Share

Bermalam di Villa

“Hei, pemabuk, lepaskan tanganmu,” ucapku sambil menepuk pipinya.

“Aku sadar, aku nggak lagi mabuk,” jawabnya.

“Kalau dia bisa menjeratmu dengan menyerahkan tubuhnya, sekarang kamu pun bisa melakukan hal yang sama,” ucapnya lagi, semakin tak kumengerti.

“Jangan macam-macam. Aku lagi malas bercanda. Lepaskan tanganmu.” