kesiangan nih, baju seragamku dimana?” aku berteriak sekali lagi smabil masuk ke kamar mandi sebab aku harus segera dengan sekolah.“Wah! Pas? Kena macet lagi nih, aduh! Bagaimana ini, aku sangat malu kesiangan” pikiranku sambil menggerutu.Setelah selesai mandi ternyata ibu tidak muncul juga, pada akhirnya aku mencari ibu kedapur namun tidak ada. Kemudian aku cari lagi ke kamarnya, dan betap

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status