Share

Part 9

“Apa kamu bisa antar saya ke rumah anak itu sekarang, Vir?”

“Besok saja, Mbak. Tadi ‘kan Mbak Lala habis pergi sama Pak Irsyad. Saya takut Mbak Lala kecapean. Nggak tega liatnya!”

Aku menghela napas. Benar juga sih, apa yang dikatakan Virgo. Aku tidak boleh terlalu memaksakan diri, supaya lekas sehat dan bisa kembali berjalan.

“Mbak, besok ke lapangan yuk. Dulu ibu saya juga sakit kaya Mbak Lala. Tapi dia rajin belajar jalan tiap pagi, nginjek rumput yang masih berembun sambil berjemur, alhamdulillah sekarang ibu udah bisa jalan. Tapi ya dibarengi tetapi juga sih!” ajak Virgo dan sepertinya aku berminat. Siapa tahu dengan cara terapi seperti itu lama-lama bisa jalan. ‘Kan tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan sudah berkehendak.

“Oke. Jam berapa?” tanyaku mantap.

“Jam enem, Mbak. Besok setengah enem saya jemput. Bagaimana?”

“Oke. Saya setuju.”

Laki-laki berambut cepak itu menerbitkan senyuman.

“Bayaran kamu saya transfer sekarang, ya Vir!”

“Siap, Mbak. Saya minta lima ratus ribu s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Launa Abidh
kurang menarik masa selalu buka kunci
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status