Share

Chap_3. ( Trauma )

Sesampainya di Rumah Sakit, Mama Ayu langsung memanggil dokter untuk segera memeruksa anaknya itu. Dokter itu pun menyuruh Perawat lain untuk memasukan Ayu ke dalam kamar. "Kalian tunggu diluar, saya akan memeriksanya." Dokter itu pun langsung masuk untuk memeriksa Ayu.

Mama Ayu sangat gelisah, dia takut terjadi apa-apa pada anaknya. Tapi Ibu Kenzo mencoba untuk membuat Mama Ayu tenang. "Vin, duduklah dulu sambil menunggu dokter keluar dari kamar Ayu," ucap Ibu Kenzo.

"Nggak bisa Ra, aku takut Ayu kenapa-napa." Mama Ayu masih terus gelisah, dia berjalan ke sana kemari tidak sabar menunggu dokter itu keluar dan memberi kabar tentang kondisi Ayu.

"Vin, tenanglah. Ayu akan baik-baik saja," ucap Ibu Kenzo.

"Ini salahku Ra, harusnya aku tidak mengizikan Ayu datang kerumahmu tadi. Aku takut dia syok Ra." Mama Ayu menangis sambil memeluk Ibu Kenzo.

"Aku tau, aku juga tidak menyangka Ayu akan sehisteris itu kehilangan Kenzo. Hanya, aku tidak bisa melarang Erwin untuk tidak membawa Kenzo Vin, dia bisa memberikan masa depan yabg cerah untuk anakku." Jelas Ibu Kenzo.

Beberapa menit kemudian, Dokter yabg tadi memeriksa Ayu keluar dari dalam kamar Ayu. Mama Ayu langsung bertanya tentang keadaan putrinya itu.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" tanya Mama Ayu.

"Dia tidak apa-apa, luka dikepalanya tidak cukup serius. Dia hanya butuh istirahat," ucap Dokter itu.

"Syukurlah kalau begitu." Mama Ayu dan Ibu Kenzo merasa sangat senang mendengar Ayu baik-baik saja.

"Tapi, sepertinya ada sedikit trauma pada dirinya. Itu akan mengakibatkan perubahan sikap pada dirinya." jelas Dokter itu.

"Trauma dok?!"

"Ya, benturan dikepalanya mengakibatkan trauma pada gadis kecil itu."

Mama Ayu cukup terkejut mendengar oenjelasan dari Dokter itu, tapi dia menyadari kenapa Ayu harus mengalami trauma. Bukan hanya karena benturan dikepalanya saja, melainkan karena dia kehilangan sahabat yang selalu mendampinginya selama ini.

Sekarang Ayu hanya bisa bermain seorang diri tanpa sahabatnya. Pastilah sangat menyedihkan jika kehilangan orang yang paling kita sayangi, apa lagi orang itu sangat berarti dalam hidup kita.

"Bolehkah saya masuk dok? saya ingin melihat putri saya," ucap Mama Ayu.

"Silahkan, mungkin besok dia juga sudah bisa pulang," ucap Dokter itu.

Mama Ayu dan Ibu Kenzo masuk ke dalam kamar tempat Ayu dirawat. Mereka mendekati Ayu yang sedang terbaring diranjang. Dia belum juga membuka kedua matanya.

"Ayu sayang, ini mama. Buka mayamu nak." Mama Ayu membelai rambut putri kecilnya itu.

Tapi Ayu masih tak kunjung membuka matanya, hanya saja dia sedikit bergumam. Dia terus memanggil Kenzo berulang kali. Kemudian dia terdiam kembali.

Tak kuasa menahan air matanya, Mama Ayu kemudian memeluk Ayu. "Sayang maafkan mama, harusnya mama bilang sejak awal tentang Kenzo yang akan pergi jauh," ucap Mama Ayu.

"Sudahlah Vin, disini kita berdua yang salah. Kita yidak mengerti apa-apa tentang perasaan anak-anak kita," kata Ibu Kenzo.

Mama Ayu melepaskan pelukannya pada gadis kecilnya. Dia mengusap air kata yang mengalir di pipinya itu. Dia menatap ke arah sahabatnya yang sedang duduk di sofa.

