Share

Richardo Elios
Richardo Elios
Penulis: Rhilll

01. Menikah

Disebuah hotel bintang 5, yang kini sudah terhiasi dengan beberapa rangkaian dekorasi pernikahan. Terlihat banyak orang yang ikut menyaksikan pernikahan dari seorang direktur perusahaan terbesar di asia.

Sebuah papan nama besar yang mencantumkan nama.

"Happy wedding Richardo Hernandos dan Kirana Lestari Putri"

"Selamat pak, semoga jadi keluarga yang bahagia." Sambutan demi sambutan mulai menggilir di tangan pengantin.

Richard menatap Kirana yang tengah asik berbicara dengan beberapa tamu undangan, dari kalangan atas maupun bawah.

"Dapat dari mana? Aku pikir kamu itu gak suka cewek," ucap Arnold teman bisnis sekaligus teman masa kecil Richard.

"Gini-gini aku masih normal Ar," jawab Richard sembari meminum wine yang ia pegang.

Arnold terkekeh. "Aku pikir kamu gay Richard, soalnya kamu gak pernah memikirkan cewek manapun bahkan jarang melirik cewek."

"Diam! Jangan buat suasana yang tentram ini jadi buruk Arnold."

"Hahaha ... kau kaku sekali Richard."

Richard berdecih, dia langsung berjalan pergi meninggalkan Arnold yang tengah menertawakannya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat beberapa orang masuk.

Keluarga Hernandos. Keluarga yang paling ia benci, terutama Justin Hernandos ayahnya itu.

"Baru bertemu, kamu sudah menatap ayah seperti itu, bukankah tidak baik membuat suasana ini menjadi buruk?" Justin berjalan menuju Richard dengan istri baru serta dua anak kembarnya. Mereka ibu dan adik tiri Richard.

"Kak Richard selalu saja menatap kami dengan tatapan benci, apa kak Richard tak menyukai kami?" tanya Kenneth adik tiri keduanya.

Richard berdecih kasar. "Mentang-mentang kita satu ayah, jangan sembarangan memanggil namaku dengan mulut kotormu."

"Sudah hampir setahun, apa kamu tidak bisa akrab dengan kedua adikmu?" tanya Sandra ibu tiri Richard.

"Adik? Sejak kapan kalian menjadi keluargaku?"

"Richard!?" teriakan Justin langsung menarik perhatian pengunjung, bahkan ada yang ikut bergosip saat melihat pertengkaran itu.

Justin berjalan menuju Richard, serta mencengkram tangannya dengan kuat, lalu membawanya ke belakang.

"Lepas tanganku!" Richard menepis tangan Justin.

PLAKK!!

Bunyi tamparan menggema di ruang gudang, bahkan pipi Richard meninggalkan bekas lembam merah di situ.

"Sudah susah payah aku membesarkanmu, kamu bahkan tak berterima kasih sedikit pun!"

Richard tersenyum sinis. "Membesarkan? Sejak kapan kamu yang membesarkanku?"

Justin mengangkat tangannya dan bersiap menampar Richard. "Dasar anak tidak tahu balas bud--"

Richard berhasil menahan tamparannya.

"Tidak tahu balas budi? Setelah semua yang kau lakukan dengan Sandra untuk menjebak dan membunuh ibu kandungku!"

Mata Justin langsung kaget, tapi dia bersikap normal supaya Richard tak membaca bahasa tubuhnya.

"Kenapa? Kaget karna aku tahu masalah ini?"

"Apa maksudmu ... Sejak kapan aku membunuh istri tercintaku?"

"Baiklah, aku akan cari tahu dan membuktikan bahwa kau dan istri brengsekmu yang telah membunuh ibuku." Richard langsung melepaskan tangan Justin dan pergi meninggalkannya yang sudah kaku di tempat.

Richard pun kembali ke pesta, kini dia berjalan menuju Kirana yang masih asik dengan pengunjung.

"Waktu selesai. Sebagai penutupan mari kita dengarkan pengumuman dari para pengantin."

Semua mata tertuju kepada kedua pengantin yang tengah naik mimbar, bahkan mereka takjub dengan Kirana yang berhasil meluluhkan hati Ceo itu.

"Terimakasih kepada MC yang telah memberikan kami kesempatan untuk berbicara, di hari yang spesial ini, saya cuman ingin ini menjadi moment yang paling tak terlupakan bagi kami, dan juga terimakasih kepada para tamu undangan yang telah memberikan ucapan selamat kepada kami. Saya Kirana Lestari Putri dan Richardo Hernandos akan membangun keluarga yang bahagia. Terimakasih atas hari ini."

