Share

Part 5

Penulis: CutelFishy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-01 15:43:08

Pria itu berjalan di lorong hendak ke ruangannya. Dengan jas hitam yang pas melekat di tubuhnya. Pria kelahiran Carson City, Michigan, Amerika Serikat berusia 39 tahun. Tinggi 188 cm dan berat badan 81 kg. Ibunya menikah dengan pria berkebangsaan Amerika Serikat. Ia adalah seorang pengusaha di bidang ritel, media dan properti.

 

Perjuangannya untuk sampai sukses seperti saat ini bukan secara instan. Butuh perjuangan dan pengorbanan terutama waktu dan juga menyampingkan urusan pribadi yaitu menikah. Di Amerika saat masih muda. Ia membiayai kuliahnya sendiri dari bekerja di sebuah restoran dan mengantarkan koran. Pekerjaan apapun ia lakukan. Daniel sangat ingin mandiri. Padahal orang tuanya sangat mampu membiayainya.

 

Kini orang tuanya menetap di Amerika. Sedangkan dirinya di Indonesia. Daniel membuka perusahaan di Indonesia karena peluang untuk berbisnis lebih besar. Waktu kuliah dulu ia mempunyai teman orang Indonesia. Sehingga memudahkannya untuk masuk ke pasar Indonesia.

 

"Pagi Siska," sapanya saat berdiri di depan meja sekretarisnya. "Apa anak itu sudah bertemu dengan orang tuanya?"

 

"Pagi, Pak Daniel. Sesuai perintah bapak, saya menunggu dari kejauhan. Setelah mereka selesai bicara baru saya mengantarkan putri mereka." Siska memberitahunya.

 

Daniel mengangguk samar. "Baik lah, apa hari ini ada rapat?"

 

"Ada, Pak. Saya sudah menjadwalkannya jam satu. Setelah makan siang."

 

"Terima kasih," Daniel masuk ke ruangannya. Di dalam pria itu duduk di kursi kebanggaannya termangu. Entah, mengapa wajah gadis kecil itu terpantri dibenaknya. Rasa kasihan menyelimutinya. Seharusnya  gadis sekecil itu tidak boleh tahu apa yang terjadi pada orang tuanya. Ia merasa bersalah. Andai saja, mereka tidak mendekat. Mungkin gadis mungil itu tidak mendengar perkataan ayahnya yang menyakitkan.

 

Meski pun Daniel Cambridge sudah berusia sangat matang. Ia belum juga menikah. Bukannya tidak ingin tapi belum bertemu yang pas dihatinya. Pria itu pernah bertunangan dengan wanita Kanada. Namun berakhir kandas.  Orang tuanya tidak mempermasalahkan ia belum juga menikah. Daniel, 2 bersaudara. Adik perempuannya sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Setidaknya orang tuanya sudah mempunyai cucu dari adiknya.

 

"Selamat pagi, Om. Have a nice day.."

 

Daniel tersenyum kecil saat membaca chat dari seseorang.

 

***

 

Semalam Daninda tidur di kamar Fahrania. Ia sangat membenci sikap Damar yang kini semakin terang-terangan tidak menyukai putrinya. Apa salahnya dengan anak perempuan? Ayah macam apa itu. Yang membeda-bedakan. Bagaimanapun Fahrania adalah darah dagingnya. Daninda rasanya sudah lelah. Tidak sanggup lagi, lebih baik Damar membenci dirinya jangan Fahrania.

 

Pukul 10.00 WIB pagi Daninda baru keluar dari kamar Fahrania. Rumah sepi, ternyata Damar sudah pergi. Entah kemana, ia tidak tahu. Daninda menggelung rambutnya untuk memulai aktivitas sebagai ibu rumah tangga.  

Setelah pertengkaran itu Damar benar-benar tidak pulang ke rumah. Sudah hampir seminggu. Daninda menjadi semakin gelisah. Ia menghubungi ponselnya tidak aktif. Wanita itu segera menghubungi Kusuma. Suami sahabatnya itu tidak tahu.

 

"Telepon  dari  siapa?" tanya Deira melihat suaminya yang tertegun setelah menutup sambungan telepon. Ia naik ke atas ranjang. "Mas," panggilnya gemas. 

 

"Dari Ninda," ucapnya singkat. "Deira,"

  

"Ninda kok telepon kamu bukan aku sih?" tanya Deira sambil menyibak selimut.  

 

"Dia  nanyain  Damar," terangnya.

 

"Damar nggak pulang-pulang."  

