Share

Episode Delapan Belas : Gosip

Terang cepat menjadi lalu. Sunyi dipinang keramaian titik hitam. Remang cahaya bergelayut manja pada denting-denting waktu. Meja-meja dipenuhi minum penglayang akal. Piring, tisu, gelas berserak di meja-meja tamu. Biduan terus bergoyang menyesuaikan dengan irama gendang. Lantunan lagu menelusup ruang telinga, masuk ke dalam jiwa-jiwa lena. Pengunjung menyesap rasa masing-masing, mencairkan perih yang dibekam kesadaran. Langkah-langkah menyelinap ragu, naik ke panggung hendak menyelipkan rupiah di genggaman biduan. Perih kehidupan tersimpan pada rekahan senyuman mereka. Ada yang hendak menggenggam kuasa, namun kekuasaan tak mau bersahabat. Ada yang hendak ikat takdir bersama, sayang keputusan detik tak mengikat. 

Satu sendok, dua suap, tiga tenggak air minum, lalu gerakan tangan Fira terhenti. Ada suara aneh yang menahan pencernaan, suatu hal yang menghambarkan rasa makanan. Ia sedang mengambil jatah istirahat malam. Langit menjelma kenangan dalam bungkusan gerimis. Titik

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status