Share

Pengakuan

Kayra bergegas menghampiri jeni yang sedang membereskan buku pelajarannya.

"Jen,bisa kita ngomong sebentar?"ajak kayra datar dan kemudian keluar dari kelas meuju ruang OSIS.

"Gue mau bahas tentang permintaan Lo tadi.

"Jadi gimana?Lo setuju dengan tawaran gue?"tanya jeni setibanya diruang osis.

Kayra menggeleng." Maaf Jen, sepertinya gue nggak bisa terima tawaran Lo,gue nggak mau jadi budak Lo,kalau Lo mau lebih paham dan pintar dari pada gue,Lo sebaiknya ikut bimbingan belajar,kalau mau sukses itu perlu pengorbanan dan modal."

"Jangan sok ceramahin gue,Lo yakin nolak perminta gue?"

Kayra mengangguk mantap."Dua yakin malah!"

"Lo nggak takut gue laporin perbuatan Lo sama Bu Dewi, bayangin deh Kay,bagaimana kalau satu sekolah tahu seorang ketua OSIS bisa melakukan perbuatan yang picik seperti itu,kalau gue sih mending langsung keluar dari sekolah ini!"

"Emang Lo punya bukti kalau gue terlibat?"

"Gue melihat sendiri Kay!"

"Iya mana bukti Lo,Lo ada gambar gue nggak kalau gue ikut komplotan Tian,nggak kan?kalau Lo mau nuduh seseorang seharusnya Lo harus punya bukti yang jelas,bukan hanya omong doang,paham?''

Jeni mendengus kesal.

"Lo tenang aja Jen,gue tahu gue salah,tapi gue akan menpertanggung jawabkan perbuatan gue itu,jadi Lo nggak perlu repot repot buang tenaga Lo untuk ngurusin masalah gue."

Jeni melotot tak percaya. "Emang Lo berani?"

"Kenapa nggak,gue harus belajar bertanggung jawab atas segala kesalahan yang gue lakukan."

Jeni tersenyum sinis . "Semoga berhasil. "Katanya seraya berjalan melewati kayra dan pergi keluar dari ruangan OSIS.

Kayra menghela nafas panjang. Dia sudah tidak mood lagi untuk pergi ke kantin menyusul Dinda dan teman temannya yang lain.Kayra kemudian memeriksa berkas makalah yang harus dia selesaikan dan menyerahkannya langsung kepada kepala sekolah,untuk laporan akhir bulan.

Tanpa sengaja saat hendak keluar dari ruang OSIS kayra berpapasan dengan seorang cowok yang hendak masuk ke ruangan OSIS.

"Lo disini?"tanya nya spontan saking terkejut.

"Kenapa kalau gue disini,gue udah terbiasa keluar masuk ruangan ini!"balas kayra sinis. "Seharusnya gue yang tanya,ngapain Lo disini,Lo kan bukan anggota OSIS?"

Cowok itu menoleh,matanya menyipit. "Itu bukan urusan lo!"sahutnya singkat.

"Kalau Lo nggak ada urusan,mending Lo pergi aja,ruangan ini hanya boleh dimasuki anggota OSIS saja, paham!"kata kayra menegaskan. "Dan gue yakin cowok kayak Lo palingan cuma iseng aja masuk kesini !"

Cowok itu menoleh lagi kearah kayra.

"Maksudnya cowok kayak gue?"tanya terlihat tersinggung.

"Eh maaf salah ngomong, tersinggung ya?"sahut kayra.

"Gue tahu maksud Lo,Lo pasti takut gue berbuat macem macem diruangan ini,secara gue cowok biang onar,malas ikut kegiatan sekolah,tiba tiba masuk kedalam ruangan ini,Lo takut gue berbuat macam macam disini?"sindir cowok itu sambil tersenyum sinis.

Kayra melotot,tanpa sadar bibirnya memberengut.Tiba tiba kedua matanya membesar,dia teringat ada salah satu hal yang harus dia bicarakan kepada cowok yang saat ini berdiri dihadapannya.Dia menoleh ke kanan dan kekiri kemudian menarik tangan cowok itu  masuk kedalam ruangan OSIS.

Kayra menatap cowok itu sinis.

"Ngapain lihat lihat gue,baru sadar ya kalau Tian ganteng."ucapnya sok cool yang membuat Kayra ingin muntah mendengar nya.