 

"Kenapa? Kok Ninda nggak cerita sama aku ya," pikir Deira. Ia duduk di sebelah Kusuma seraya menyenderkan punggungnya di kepala ranjang. 

 

"De, aku pengen bicara masalah Damar. Tapi aku juga belum tau pasti. Apa dia benar-benar selingkuh atau nggak?" ucap Kusuma. Mata  Deira melebar  mendengar  kata 'Selingkuh'.  

 

"Selingkuh? Mas Damar?" ucapnya terkejut.  

 

"Kemarin aku juga ngerasa ada yang aneh sama Damar. Dia bilang ada janji. Nah, aku curiga jadi ngikutin dia. Dan ternyata dia pergi ke kampus. Di sana aku juga kaget ada cewek yang nyamperin dia. Damar menggandeng tangan itu cewek masuk ke mobil." Akhirnya kusuma menceritakannya juga. Sebuah rahasia yang tidak bisa ia simpan. Ia sadar diri, akan banyak hati yang terluka.

 

"Mas Damar selingkuh?" Deira tidak percaya. "Ya ampun, kasian banget Ninda. Dasar Damar nggak tahu diri! Otaknya di taruh dimana! Dia udah punya istri sama anak juga!" ucap Deira marah. "Aku kasih tau Ninda," ia mencari-cari ponselnya.

 

Kusuma menahan tangannya. "Jangan dulu, De. Lebih baik kita cari tau tentang cewek itu. Apa benar mereka selingkuh," 

 

"Kalau mereka gandengan begitu. Ya pasti Damar selingkuh, Mas!" ucap Deira berang. 

 

"Besok kita cari tau ke kampusnya. Kita tanya-tanya dulu. Aku nggak mau kita berburuk sangka dulu sebelum ada buktinya. Baru kita kasih tau Ninda." Kusuma mencoba menenangkan dengan solusinya. 

 

"Gimana kalau itu benar? Gimana Ninda sama Rania, mas?" ucap Deira sedih. "Hati Ninda pasti hancur," matanya mulai berkaca-kaca. "Yang paling menyakitkan dalam hubungan adalah pengkhianatan." Kusuma ikut merasa sedih. Ia memeluk istrinya.  

 

"Semoga itu nggak benar, De. Aku pun sangat menyayangkan dengan tingkah Damar. Kita berdoa aja itu semua bohong." Deira menangis. Bila hati sahabatnya hancur. Ia pun akan hancur. Deira bisa merasakan apa yang Daninda rasakan. "Besok kita ke kampusnya cewek itu nyari tau. Apa hubungan di antara mereka." 

 

***

 

Keesokan harinya, Kusuma dan Deira menyamar sebagai mahasiswa di kampus itu. Mereka mencari tahu siapa gadis yang di gandeng mesra oleh Damar.  Kusuma mengenakan t-shirt dan juga sweater tidak lupa dengan tas Gandong khas mahasiswa. Begitu pun dengan Deira. T-shirt putih dan celana jeans. Mereka berpakaian seperti itu agar tidak di curigai. 

 

"Mas, disini kan banyak mahasiswinya. Gimana kita nyarinya?" Deira melihat sekeliling kampus yang luas dan banyak mahasiswanya. 

 

"Tenang, aku udah foto itu cewek. Pasti mereka bakal kenal kan," 

 

"Duh, pinternya suamiku ini," Deira mencubit pipi Kusuma, gemas. "Yuk, kita cari ke sana."  

 

Kusuma menanyakan satu persatu pada mahasiswa yang melewatinya. Deira juga sama. Namun belum ada yang mengenalnya. Dan datanglah segerombolan gadis-gadis yang SKSD pada Kusuma. Siapa yang tidak tertarik dengan pria itu. Kusuma sangat tampan. 

 

Asap sudah keluar dari ubun-ubun Deira melihat suaminya. Ia sangat cemburu. Gadis-gadis itu menggoda suaminya. Dengan langkah cepat dan emosi. Ia menghampiri Kusuma lalu menerobos gadis-gadis itu.  

 

"Yakh!  Kalian  kenapa  dekat-dekat suamiku!" teriak Deira. Semua orang melongo.

 

"Suami?" tanya salah satu gadis itu.

  

"Iya, dia suami saya." Tunjuk Deira. "Dan ini cincin kawin kami!" tambahnya sembari mengangkat tangannya dan menarik juga tangan Kusuma.

"Kelihatan kan?"  

 

"Aku kira, Kakak itu mahasiswa baru," ucap yang lain, kecewa. Kening Deira mengerut lalu menatap tajam pada gadis yang bicara itu.

