Share

Bab 15

Untunglah di depan lampu merah. Aku memalingkan wajahku padanya dan tersenyum terpana. Ia membalas senyumku dengan malu-malu.

Ia berkali-kali membuatku jatuh hati. Dan menurutku tidak ada pria yang sepertinya dapat menahan bayangan di pikirannya mengenai menjadikan Maria seorang istri kalau ia sudah membicarakan hal seputar pernikahan. Dan aku pria yang beruntung itu.

Angan akan menikah dengannya, memiliki anak dari rahimnya, dan membentuk sebuah keluarga bersamanya menjadikanku tambah punya arti dan keinginan untuk memiliki hatinya.

Sambil bersenandung mengikuti alunan musik, Maria memainkan jari manis di tangan kirinya yang memang sudah lama kuperhatikan ada cincin di sana. Aku membayangkan jika suatu saat nanti aku adalah pria yang ia percayakan memasang cincin di jari manisnya.

“Cincin itu dari siapa, Mar?” tanyaku.

Maria mengangkat tangan, memegang cincinnya dan berkata, “oh, ini dari temenku. Waktu itu dia ke Jepang dan beliin ini.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status