Ya cowok itu adalah Tian,cowok yang dikenal suka bikin onar disekolah,tapi termasuk anak yang most wanted dikalangan siswa perempuan,karena Tian mempunyai paras wajah yang tampan.

"Berhubung gue ketemu lo disini,gue mau bahas masalah yang kemarin!" Ucap kayra .

Tian terbengong. "Lo sadar nggak,kalau tingkah Lo ini berbahaya,bagaimana kalau ada yang tahu gue sama Lo diruangan ini berdua saja,pasti pikiran mereka macam macam!"ucapnya dengan sikap dingin.

"Jangan pikiran yang aneh aneh!"kayra melotot.

Kayra termangu mendadak kebingungan,tidak tahu harus berbuat apa.Ucapan Tian ada benarnya juga,bagaimana kalau ada yang tahu kalau dirinya sendang berada disini berdua disini dengan Tian, diruangan yang tertutup,apa yang akan mereka pikirkan,kayra menepuk jidatnya kesal.

"Kenapa Lo?"tanya Tian heran melihat tingkah aneh kayra. "Kalau memang ada yang Lo mau bicarakan mending kita keluar saja,biar tidak ada yang salah paham."

Tian berjalan santai melewati kayra dan kemudian keluar dari ruangan OSIS,kayra bagai terkena mantra sihir Tian kakinya melangkah begitu saja mengikuti dibelakang Tian.Kayra mengerjap karena tiba tiba saja Tian menutup pintu ruang OSIS dengan keras.

"Jadi Lo mau bicara apa ?"Tanya Tian sambil melirik jam tangannya."waktu gue nggak banyak."

Kayra melirik sekelilingnya.Beberapa anak berlalu lalang,kedua matanya mencari tempat yang lebih privasi.Tian seperti paham apa yang diinginkan oleh kayra,dia berjalan ketempat yang lebih lapang tapi jauh dari kerumunan,lagi lagi tanpa sadar kayra langsung mengikuti dibelakangnya.

"Lo bisa ngomong sekarang."ucap Tian kepada kayra."sepertinya disini aman,dan tidak ada yang dengar."

"Tentang masalah kemarin!"sahut kayra.

Tian mengangkat alis."iya kenapa,ada masalah?"

"Gue sepertinya mau ngaku sama Bu Dewi!"

Tian melotot."serius?"tanya nya bernada sinis.

Kayra mengangguk mantap.

"Emang Lo udah siap menanggung konsekuensinya."

"Siap,berani berbuat harus berani bertanggung jawab,dan Lo tenang aja gue nggak akan sebut nama teman teman Lo ataupun Lo kok!'

Lagi lagi Tian tersenyum sinis."kalau gue sih nggak masalah,gue sudah biasa dihukum,tapi kalau Lo,Lo kan ketua OSIS,tidak lucu ketua osis dihukum,dan image Lo yang selalu baik itu akan rusak dengan sekejap,Lo nggak takut?''kata Tian. "Dan satu lagi kalau emang Lo sudah terbiasa jujur,kenapa Lo kemarin terima tawaran gue?"

"Hmmm,karena kemarin itu gue lagi kolep,gue nggak suka masak,dan gue nggak tahu lagi bagaimana caranya agar gue juga bisa menyelesaikan tugas nasi tumpeng dari Bu Dewi."

Tian tertawa mendengar penjelasan kayra yang menerutnya itu tidak mungkin. "Lo cewek,kenapa tidak suka masak?"

"Emang Lo pikir,setiap wanita itu harus suka masak!"balas kayra geram."gue udah putus asa banget kemarin,dan akhirnya gue terima tawaran Lo!"

"Dari sini gue bisa menyimpulkan,kalau sebuah nilai itu sangat penting banget buat Lo,dan bagi gue nilai itu biasa saja,karena kesuksesan seseorang tidak bisa dinilai dengan nilai pelajaran sekolah!"

"Jangan ceramah didepan gue."ucap kayra ketus.

"Gue nggak ceramah,gue hanya menyimpulkan!"balas Tian."kalau tidak ada yang ingin dibicarakan lagi,gue mau pergi,masih banyak urusan."

Setelah berbicara seperti itu Tian berbalik badan kemudian menjauh,kayra memandanginya dengan banyak pertanyaan dikepalanya,terdengar bel tanda waktu istirahat telah selesai.kayra menghela nafas,bergerak menuju kelasnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status