Setelah Virza menunggu beberapa saat. "Sepertinya Mas Ajie masih lama di toilet. Aku akan ke kamarku dulu sebentar saja kalau begitu," akhirnya Virza memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Namun saat Virza akan keluar dia berpapasan dengan Ajie. Ajie merasa keheranan mendapati Virza keluar dari dalam kamarnya. 'Waduh, Mas Ajie pasti ingin bertanya bahwa aku akan pergi ke mana,' pikir Virza. “Sebentar ya Mas, aku mau ambil bantal dulu," kata Virza terburu-buru. Dia mengabaikan wajah Ajie yang kebingungan. “Loh sejak kapan kamu berada di dalam kamarku?" Tegur Ajie kebingungan. Tapi Virza tidak terlalu mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Ajie. Virza langsung masuk ke dalam kamarnya. Saat di dalam kamarnya, Virza malah sibuk mengingat-ingat barang apa saja yang akan dibawanya ke kamar Ajie. Mulai dari bantal, guling, sleeping bag, ponsel, hmm… bawa apalagi ya?" Gumamnya. Tiba-tiba Virza teringat pakaian yang dikenakan Ajie saat berpapasan tadi. "Mas Ajie tadi pakai pak
Ajie segera mengambil kertas dan pulpen didekatnya. Dia menuliskan sesuatu, lalu diberikan kepada Virza.“Please, kamu baca dalam hati saja ya,” Ajie berpesan sebelum memberikan selembar kertas itu kepada Virza. Virza mengangguk.‘Jangan menyebut kata TAKUT atau menunjukkan kalau kita TAKUT di waktu malam hari. Karena dia bisa mendengarnya, dan dia akan menakutimu,’Begitu yang tertulis di kertas itu.Ajie sangat tahu, pasti banyak pertanyaan di kepala Virza yang ingin ditanyakan kepada Ajie. Seperti halnya saat dia menjadi
Ajie segera mengambil telepon genggamnya dan kembali mengirim pesan kepada Andra. Ajie : Kamu sudah di depan rumah kosku, kan? Andra : Iya sudah. Kamu ngapain sih pakai kirim pesan segala. Katanya aku disuruh datang, tapi kenapa kamu tidak menunggu aku di depan rumah? Kalau ketangkap sama petugas keamanan kampung bisa bahaya ini. Ajie : Andra, kamu ke jendela kamarku deh, aku kasih kamu kunci pintu depan. Andra : Tunggu, kenapa malah akan memberikan kunci kepadaku? Apa ada orang yang masuk ke dalam rumah? Ajie : Sepertinya iya. Andra : Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu, aku akan bawa temanku, dan juga beberapa alat untuk membela diri. Kamu dan Virza tetap tenang di kamar, jadikan apa saja yang ada di kamar untuk alat bela diri. Ajie : Oke, Ndra. Terima kasih ya. 10 menit kemudian Andra datang bersama kedua temannya, Dewa dan Sugeng. Mereka membawa beberapa tongkat kayu. Sementara itu, Virza dan Ajie tidak lagi mendengar suara orang yang berjalan mondar-mandir di depan
Sosok yang ada di hadapannya terlihat samar'Bangun!' Suara itu seperti ada di kepala Virza. Namun Virza mempercayai suara itu berasal dari sosok Ajie yang kini sedang membangunkannya. "Eh kok sudah bangun sih, Mas? Perasaan aku belum lama melihat kamu masih tertidur dengan pulas," sahut Virza dengan malas. Ajie menarik selimutnya dengan kasar dan membuang selimut itu ke lantai. Sebenarnya Virza merasa tersinggung dengan sikap Ajie yang seperti itu. Namun, rasa kantuk nya mengalahkan emosinya, dan dia memilih untuk mengalah pada pemilik kamar. Virza juga memutuskan melanjutkan tidurnya di dalam kamarnya sendiri. Virza mengangkut barang-barang bawaannya dari dalam kamar Ajie.Saat sampai di dalam kamarnya, Virza langsung merebahkan tubuhnya ke lantai beralaskan sleeping bag. Namun baru saja dia akan memejamkan matanya kembali, tiba-tiba suara pintunya diketuk dengan kasar. BRUG, BRUG, BRUG.Virza menghela nafas dengan kesal. Virza merapatkan giginya menahan marah. Dia merasa ti
