Share

Bab 2 Penolakan Maya

last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-31 15:05:54

Proses ijab qobul sudah selesai dilaksanakan. Tentu saja karena Pak Hasan memohon kepada Reza agar bisa membantunya keluar dari rasa malu ini.

Awalnya Reza menolak, dia tidak ingin melakukan hal besar seperti ini tanpa diketahui Maya. Namun, apa boleh buat, Pak Hasan meminta dengan setengah memaksa agar Reza bersedia.

"Terima kasih, Za. Terima kasih kamu sudah membantu Papa keluar dari masalah ini." ucap Pak Hasan sambil menggenggam tangan Reza dengan penuh haru.

Pak Fahmi dan Bu Habibah hanya bisa diam sambil beristigfar. Mereka masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi, antara percaya dan tidak percaya. Awalnya mereka datang hanya untuk menjadi tamu undangan, begitupun dengan putranya.

Akan tetapi, takdir berkata lain. Reza tiba-tiba menggantikan posisi mempelai pria, tapi mempelai wanitanya tidak tahu.

"Terima kasih juga Abi Fahmi, Umi Habibah. Semoga ini jalan yang terbaik!" seru Pak Hasan bahagia.

Rasa panik yang tadi tiba-tiba hadir kini sudah berubah menjadi pancaran kebahagiaan. "Tidak bisa saya bayangkan kalau kalian tidak ada, mungkin kamu sudah ikut pingsan." lanjut Pak Hasan sambil memandangi wajah Maya yang masih belum sadarkan diri.

Reza yang tadi sudah lebih tenang, kini kembali merasa canggung dan serba-salah ketika melihat wajah Maya. "Yah, seharusnya aku tidak ada di sini." batinnya merasa bersalah.

"Kapan anak saya anak sadar, Dok? Kenapa sampai sekarang masih belum sadarkan diri?" tanya Pak Hasan tidak sabar. Sementara istrinya Bu Nina sejak tadi sudah berada di samping Maya sambil membacakan doa-doa.

"Enggak akan lama lagi. Sebaiknya kau berdoa agar Maya tidak marah, bukan malah gelisah!" Dokter yang sudah memeriksa keadaan Maya itu menatap sinis ke arah Pak Hasan.

"Sebagai kakakku, harusnya kau juga bantu doa." Pak Hasan tidak mau kalah.

"Terserah."

Daripada mendengarkan perkataan yang tidak masuk akal, Reza memilih untuk pergi ke dapur, berusaha menenangkan diri sambil menanyakan tentang hubungan Maya dengan laki-laki yang bernama Galang itu kepada orang-orang rumahnya selama ini.

"Em, kami hanya tahu mereka selama ini berhubungan baik, Mas Reza." ucap salah satu anggota dapur.

"Baik di mata Mbak Bela seperti apa?" tanya Reza lebih jelas. Dia tidak ingin dirinya berada di tengah-tengah masalah ini, tapi tidak mengetahui tentang apapun.

"Iya, seperti yang tidak ada masalah. Minggu kemarin pun Mas Galang ke sini dan membawakan Mbak Maya banyak barang," sahut yang lainnya.

Karena penilaian orang-orang dapur terhadap hubungan Maya dan juga Galang baik, Reza tidak bisa menggali informasi yang dinginkan. Reza menyangka, pasti ada sesuatu hal yang membuat hubungan mereka merenggang di detik-detik pernikahan.

Akan tetapi, apa penyebabnya masih belum diketahui. Saat ini Reza belum bisa mendapatkan sedikit pun informasi yang ingin diketahuinya.

Reza pun keluar dari dapur, tapi telinganya mendengar sesuatu.

"Apa kamu gak dengar mereka berantem Minggu lalu?" tanya orang yang berada di samping Bella dan Reza tahu betul ini suara siapa.

Sengaja menghentikan langkah, tapi juga tidak berbalik kembali ke dapur. Reza hanya diam di tempat untuk bisa mendengar dan memastikan siapa yang bicara. Rumah ini sudah seperti rumah keduanya, jadi sudah mengenali suara dari orang-orang di sini.

"Bell, apa kamu tega berbohong pada Mas Reza?" tanya orang yang sama kepada kepada Bella.

Reza semakin tidak mengerti, apa sebenarnya yang disaksikan Bella Minggu lalu sampai tidak mau bicara.

"Aku juga tidak tahu, yang jelas, Mbak Maya seperti tidak terima kalau Mas Galang mau meminta putus." ucap Bella lirih dan itu membuat Reza kecewa.

Meminta putus ketika pernikahan akan digelar seminggu lagi sama saja mencoba mempermalukan pasangan.

****

"Aku tetap ingin melanjutkan pernikahan ini!" teriakan Maya mulai terdengar, pertanda kalau Maya sudah sadar. Reza langsung mengambil langkah besar untuk sampai di kamarnya. Namun, langkahnya harus terhenti ketika yang dipanggilnya adalah laki-laki lain. "Hanya dengan Mas Galang aku ingin menikah!" teriaknya lagi.

Pak Fahmi yang memperhatikan semuanya hanya bisa memberikan semangat kepada putranya. "Abi yakin kamu bisa, bukankah cinta itu butuh pengorbanan dan tanpa pamrih?"

Lagi, Pak Fahmi mengingatkan kalau cinta itu tanpa pamrih, tanpa syarat, dan memerlukan pengorbanan. Jangan sampai kita memaki ketika tidak mendapatkan orang yang kita cintai. Kalau sampai terjadi, tandanya cinta kita pamrih. Tidak tulus dan tidak melambangkan cinta sejati.

Reza mengambil nafas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Berusaha untuk menyiapkan hatinya terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar Maya.

"Reza!" Maya langsung berteriak ketika melihat Reza masuk ke kamarnya dan memeluknya erat. "Reza, kenapa Mas Galang belum datang, kenapa? Dia bilang sendiri padaku kalau dia mencintaiku. Tapi kenapa dia malah tidak datang?" rentetan pertanyaan keluar dari bibirnya sambil menangis membasahi pakaian yang Reza kenakan.

Karena mereka sudah terikat pernikahan, Reza membalas pelukannya, dan hal itu membuat Maya merasa heran. "Kamu Reza, kan?"

"Iya." Reza menjawab singkat.

"Reza!" Maya kembali memanggilnya dan memeluknya seperti orang yang sudah kehilangan arah, akal sehatnya, dan juga kehilangan kesadaran akan dirinya.

Ternyata cinta bisa membuat orang sehat menjadi sakit dan menjadi tidak waras itu benar. Jika kita tidak bisa mengendalikan cinta, maka cinta itu akan meledak, hancur lebur tidak tersisa.

"Galang ninggalin aku, Za." ucapnya sesenggukan.

Orang tuanya Maya hanya bisa menangis tanpa suara ketika menyaksikan kondisi anak sulungnya yang sangat memperihatinkan.

"Aku sungguh gak sanggup, Mas," ucap Bu Nina lirih, tubuhnya mendadak lemas tidak bertenaga.

Dengan berbagai cara, Reza berhasil membuat Maya tenang. "Minum dulu, ya." Bu Nina menyerahkan segelas air putih, tapi Maya tidak merespon. Dia hanya diam sambil menggenggam tangan Reza.

"Katakan padaku, Za, apa Mas Galang akan datang?" tanya Maya lagi membuat Bu Nina langsung pergi meninggalkan kamar.

Pak Hasan yang juga akan ikut keluar langsung ditahan Pak Fahmi. "Jangan keluar dulu, Pak. Saya mohon Bapak segera mengatakan kepada Maya, kalau sekarang suaminya adalah Reza." bisik Pak Fahmi.

Pak Hanya hanya mengangguk dan duduk di samping Maya untuk memberitahu dan Reza pun langsung menjauh.

Reza tahu betul bagaimana sikap Maya yang selalu ingin mendapatkan apa yang dia inginkan dan akan marah-marah jika tidak bisa. Bahkan sampai menyimpan dendam hingga bertahun-tahun.

"Maya, dengarkan Papa baik-baik, Nak." Pak Hasan menyentuh kedua pipinya. "Mulai saat ini, laki-laki yang akan selalu berada di sisimu dalam suka dan duka bukan lagi Galang." ucapnya lembut dan hati-hati.

"Papa bicara apa? Aku tidak ingin menikah selain dengan Mas Galang!" Maya menjawabnya tegas.

"Tapi yang tadi melakukan ijab qobul bukanlah Galang, melainkan laki-laki yang sekarang sedang ada di depan matamu." jelas Pak Hasan.

Maya langsung menatap laki-laki yang ada di hadapannya. Reza.

"Permainan macam apa ini? Reza, aku tahu kau punya perasaan padaku, aku bisa merasakannya. Tapi tolong, jangan memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan aku." ucap Maya membuat Reza terdiam membeku. "Aku hanya mau Mas Galang! Bukan dirimu!" teriaknya sambil menarik kemeja Reza.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 5 Pencarian

    Maya menatap Reza sinis. "Kalau tidak suka dengan Galang, gak usah cari-cari kesalahannya. Aku tahu ini foto editan, jadi gak usah berusaha untuk membuatku membencinya." "Ini bukan editan, aku baru saja nerima dari nomor yang tidak dikenal." Reza berucap pelan. "Itu tandanya hanya fitnah. Kan kita gak tahu siapa yang mengirimkan pesan. Kamu jangan mudah terhasut, dong. Aku gak suka." tegas Maya. Dia memang seringkali membenci orang-orang yang berusaha menjauhkan dirinya dengan Galang. Reza menatap Maya dengan sayup. Mau bagaimanpun, ia harus menepati janjinya untuk mencari Galang dengan Maya. Tanpa sepengetahuan Maya, Reza mencari media sosial milik Galang. Namun, tidak ada satupun yang ditemukan. Baik itu dari aplikasi biru, tok-tok, dan beberapa aplikasi lainnya. "Ayo kita kunjungi ke rumahnya!" seru Maya bersemangat. Mereka pun menuju ke alamat yang diberikan oleh Maya. "Jangan katakan pada mereka kalau aku adalah istrimu, anggap saja kita orang asing atau hanya teman. P

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 4 Galang

    "Kita akan tidur di kamar yang terpisah, kan?" "Sebenarnya ini rumahmu yang mana? Kenapa aku tidak pernah tahu kalau kau punya rumah sendiri?" "Luas gak rumahnya? Ada berapa kamar?" "Boleh tidak kalau aku ajak teman-teman ke sana?" Maya terus saja menghujani Reza dengan pertanyaan-pertanyaan yang memutar di kepalanya. Ia tidak peduli dengan perasaan laki-laki yang sekarang berada di sampingnya itu apalagi yang ada di pikirannya. Maya hanya ingin, kalau hidupnya tetap baik-baik saja setelah menyandang status sebagai istri seorang Reza Prayuda. Dia tidak ingin dikekang, apalagi sampai harus merubah dirinya. Sudah ada tekad dalam hatinya, kalau dia harus terus membatasi diri dari Reza tanpa memikirkan bagaimana perasaan yang menjadi suaminya itu. "Kalau orang nanya itu dijawab, bukan diam saja," gerutu Maya kesal. Reza masih terus diam, ia sedang berusaha menata hatinya agar ego untuk menahan Maya di sampingnya hilang. Dia tidak mau kalau wanita yang dicintainya ada di sampingn

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 3 Perjanjian

    "Cukup, jangan buat Reza berada di dalam masalah. Bukan dia yang menginginkan menjadi pengganti, tapi Papa yang memintanya, Papa tidak mau menanggung malu atas karena Galang!" jelas Pak Hasan yang sedari tadi mencoba sabar pun sudah tidak bisa ditahan lagi. Emosinya langsung keluar ketika mendengar perkataan putrinya yang menyakitkan. Maya menatap sekilas ke arah papanya dan melepaskan kemeja Reza. "Papa sudah dikasih apa sampai berani mengatakan kebohongan seperti itu? Papa tidak usah membelanya, aku sudah tahu kalau Reza bisa melakukan apapun!" ucapnya penuh penekanan. Pak Fahmi dan istrinya memilih untuk menjauh dari kamar Maya. Mereka merasa tidak enak hati karena Pak Hasan melakukan proses ijab qobul tanpa menunggu Maya sadar lebih dulu. "Maya, sadarlah! Reza tidak memberikan apapun pada Papa. Kami memang yang meminta bahkan memohon padanya untuk menggantikan Galang, Maya!" Lagi, Pak Hasan berusaha untuk menjelaskan. "Papa mohon, lupakan Galang, dan cintai Reza. Dia laki-la

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 2 Penolakan Maya

    Proses ijab qobul sudah selesai dilaksanakan. Tentu saja karena Pak Hasan memohon kepada Reza agar bisa membantunya keluar dari rasa malu ini. Awalnya Reza menolak, dia tidak ingin melakukan hal besar seperti ini tanpa diketahui Maya. Namun, apa boleh buat, Pak Hasan meminta dengan setengah memaksa agar Reza bersedia. "Terima kasih, Za. Terima kasih kamu sudah membantu Papa keluar dari masalah ini." ucap Pak Hasan sambil menggenggam tangan Reza dengan penuh haru. Pak Fahmi dan Bu Habibah hanya bisa diam sambil beristigfar. Mereka masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi, antara percaya dan tidak percaya. Awalnya mereka datang hanya untuk menjadi tamu undangan, begitupun dengan putranya. Akan tetapi, takdir berkata lain. Reza tiba-tiba menggantikan posisi mempelai pria, tapi mempelai wanitanya tidak tahu. "Terima kasih juga Abi Fahmi, Umi Habibah. Semoga ini jalan yang terbaik!" seru Pak Hasan bahagia. Rasa panik yang tadi tiba-tiba hadir kini sudah berubah menjadi panc

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 1 Pengantin Pengganti

    "Jangan tinggalkan kita, Maya, aku mohon!" teriak Reza. Akhir-akhir ini ada yang mengganjal dalam hati Reza dan membuatnya seringkali bermimpi kalau sosok Maya akan menghilang dari hidupnya. Meskipun Reza mencintainya dengan tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan balasan, tapi tetap saja ia tidak ingin mimpi itu terjadi di kehidupan nyata. Reza memilih beranjak dari tempat tidur dan duduk di sofa kamar yang menghadap ke taman belakang untuk melihat bunga-bunga yang bermekaran. "Umiii! Abi! Kejutan!" teriak Maya dari luar pintu rumah keluarganya Reza membuat sepasang suami istri terkejut. Maya adalah anak tetangga, sekaligus perempuan yang menjadi teman Reza satu-satunya. Dia memang sering datang ke rumah Reza untuk meminta bantuan ataupun sekadar curhat. "Ada apa, Nak?" Bu Habibah--ibunya Reza langsung mendekat ke arah Maya dan bertanya tentang apa yang menjadi kejutannya. Namun, gadis itu memilih untuk tidak menjawab. Dia malah duduk di sofa dengan tangan ke belakang. Seperti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status