Share

Bab 3 Perjanjian

last update Last Updated: 2025-07-31 15:07:17

"Cukup, jangan buat Reza berada di dalam masalah. Bukan dia yang menginginkan menjadi pengganti, tapi Papa yang memintanya, Papa tidak mau menanggung malu atas karena Galang!" jelas Pak Hasan yang sedari tadi mencoba sabar pun sudah tidak bisa ditahan lagi. Emosinya langsung keluar ketika mendengar perkataan putrinya yang menyakitkan.

Maya menatap sekilas ke arah papanya dan melepaskan kemeja Reza. "Papa sudah dikasih apa sampai berani mengatakan kebohongan seperti itu? Papa tidak usah membelanya, aku sudah tahu kalau Reza bisa melakukan apapun!" ucapnya penuh penekanan.

Pak Fahmi dan istrinya memilih untuk menjauh dari kamar Maya. Mereka merasa tidak enak hati karena Pak Hasan melakukan proses ijab qobul tanpa menunggu Maya sadar lebih dulu.

"Maya, sadarlah! Reza tidak memberikan apapun pada Papa. Kami memang yang meminta bahkan memohon padanya untuk menggantikan Galang, Maya!" Lagi, Pak Hasan berusaha untuk menjelaskan.

"Papa mohon, lupakan Galang, dan cintai Reza. Dia laki-laki yang baik, kita semua tahu hal itu." tegasnya membuat Maya berdecih.

"Enggak! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menerima laki-laki munafik ini sebagai suamiku!" Maya kembali berteriak, menunjukkan bahwa dirinya membenci Reza. Sementara yang dibencinya hanya tersenyum simpul.

"Maya!" teriak Pak Hasan. Kali ini Maya benar-benar sudah menguji kesabarannya.

Reza yang faham kalau suasana semakin panas pun langsung mendekat ke arah Maya. "Aku tahu saat ini kamu tidak mencintaiku, karena matamu hanya menunjukkan kebencian. Tapi aku mohon, jangan halangi aku untuk menunjukkan rasa cintaku," pinta Reza lembut yang membuat hati kedua orang tuanya Maya bergetar.

"Nak, Reza." Bu Nina melihat Reza penuh dengan rasa iba, laki-laki ini bisa tetap tersenyum meskipun Nafisah terang-terangan menuduh dan membencinya.

Pak Hasan mengajak Bu Nina untuk keluar dan memberikan ruang untuk Reza dan Maya bicara.

"Kenapa? Kamu tidak perlu basa-basi, Reza. Aku sengaja merahasiakan semua ini karena Galang dan aku sudah mengetahui tentang siasat burukmu!" Maya kembali berteriak.

"Jangan-jangan Galang menghilang juga disebabkan oleh dirimu? Oh, tidak. Kau tidak perlu berpura-pura lolos, mulai saat ini aku Maya, sangat, sangat, sangat membencimu." tegas Maya sambil menatap Reza dengan mata merahnya.

Reza memilih tidak bicara, dia berjalan ke arah jemuran handuk dan mengambil salah satunya. "Sebaiknya kau mandi, dinginkan kepalamu, nanti kita bisa bicarakan dengan tenang." ucapnya sambil mengarahkan handuk yang diambilnya pada Maya.

"Alah, jangan sok baik, kamu!" Bukannya menerima, Maya malah menepisnya.

"Sekarang atau aku seret ke kamar mandi?" Reza menatap Maya dengan serius, bahkan Maya menatapnya dengan penuh ketakutan.

"Iya, aku mandi sekarang!" bentaknya mengambil handuk yang tadi dilempar ke lantai dan masuk ke kamar mandi.

Melihat Maya sudah lebih baik, Reza terduduk lesu di kursi depan meja rias Maya. "Apa yang sedang terjadi padaku ini? Apa iya aku sekarang sudah menjadi seorang suami? Suami dari Maya?" gumamnya sambil menatap wajahnya sendiri di cermin.

"Jika memang ini takdirku, semoga aku memang bisa menghadirkan cinta di antara kita. Aku ingin berjuang, jika pada akhirnya kita tidak bersama, tidak apa. Setidaknya aku sudah melakukan pembuktian dengan cintaku." gumamnya lagi.

****

Brakkk ... pintu kamar mandi dibuka dengan cara dibanting.

"Jelaskan apa yang ingin kamu jelaskan tadi!" titah Maya tanpa basa-basi. Waktu mandi yang biasanya selalu setengah jam lebih kini hanya menjadi lima menit. Dia tidak bisa berlama-lama di kamar mandi sementara di kamarnya ada orang asing.

"Duduklah!" pinta Reza sambil menepuk-nepuk kecil tempat tidur yang ada di depannya. "Aku tidak akan melakukan apapun. Aku janji." tegas Reza ketika melihat Maya masih saja diam di tempatnya.

Setelah Reza berjanji, Maya langsung duduk di tempat yang diminta. "Cepat jelaskan, agar aku juga bisa segera menghubungi Mas Galang!" desisnya.

Ketika nama Galang di sebut, hati Reza bagai tersayat pisau yang paling tajam. Sangat menyakitkan. Dia yang lebih dulu ada di dalam hidupnya, tapi ternyata posisinya dalam hati Maya tidak begitu penting.

"Iya." Reza memasang wajah datarnya. "Kau boleh menganggap aku orang asing. Aku tadi terpaksa melakukan ini karena papamu memohon padaku." jelasnya membuat Maya semakin membencinya.

"Jangan katakan yang tidak masuk akal, mana ada seorang laki-laki begitu tulus!" Maya menatapnya tajam.

"Ada dan itu aku. Reza. Laki-laki yang ada di hadapanmu!" tegasnya tanpa basa-basi lagi.

"Sebaiknya kita akting di hadapan orang tua kita agar menjadi pasangan yang sempurna. Ketika tidak sedang bersama mereka, kau boleh anggap aku tidak ada. Kita tidak akan saling mencampuri kehidupan pribadi masing-masing." jelas Reza membuat Maya terdiam.

"Aku berjanji tidak akan menyentuh satu helai pun rambutmu." tegasnya lagi. "Kecuali jika kau mengizinkannya." lanjutnya dalam hati.

"Untuk saat ini aku masih belum bisa mempercayaimu, tapi demi bisa bertemu dengan Mas Galang, aku akan melakukan segalanya." tegas Maya.

Deg .. hati Reza kembali diuji dengan ketulusannya.

"Tentu." Reza beranjak dari duduknya dan pergi menemui orang tuanya dan juga orang tua Maya untuk membicarakan beberapa hal yang penting.

****

"Kini, aku sudah menikah. Alangkah baiknya kalau kami langsung pindah ke rumah timur, Bi." Reza menyampaikan pendapatnya.

"Ya, Abi rasa juga itu rencana yang baik." Pak Fahmi memberikan lampu hijau.

"Tidak, bagaimana kalau nanti Maya banyak berulah?" Pak Hasan menolak keras. Dia tidak ingin ketika pindah, Maya malah semakin menyusahkan Reza dan menyakiti perasaannya yang tulus.

"Mana ada, Pa! Jangan bicara yang macam-macam!" protes Maya sambil berjalan ke arah mereka. Sebenarnya dia pun tidak mau jika harus bersama dengan orang yang tidak dicintainya, tetapi untuk saat ini sudah tidak ada jalan lagi.

Hanya dengan memercayai Reza, maka dia bisa mencari di mana Galang berada, dan alasan di balik tindakannya yang memilih tidak datang ke pernikahannya sendiri.

"Cukup, Maya. Reza adalah laki-laki yang baik. Papa yakin, dia bisa menjadi suami yang bisa menuntunmu untuk kembali ke jalan yang benar. Jalan yang diridhoi Allah." ucap Pak Hasan. Ia memang merasa ketidakhadiran Galang merupakan berkah di balik musibah.

Karena selama ini, Pak Hasan sangat berat merestui anak punk itu menjadi imam untuk Maya.

"Pa!" teriak Maya tidak terima.

"Ingat perjanjian kita! Bersikap baiklah kalau kau ingin mencari Galang, aku janji akan membantumu!" bisik Reza di telinganya Maya.