"Ra, bagaimana bisa kamu melepaskan Kenzo? bukankah dia putra kesayanganmu," ucap Mama Ayu.

"Jangan ditanya Vin, itu pengorbanan yang sangat berat bagiku. Siapa yang sanggup berpisah dari putranya kalau tidak karena terpaksa." Jawab Ibu Kenzo.

***

Keesokan Harinya, Ayu sudah sadar dan membuka matanya. Tapi dia hanya diam, tidak mau berkata satu patah kata pun. Karena Mama Ayu dan Ibu Kenzo sudah diberitaukan kalau Ayu akan mengalami trauma yang serius, maka mereka berdua tidak terkejut dengan kondisi Ayu yang sekarang.

"Sayang, kita pulang yuk." Mama Ayu mencoba berbicara pada putri kecilnya.

Tidak ada satu jawaban yang keluar dari mulut Ayu. Dia hanya menganggukan kepalanya, yang berarti menyetujui perkataan mamanya. Mama Ayu menggandeng Ayu untuk pulang kerumah mereka, sedangkan Ibu Kenzo berjalan disamping Ayu.

Sesampainya dirumah. Ayu langsung masuk kedalam kamarnya, air mata Mama Ayu kembali menetes melihat kondisi putrinya yang hanya diam. Ayu yang biasanya selalu ceria, dan selalu tersenyum, sekarang dia hanya diam tanpa kata.

"Vin, sabar ya," ucap Ibu Kenzo.

"Makasih ya Ra," jawab Mama Ayu.

"Semua akan cepat berlalu kok, Ayu akan kembali normal beberapa hari lagi," kata Ibu Kenzo.

Ibu Kenzo berpamitan untuk pulang kerumahnya, Mama Ayu pun mengiyakan. Lemudian Mama Ayu melihat Ayu kedalam kamarnya.

"Sayang, apa ada yang bisa mama bantu?" tanya Mama Ayu yang melihat putrinya menghadap laptop di tangannya.

"Tidak ma." jawab Ayu.

Seyum indah diwajah cantik putri kecil itu benar-benar telah menghilang. Senyum yang dulu menjadi pancaran kebahagiaan untuk semua orang termasuk sahabatnya. Kini senyum itu hilang bersama kepergian Kenzo.

"Istirahatlah, besok kamu sekolah, bukan?" tanya Mama Ayu.

Ayu menganggukan kepalanya. Dia menutup laptop dan menarunya di meja belajar. "Ayu tidur dulu." Ayu pun mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Mama Ayu keluar kamar dan mematikan lampu kamar Ayu. Sungguh sedih melihat perubahan putrinya yang secara tiba-tiba seperti itu. Tapi apa boleh buat, dia hanya bisa menantikan dimana saat Ayu kembali seperti dulu lagi.

"Semoga besok bisa menjadi hari yang berharga untuk Ayu," ucap Mama Ayu.

***

Keesokan harinya, Mama Ayu membangunkan Ayu seperti biasa. "Ayu, cepat bangun. Sudah pagi, nanti kamu telat ke kampus." kata Mama Ayu sambil menyiapkan sarapan untuk putrinya itu.

"Iya ma sabar, aku lagi siap-siap nih, ucap Ayu dari dalam kamarnya.

Ya, Ayu sekarang sudah beranjak dewasa. Dia menjadi gadis cantik yang super cuek. Trauma masa kecilnya membuat dia sulit untuk percaya pada orang lain. Meskipun begitu, tetap saja Ayu menjadi incaran banyak cowok karena kecantikannya.

"Ma, aku langsung berangkat ya." Ayu menghampiri mamanya yang duduk dimeja makan dan mencium pipinya.

"Eh, nggak mau sarapan dulu?" tanya Mama Ayu.

"Entar aja, aku sarapan di kampus. Dah ma," kata Ayu sambil berlari keluar karena Dea sudah menunggunya.

Dea Adalah teman Ayu yang paling dekat dengannya. Mereka sangat akrab melebihi saudara. Sampai Mama Ayu dan Dea selalu menghabiskan waktu bersama jika ada waktu libur.

"Sudah siap?" tanya Dea.

"Siap dong, yuk berangkat." Ayu menaiki mobil Dea dan Dea langsung mengemudikan mobilnya ke kampus.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status