Share

Memutarbalikkan Fakta

Author: YuRa
last update Last Updated: 2025-06-09 20:05:10

"Saya hanya ingin Mas Haris mengakui Haikal, Bu. Itu saja," kata Indah, menekan suaranya agar terdengar lebih memelas. Ia tahu kebohongan itu harus dipertahankan. "Saya tidak menuntut banyak, hanya pengakuan dan sedikit bantuan untuk susu Haikal."

Dewi mendengus. "Pengakuan? Setelah semua kebohonganmu, kamu masih berani bicara pengakuan? Haris mungkin mau membantu, tapi bukan sebagai ayah biologisnya."

Wajah Indah memerah. "Mbak Dewi tidak tahu apa-apa!" serunya, tak mampu menahan emosi. "Mbak Dewi selalu menyalahkan saya, seolah saya saja yang salah!"

"Tentu saja kamu yang salah!" balas Dewi, kini bangkit dari tempatnya dan berjalan mendekat. Matanya menatap Indah tajam. "Kamu tahu dia sudah beristri, tapi kamu masih mengejarnya! Kamu tahu Esti punya anak-anak, tapi kamu tetap merusak rumah tangga mereka! Apa itu bukan salahmu?!"

Suasana di ruang tamu tiba-tiba menjadi tegang. Haikal, yang tadinya terlelap, kini mulai menggeliat, seolah merasakan gejolak emosi di sekitarnya. Bu Siti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
ngapain sih pke simpatik segala,sudah tau itu kebohongan..kecuali klo dia jujur dari awal
goodnovel comment avatar
oliv
ceritanya sdh bisa ditebak.. nanti tes dna ulang trus hasilnya dimanipulasi..
goodnovel comment avatar
Gupta Pitra Pramesti
apaan sich bu siti..malah peluk2 indah..mrasa dibela..jdi tmbh ngeyel tuch di indah.. Thor jngn bkin crita indah tes dna lg trus dimanipulasi lho thor... klasik bgt klo critanya gtu ..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Runtuhnya Sebuah Kesetiaan   Hadiah

    “Ibu, sama siapa ke sini?” tanya Esti tergopoh-gopoh sambil buru-buru mengelap tangannya di celemek. Senyumnya merekah begitu melihat Bu Siti, mertuanya, berdiri di depan pintu.“Sendirian saja. Dewi sejak pagi sudah ada urusan, jadi Ibu berangkat sendiri,” jawab Bu Siti sambil menepuk-nepuk ujung kerudungnya yang sedikit berdebu.Esti melirik ke arah suaminya, Haris, yang baru saja muncul dari ruang tengah. “Lho, Bu. Kan bisa telepon aku, biar aku jemput,” kata Haris dengan nada setengah menegur, tapi matanya berbinar senang melihat ibunya datang.Bu Siti terkekeh pelan, kerutan di wajahnya seakan ikut tersenyum. “Kalian ini, terlalu mengkhawatirkan Ibu. Masih kuat kok naik angkot sendiri. Belum pikun juga.”Esti tersenyum, tapi hatinya sedikit hangat bercampur cemas. Ia tahu Bu Siti keras kepala soal kemandirian, meski usianya sudah senja. Ada rasa bangga sekaligus khawatir yang selalu muncul tiap kali mertuanya bersikeras melakukan sesuatu sendirian.“Mana anak-anak?” tanya Bu Siti

  • Runtuhnya Sebuah Kesetiaan   Hidup Terus Berjalan

    Dengan tiba-tiba, ia bersimpuh di kaki Haris, membuat semua orang terpaku.“Mas… nikahi aku. Aku berjanji akan sadar posisiku sebagai istri kedua. Aku tidak akan menuntut apa-apa, hanya jangan tinggalkan aku…”Esti terperangah, tangannya menutupi mulutnya, air mata jatuh tanpa bisa ditahan. Om Wisnu menatap anaknya dengan tatapan marah sekaligus putus asa.Haris menatap Widya yang menangis di kakinya, lalu menatap Esti, pilihan yang akan menentukan segalanya.“Widya…,” ucap Haris pelan, “aku mencintai Esti. Aku tidak bisa dan tidak akan menghancurkan rumah tanggaku. Berdirilah, pulanglah bersama ayahmu.”Widya masih berlutut di kaki Haris, tangisannya tersengal. Tapi tiba-tiba tubuhnya melemas, dan ia jatuh tak sadarkan diri.“Widya!” teriak Om Wisnu panik, langsung memeluk tubuh anaknya.Haris berjongkok membantu, sementara Esti hanya bisa berdiri terpaku, antara iba dan sakit hati.“Cepat! Kita bawa ke rumah sakit sekarang!” kata Haris tegas.Om Wisnu mengangguk, wajahnya pucat. “To