 

"Enak aja!" balas Deira sewot. Berani-beraninya mereka membangunkan singa betina yang sedang tidur.  

 

"Ya  udahlah, kita pergi aja yuk." Segerombolan gadis itu hendak pergi. Namun Deira menarik tangan gadis berpakaian warna merah. "Tunggu, kamu tau siapa dia?" Deira merebut ponsel dari tangan kusuma.  

 

"Dia kan Bella Pricilla, anak Ekonomi." 

 

"Kamu kenal?"  

 

"Kenal, tapi nggak deket juga. Dia cukup terkenal juga karena anak orang kaya." 

 

"Anak orang kaya ternyata," seru batin Deira.

 

"Apa dia punya pacar?" mulai penyelidikannya.  

 

"Nggak tau juga, tapi aku pernah liat dia di jemput sama cowok pake mobil."  

 

"Gimana ciri-ciri cowok itu?" Ia ingin tahu apa itu Damar atau bukan. 

 

"Aku nggak tau, cuma ngeliat sekilas aja. Pokoknya lumayan ganteng juga. 

 

"Oh, begitu ya?" Deira menoleh pada Kusuma. "Makasih ya."  

 

"Iya, sama-sama." Mahasiswi itu pergi mengejar temannya.  

 

"Mas, kita udah tau namanya. Tapi ini juga belum pasti. Besok kita ikutin Damar yuk."  

 

"Biar aku aja, kamu di rumah urus anak-anak. Lagian kamu kan lagi hamil. Aku takut kamu kecapean. Yang penting kamu jangan ember dulu sama Ninda. Ini kan belum jelas." 

 

Deira menghela napas, "Mas tolong bantu Ninda ya. Aku nggak mau kalau ada yang nyakitin sahabat aku. Dan lagi jangan ganjen!!"  

 

"Aku nggak ganjen, sayang. Mereka aja yang deketin aku." Kusuma membela diri. "Kita pulang aja yuk," ia merangkul bahu Deira menuju mobil. 

 

 

 

Sorry typo & absurd 

 

Thankyuuu^^ 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    THE END

    Di bawah hangatnya sinar matahari. Wanita itu sesaat memejamkan mata. Dengan perlahan membuka matanya, memandangi gundukan tanah yang atasnya dipenuhi bunga. Ia tidak tega dan air matanya lolos begitu saja. Menangis tersedu-sedu. Ini adalah hal yang sungguh menyakitkan dalam hidupnya. Ia berusaha untuk tegar tapi nyatanya tidak bisa.Tiba-tiba Daniel merangkul bahu dan mengusapnya lembut. Berusaha menenangkan hati istrinya yang sedih. Iapun merasa sangat kehilangan. Kenapa begitu cepat meninggalkan mereka disaat si kembar baru berusia 6 bulan."Sekarang Mango tidak sakit lagi, dia tenang disana," ucap Daniel. Daninda tidak bisa berhenti menangis. Air matanya bagaikan pancuran."Aku.. Aku belum ngebahagiain Mango Daniel," ucapnya disela isakannya."Mango sudah bahagia tinggal bersama kita. Apalagi saat kamu sudah tidak takut padanya. Dan kamu menyayanginya." Daniel tidak meragukan kasih sayang istrinya pada Mango. Daninda masih belum bisa m

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 36

    Sinar mentari menerpa jendela dan membangunkan Daninda dari tidurnya. Ia merenggangkan tubuhnya dan duduk sambil menarik napas. Wanita itu bangkit dari ranjang dan merasa agak mual. Ia mengambil segelas air minum. Kemudian mandi.Daniel sedang duduk di meja makan. Ia tampak amat mengantuk. Pria itu mengenakan celana panjang berwarna hitam dan kemeja putih. Daninda yang melihatnya prihatin sambil menuruni tangga dengan hati-hati. Tidak kerasa kandungannya sudah 39 minggu. Semalam perutnya kontraksi. Daniel begadang menungguinya takut jika istrinya akan melahirkan. Hati pria itu dipenuhi rasa was-was. Ini pengalaman pertama kali baginya.Daninda mencium pipinya disambut senyuman hangat. "Kamu ngantuk ya?""Sedikit," sejujurnya ia memilih tidur jika tidak ada rapat penting."Nggak usah kerja aja ya," pinta Daninda yang duduk di sampingnya. Daniel sudah menyewa pembantu sejak Daninda hamil. Ia tidak mau Daninda kelelahan mengurus rumah dan jug