POK … POKBahu Virza dipeluk seseorang.Virza menoleh ke arah yang menepuknya. Betapa terkejutnya Virza ketika mengetahui siapa yang menepuknya, dia adalah Selly. Selly tersenyum kepadanya."Hai, Virza!" sapa Selly."Hai, eh hai!" sahut Virza gugup."Apa kabar?" tanya Virza sambil mengerutkan keningnya.‘Kok aku seperti pernah melihat dia dengan pakaian ini ya? Kaos putih dengan jeans biru. Jangan-jangan terakhir kali aku bertemu dengannya, dia memakai pakaian ini. Dia saja yang cewek tidak malu pakai pakaian yang itu-itu saja, apalagi aku yang cowok sehar
Akhirnya mereka berdua sampai di tempat kos Virza.Dari halaman rumah saja, Virza sudah bisa melihat ruang tamu kos nya ramai dengan orang. Padahal Virza merasa belum lama dia meninggalkan rumah kos nya."Rumah kos kamu menjadi ramai dengan teman-temanku dan Ajie. Maaf ya. Karena cuma rumah kos kamu yang punya ruangan untuk tempat belajar," kata Andra ketika melihat Virza tertegun."Oh, tidak apa-apa, Mas," sahut Virza dengan ramah.Semua yang Virza alami sejak tiba dikota itu adalah merupakan pengalaman pertama yang menakjubkan baginya. Pengalaman pertama yang dialaminya tanpa diketahui oleh orang tua dan adiknya.Jantungnya berdegu
Tiba-tiba Ajie muncul di pintu kamar Roy. "Eh Mas Roy, sudah datang," kata Ajie. Roy yang baru memulai ceritanya langsung berhenti dan tersenyum ke arah Ajie. "Iya, Jie. Baru saja. Aku lagi berkenalan dengan anak baru. Kukira tadi teman kampus kamu, ternyata dia mahasiswa baru yang kos disini," jelas Roy. "Hehe, iya, Mas. Maaf aku tidak melihat saat Mas Roy datang," sahut Ajie. "Tidak apa-apa. Kamu kan sedang fokus dengan tugasmu," sahut Roy. “Virza, kamu tahu tidak siapa Mas Roy itu?" tanya Ajie sambil tersenyum melirik ke arah Roy. Roy menggelengkan kepala sambil tertawa kecil. “Selain orang jenius dan asisten dosen, dia juga tokoh utama dari novel online yang ditulis oleh calon istrinya. Novelnya yang sempat viral, kalau kamu penggemar cerita horor, judulnya 'RUMAH SINGGAH PODJOK', pasti kamu pernah membacanya di platform baca novel online," Ajie memperkenalkan sisi lain dari Roy. “Kamu juga bisa tanya dia tentang cerita horor, pengalamannya banyak tuh," tambah Ajie sam
Namun, Virza melihat Ajie hanya memperhatikan dirinya dengan tatapan tajam. Sementara Virza hanya bisa berteriak minta tolong dengan mulut yang tidak bisa membuka karena mulutnya dibekap oleh sosok itu. Akal sehat Virza bertanya, 'Berapa banyak tangan yang dimiliki makhluk ini? Dia mendekapku, dia juga membekapku, tangannya yang lain juga berusaha membuat mataku tertutup,' "Ajie, Ajie, tolong saya!" berulang kali Virza meneriakkan itu, namun suara itu hanya sampai di ruang mulutnya saja, tidak sampai keluar dari bibirnya. Ajie menggerakkan kedua kakinya dan merangkak, lalu perlahan mendekati Virza. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Virza. Ajie mendekatkan bibirnya ke kuping Virza dan membisikkan kalimat yang Virza tidak bisa dengar. Cukup lama Ajie membungkuk di hadapan Virza sambil membisikkan kalimat itu. Lama-lama Virza bisa mendengar ucapan Ajie. Ternyata Ajie sedang membisikkan kalimat doa di telinga Virza. Ajaibnya, perlahan dekapan itu pun memudar, sehingga Virza bisa membe