  • Runtuhnya Sebuah Kesetiaan   Istri Kedua

    Widya tiba-tiba menangis, air matanya jatuh deras, membuat suasana yang sudah tegang menjadi semakin rumit.“Aku… aku nggak sanggup lagi, Mbak,” suaranya bergetar, nyaris tersedu. “Aku cuma ingin seseorang mendengarkan ceritaku, tapi sekarang aku malah disalahkan seolah aku perebut suami orang.”Esti menatapnya tajam. “Lalu pesanmu itu? Kata-katamu yang jelas mengatakan kamu masih mencintai Haris? Itu hanya keluhan biasa menurutmu?”Widya menutup wajahnya dengan kedua tangan. “Aku… aku nggak tahu harus bicara sama siapa lagi. Sejak bercerai, semua orang menghakimiku. Aku merasa sepi. Aku cuma ingin ada yang peduli.”Dewi mendengus sinis. “Jangan mainkan peran korban di sini, Widya. Kita semua bisa lihat apa niatmu.”Namun Bu Siti tampak mulai bimbang, melihat tangisan itu. Haris sendiri hanya bisa menunduk, menahan diri untuk tidak bersuara.“Apa salahku mencoba mencari perhatian? Apa salahku ingin merasa dicintai lagi?” seru Widya di sela tangisnya, membuat suasana semakin emosional

  • Runtuhnya Sebuah Kesetiaan   Melampaui Batas

    Haris menarik napas panjang, lalu menatap Esti dengan sorot mata penuh ketegasan.“Sayang, dengar aku baik-baik. Aku tidak mencintai Widya. Aku mencintai kamu, hanya kamu. Dan sekarang aku akan buktikan.”Tanpa ragu, Haris mengambil ponselnya. Ia mengetik pesan balasan untuk Widya, membacakan setiap kata dengan lantang agar Esti mendengar.[Widya, jangan hubungi aku lagi. Apa pun yang kamu rasakan, aku tidak bisa membalasnya. Aku sudah berkeluarga dan akan menjaga rumah tanggaku. Semoga kamu bisa memahami.]Setelah itu, Haris langsung memblokir nomor Widya. “Sudah. Tidak ada lagi pesan darinya yang bisa masuk,” ucapnya mantap, lalu meletakkan ponsel di meja, menjauhkan dari dirinya.Esti terdiam, masih dengan wajah tegang, namun perlahan ekspresinya mulai melembut. “Kamu yakin ini akan selesai begitu saja?”“Tidak tahu,” jawab Haris jujur. “Tapi aku akan hadapi. Yang penting kamu tahu bahwa aku memilihmu, bukan dia.”Esti menarik napas panjang. Meski masih ada rasa curiga, kejujuran H

  • Runtuhnya Sebuah Kesetiaan   Masih Memiliki Rasa

    Haris kembali ke kantornya dengan langkah berat. Senyum Widya, tatapan matanya, dan kata-katanya terus berputar di pikirannya.Ia duduk di meja kerjanya, mencoba menatap layar komputer, tapi huruf-huruf di laporan tampak kabur."Kenapa aku merasa seperti ini? Aku sudah bahagia dengan Esti… kan?" gumamnya dalam hati.Bayangan masa lalu datang, saat Widya pernah menyatakan perasaannya dengan polos, dan Haris menolaknya demi menjaga hati Esti. Ia yakin keputusan itu benar, tapi mengapa sekarang perasaan itu kembali, justru ketika situasi semakin rumit?Telepon di mejanya berdering, membuatnya tersentak. Ternyata dari Esti. Haris menatap layar ponsel, bimbang beberapa detik sebelum mengangkat.“Mas, jadi pulang cepat, kan? Anak-anak mau kita ajak makan malam di luar,” suara Esti terdengar riang.Haris tersenyum samar, meski hatinya penuh gejolak. “Iya, Sayang. Mas segera selesaikan kerjaan dulu.”Setelah telepon ditutup, Haris bersandar di kursinya. Dalam hati, ia berbisik pada dirinya se

  • Runtuhnya Sebuah Kesetiaan   Jangan Tergoda

    “Pak Haris, ada yang mencari Bapak,” ujar seorang pegawai sambil berdiri di ambang pintu.Haris yang tengah berkutat dengan laporan kerjanya mendongak. “Siapa?” tanyanya, sedikit terganggu namun penasaran.Namun saat ia menoleh penuh, pegawai itu sudah tidak ada di sana. Hanya terdengar suaranya dari kejauhan, sibuk berbicara di telepon.“Siapa ya? Jangan-jangan… Widya?” gumam Haris, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya.Ia berdiri, merapikan kemeja, lalu melangkah menuju lobi. Setiap langkah terasa berat, penuh tanda tanya.Dan benar saja… dugaan Haris tepat. Sosok itu berdiri di sana, menunggunya, dengan tatapan yang sulit diterka—antara rindu, penyesalan, dan sesuatu yang tak ingin diucapkan.“Widya? Ngapain kamu ke sini?” tanya Haris, terkejut setengah mati melihat sosok yang selama ini hanya ada di pikirannya.“Mas sudah janji… untuk menemuiku,” jawab Widya lirih, tapi matanya menatap penuh arti.“Tapi aku lagi banyak pekerjaan,” elak Haris, mencoba mengalihkan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status