Tepukan menggelegar di seisi penjuru ruangan, mereka sangat takjub dengan gaya bicara Kirana yang sudah Public speaking. Dan sangat bangga karena Richard tak salah memilih pasangan.

"Saya Richard, ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada para pengunjung yang sudah datang, dan Saya serta Kirana akan membangun keluarga yang harmonis."

"Oh satu lagi, dengan ini saya menyatakan bahwa hari ini nama saya resmi di ubah menjadi Richardo Elios." Sambungnya.

Semua pengunjung langsung kaget dengan pernyataan Richard, ini benar-benar di luar dugaan. Bahkan ia dengan hebatnya mengganti marga tepat di depan keluarga besarnya.

Richard tersenyum manis dan pupil matanya tertuju kepada Justin yang sudah mengepalkan tangannya karena emosi yang ia pendam.

Justin menghembuskan nafas dan mengatur emosinya, ia tak ingin menimbulkan masalah lebih besar lagi, terutama ia adalah Direktur di perusahaan media ternama di asia.

"Tenang saja, Richard telah mengambil keputusan besar, karena tak ingin menyulitkanku, dia langsung mengganti marganya itu. Walau agak sakit karena sudah susah payah membesarkannya, dia malah tidak mau di atur." Justin mulai memainkan permainan katanya ketika media mulai menyorotinya.

"Si tua bangka itu, pintar juga membalikkan situasi, dia benar-benar ular beracun!" batin Richard geram.

Justin langsung tersenyum sinis dan menatap Richard. Mereka berdua benar-benar bersaing sengit.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya semua pengunjung dan tamu undangan pulang dari pesta tersebut, dan kini tinggal para petugas hotel yang tengah sibuk membersihkan ruangan pernikahan itu.

"Apa kamu benar-benar mengganti margamu?" tanya Kirana yang tengah sibuk membuka gaunnya di balik tirai.

"Aku bukan orang yang ngelawak di depan publik dan media," jawabnya.

"Kamu tahukan kalau konsekuensinya besar, di tambah dengan ayahmu yang makin membencimu karena kejadian ini." Kirana keluar dari tirai saat sudah berganti pakaian.

"Jangan pernah ikut campur urusanku, kamu tahukan kalau pernikahan ini cuma pernikahan kontrak."

"Baiklah aku gak akan ikut campur, jangan lupa janjimu Richard," ucap Kirana.

"Aku bukan orang yang suka ingkar janji."

Richard pun berdiri dari kursinya, dia berjalan lalu menggandengan tangan Kirana.

"Apa ini?" tanya Kirana kaget dengan tingkah Richard.

"Diluar masih ada media, aku gak ingin ada rumor aneh yang merusak reputasiku," jawabnya dingin.

Mereka berdua pun berjalan keluar, tapi langkah kaki mereka terhenti saat melihat keluarga Hernandos di depan mereka.

"Kita sudah tak ada lagi hubungan keluarga, jadi jangan lagi muncul di hadapanku." Richard menatap tajam kearah Justin.

"Walau gak ada hubungan keluarga, tapi saham perusahaanmu di bagi kepada Kenneth dan Keynest, paham?"

Richard tersenyum mengejek. "Tenang saja, aku bukan tipe orang yang rakus dengan HARTA."

"Baguslah kalau kau sadar, aku cuman mengingatkan."

"Aku sadar karena tau diri, dari pada kalian yang sudah sadar tapi gak tau diri." Sindirnya sambil menunjuk keluarga itu satu persatu.

"Kak Richard, ini sudah kelewat batas! Kalau tidak suka jangan menghina kita." Keynest mengepalkan tangannya, ia benar-benar marah karena Richard selalu menganggap remeh mereka.

"Kenapa, gak suka? Aku juga gak suka berhubungan dengan kalian, ayo Kirana." Richard langsung menarik tangan Kirana meninggalkan keluarga itu.

"Kami permisi dulu," ucap Kirana saat di tarik menjauh dari keluarga Hernandos.

Justin menatap mereka berdua sambil tersenyum bahkan ia memikirkan ide konyol untuk menghancurkan Richard.

Sedangkan Keynest mengepalkan kedua tangannya, walau di bilang ia masih SMA, ia benci dengan orang yang seperti Richard. Dia benci ada orang yang meremehkan keluarganya.

Bersambung...

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rikha
bab pertama sudah disuguhi konflik, mantap, awalnya sudah menegangkan, aku suka...️
goodnovel comment avatar
Eneng Susanti
blurb nya singkat dan padat. menarik banget. Isi ceritanya juga bagus. Penulisannya rapi dan enak dibaca. Bagus, Kak. Semangat. Salam dari Khair dan Khaira.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status