"Kapan aku berjanji? Itu hanya alasan yang kau buat sendiri!" Maya menatap Reza sengit. "Aku tidak mau!" tegasnya.

"Kau tidak mau mencari Galang? Padahal selama ini kau tahu, kalau aku bisa mengerahkan banyak orang untuk mencarinya." bisik Reza lagi membuat Maya membelalakan matanya.

"Jangan bodoh! Kau suaminya sekarang! Kenapa malah mencarikan dia laki-laki lain?" teriak seseorang dari belakang mereka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Batal Menikah, Aku Malah Dinikahkan Dengannya    Bab 56 Akhir Kisah

    KEIHKLASAN CINTA Lima Puluh Enam Dengan penuh keberanian, Nia mengendarai mobil Reza dengan kecepatan tinggi. Sementara Maya hanya bisa memeluk putranya erat sambil berteriak minta tolong, dan hatinya tidak berhenti beristigfar. "Hentikan, Nisa! Tolong hentikan!" Maya terus saja berteriak dengan harapan Nia akan menghentikan kegilaannya. Sementara Nia hanya tertawa terbahak-bahak. "Tidak, aku sudah berani berbuat sejauh ini. Mana mungkin aku akan berhenti." Nia kembali tertawa. "Siapa suruh tidak juga mengikuti kata-kataku untuk meninggalkan Reza, hah? Sekarang rasakan sendiri akibatnya. Jika aku tidak bisa mendapatkan Reza, maka kamu juga gak akan bisa!" teriaknya sambil tersenyum lebar melihat Maya yang ketakutan juga Reza kecil yang ikut menangis dan menjerit. Tidak mau mengundur waktu, Nia menabrakkan mobilnya ke sebuah pohon besar, tapi tidak seluruhnya. Hanya yang di depan Maya yang ditabrakkan Nia ke arah pohon besar itu, jadi dirinya masih sadar ketika pintu mobil yang ad

  • Batal Menikah, Aku Malah Dinikahkan Dengannya    Bab 55

    Nia bukan orang yang mudah menyerah, meksipun kini hanya dirinya saja yang melakukan tindakan tercela itu, menjadi orang ketika antara Reza dan Maya. "Jika aku tidak bisa membuat mereka berpisah dengan halus, aku akan menghancurkan kepercayaan yang ada di dalam diri mereka terhadap pasangannya." Nia tersenyum menyeringai sambil melihat foto Maya yang diberi tanda 'X'. "Ya, benar. Aku akan membuat kamu sehancur-hancurnya!" teriaknya lagi, lalu tertawa terbahak-bahak. Nia sangat geram ketika tahu Tian, Galang, dan juga Tari selaku adik angkatnya sendiri ternyata sudah menyerah terhadap perasannya. Mereka tidak lagi mau berjuang untuk mendapatkan apa yang seharusnya diperjuangkan. Sekarang, Nia sudah mulai kehilangan kendali. Dia akan melakukan cara yang tidak pernah terpikir sebelumnya. "Jangan salahkan aku jika membuatmu hancur, Maya," gumamnya lagi. Sementara Maya sendiri sedang dijemput oleh Abah Farhan dan semua keluarga besarnya. Sekarang Reza dan Maya sedang berpamitan kep

  • Batal Menikah, Aku Malah Dinikahkan Dengannya    Bab 54

    Galang meremas pergelangan tangannya ketika melihat keromantisan wanita yang pernah ada di kehidupannya dengan laki-laki yang menjadi pengganti dirinya. "Perjuangkan sampai titik darah penghabisan!" Nia tiba-tiba menyahut perkataan Galang. Ternyata selama ini yang selalu memperhatikan gerak-gerik Maya dan Reza bukan hanya Tian, tapi juga Nia dan Galang. "Aku sepertinya sudah tidak ada tempat lagi di hatinya." Galang berbicara tanpa melihat lawannya. Melihat Maya memberikan seluruh cinta dan perhatian kepada suaminya membuat rasa iri hati di dalam diri Galang semakin menjadi. "Makanya perjuangkan!" Nia menjadi emosi ketika Galang terlihat mau menyerah. "Jangan jadi laki-laki yang lembek kalau mau mendapatkan apa yang diinginkan!" Sebisa mungkin Nia kembali mencoba untuk membuat semangat Galang kembali bangkit, tapi sepertinya masih belum berhasil. Walaupun rasa cinta untuk Maya masih tersimpan dalam, tapi Galang tidak mau merusak hal yang menjadi kebahagiaan Maya. "Dulu, aku per

