Share

Episode Sembilan Belas : Terbang dengan Akal

Tubuh siang berangsur melepaskan diri, terang melayang ke naungannya di balik malam. Azan maghrib berteriak membangunkan jiwa-jiwa yang kelelahan. Penduduk bergegas mengambil air wudu, sebagian masih asyik di depan layar bercahaya. Anak-anak dibimbing melangkah menuju masjid dekat rumah atau surau-surau terdekat. Langit tetap biru, namun birunya pudar, ada abu yang tidak terlalu jelas. Mentari tenggelam, nyawanya tersisa remang di balik pegunungan. Bintang perlahan menyembul, bulan siap-siap membuka matanya. Jalanan remang dipenuhi penduduk yang menyandang sajadah menuju tempat ibadah. Sementara Ibu justru bermuka pucat, langkahnya tergopoh-gopoh. Ranjang sayurnya dijatuhkan begitu saja ke lantai. Tempe goreng dan cotot, jajanan yang dibeli dari pasar tercecer di lantai. Ibu bergegas memapah Fira yang tersungkur di lantai. Ia lantas duduk di anak tangga ke dua. 

 “Apa yang kau lakukan Fira?”

 “Kepala Fira sak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status