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 35

    Pesta ulang tahun Daninda cukup meriah meskipun dihadiri keluarga besar mereka saja. Ia terlihat cantik dengan balutan gaun berwarna putih bercorak bunga hijau. Gaun panjang berbentuk V dibagian dada, yang mengembang dibagian bawahnya. Dengan tali kecil di kedua pundak memamerkan bahunya yang mulus dan putih.Make up-nya dibuat simpel begitu pun dengan rambut yang hanya digelung rapi. Daniel belum melihat penampilannya dengan gaun tersebut."Dan, kamu cantik banget." Deira berbinar-binar memandangi gaun yang melekat pada tubuh Daninda dari bawah sampai ke atas.Sapuanblush onmenyamarkan pipinya yang merona. Memang wanita yang sedang hamil lebih memancarkan aura kecantikannya. Daninda mengakui itu. Ia hampir terpana sendiri saat melihat dirinya di depan cermin. Tangannya mengelus sayang perutnya dengan gerakkan lembut. Gaun itu menutupi perutnya yang mulai membuncit.Saat pintu terbuka, Daniel tertegun di

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 34

    Daninda masih memikirkan pesta ulang tahunnya. Seperti anak kecil saja, desahnya. Ia tidak bisa memejamkan matanya. Daniel yang berbaring disebelahnya merasakan jika istrinya sedang risau. Ia membalikkan tubuhnya agar menghadap Daninda."Kenapa lagi, eum?" tanya Daniel melihat wajah Daninda.Ia menengok, "batalkan aja acaranya ya."Daniel menautkan kedua alisnya. "Kenapa?""Rasanya konyol, Daniel. Aku udah dua puluh sembilan tahun. Masa iya pake dirayain, aku malu," rengeknya seperti anak kecil."Kamu tidak sayang dengan biaya yang aku keluarkan? Ya walaupun aku tidak masalah untuk membatalkannya. Kalau itu keinginanmu." Daniel memberikan pendapatnya. "Mommy dan Daddy mau datang."Daninda menghembuskan napasnya, "kamu ini ya buat aku galau aja! Ya udah jangan dibatalin." Plin-plan.Bibir Daniel menyunggingkan sebuah senyuman. "Aku hanya ingin membuatmu bahagia dengan caraku," ucap Daniel seraya menc

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 33

    Hari demi hari rumah tangga Daninda semakin adem ayem. Tidak ada lagi percekcokan diantara mereka. Siapa yang tidak bahagia, memiliki suami yang pengertian. Daniel kini lebih sering menjelaskan ke mana dirinya akan pergi dan dengan siapa. Setiap 1 jam sekali pasti pria itu menelepon. Daninda sampai pusing sendiri. Daniel terlalu berlebihan. Jika tidak diangkat, Daniel akan ngambek. Contohnya pagi ini, Daniel izin untuk main golf beserta teman bisnisnya. Dan ia menjabarkan siapa nama teman-temannya itu sekaligus usianya. Daninda hanya mendengarkan dan mengiyakan. Kadang-kadang suaminya seperti anak kecil permintaannya harus dituruti. Sebenarnya ia ragu saat Daniel ingin main golf. Disana banyakcaddycantik-cantik. Bagaimana jika Daniel tergoda?"Di sana jangan ngegodainCaddyya?" Daninda memperingatkan sambil mempersiapkan apa yang akan dibawa Daniel. Botol air mineral harus selalu ada di dalam tas. Pakaian ganti juga.

  • Replacement Of Heart (INDONESIA)    Part 32

    Setelah Deira dan Kusuma beserta Salmia Wijaya putri mereka, pulang. Mereka berhasil mendamaikan pertengkaran yang jelas-jelas ada seseorang yang iri dengan kebahagiaan pengantin baru itu. Daninda dan Daniel menjemput Fahrania dan juga Mango di rumah orang tua Daninda. Senyum di bibir wanita itu tidak bisa lepas.Pertengkaran mereka tidak berlangsung lama, syukurlah ada sahabatnya. Mungkin jika tidak ada mereka, entah bagaimana nasibnya. Ia lagi-lagi telah melukai hati Daniel. Suaminya, pria yang sangat sabar. Daninda tidak menyangka Tuhan mengirim seseorang yang begitu baik untuknya. Seseorang yang mencintainya dengan tulus.Daninda menoleh pada Daniel yang sedang menyetir. Bibirnya tersenyum lebar, pria yang kini menemaninya setiap hari begitu tampan apalagi saat memakai kacamata. Meskipun usianya sudah 40 tahun. Perbedaan usia bukan penghalang bagi mereka untuk saling mencintai. Yang terpenting mereka tidak merebut hak orang lain."Aku t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status