  • Batal Menikah, Aku Malah Dinikahkan Dengannya    Bab 53

    Mata Reza menatap kertas yang dipegangnya dengan tidak percaya, tapi tatapan dari Bu Ningsih, dan keluarganya membuat dirinya yakin kalau surat keterangan ini benar. Di dalam surat itu dinyatakan kalau Maya tengah mengandung yang usianya kini sudah enam mingguan. Reza kembali memeluk Maya dengan erat. Kebahagiaan yang tertumpuk dalam dadanya sungguh tidak bisa diungkapkan lagi. Kali ini dirinya benar-benar diuji dalam kebahagiaan. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih banyak sudah menjadi pelengkap hidupku," lirihnya membuat keluarga Bu Ningsih yang mendengarnya terharu. "Perbanyaklah bersyukur, karena Allah memberikan buah hati tanpa kalian tunggu bertahun-tahun lamanya," ucap suaminya Bu Ningsih. "Alhamdulillah Ya Allah, terima kasih banyak," ucap Reza sambil memeluk Maya kembali. Reza berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Bu Ningsih dan keluarganya yang sudah selalu berbuat baik kepada mereka, bahkan menemani Maya selama dirinya tidak ada di rumah. "Tidak apa, Nak, i

  • Batal Menikah, Aku Malah Dinikahkan Dengannya    Bab 52

    Bu Habibah menatap suaminya dengan wajah yang biasa-biasa saja, tetapi hatinya sangat jelas menunjukkan kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja. "Tidak apa, mungkin Mas hanya salah dengar," ucapnya sambil tersenyum lebar. Pak Fahmi yang lebih percaya dengan apa yang didengar daripada yang dikatakan istrinya itu pun langsung memeluknya erat. "Maaf jika selama ini aku lebih memilih untuk lari dari masa lalu dan hanya membuatmu seperti pajangan," lirihnya tidak tega. "Maaf jika selama ini kamu harus menjaga perasaanku dan keluarga sementara kami tidak melakukan hal yang sama," lanjutnya membuat hati Bu Habibah menjadi lebih terluka. Air mata yang sudah disembunyikan kini meronta dan ingin segera dikeluarkan. Satu nulis bening pun berhasil lolos, lalu temannya ikut turun membasahi pipi Bu Habibah. "Maafkan aku, Sayang. Maaf jika selama ini aku sudah bersikap tidak peduli dengan perasaanmu," bisiknya lagi. Bu Habibah melepaskan pelukan dan menatap suaminya lekat. "insyaAllah aku tid

  • Batal Menikah, Aku Malah Dinikahkan Dengannya    Bab 51

    Kehidupan Reza dan Maya semakin membaik dan mereka juga nyaman dengan kegiatan sehari-hari yang akhir-akhir ini mereka lakukan. Namun, ujian akan terus datang kepada cinta mereka, sampai cinta itu diakui sebagai cinta sejati. Di luar pintu kontrakan, Nia terus menggedor dengan sekuat tenaga. Sementara Maya dan Reza masih terdiam. Tidak ada sedikit pun keinginan bagi mereka untuk membuka pintu. Malah lebih kepada enggan. Entah apa alasannya. Ada rasa ragu dalam dada mereka, sehingga hanya saling melempar tatapan saja. "Biar Mas lihat lewat gorden, ya," ucap Reza pelan dengan langkah yang mengendap-endap menuju pintu. Matanya membulat sempurna ketika melihat seseorang yang berada di luar rumahnya itu. "Siapa, Mas?" tanya Maya sangat pelan. Ia juga penasaran dengan siapa yang datang malam-malam seperti ini. Reza kembali berjalan menghampiri Maya. "Kamu jangan marah kalau Mas katakan, ya," pintanya memohon dan itu malah menambah gurat penasaran di wajah Maya. "Em, soalnya yang data

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status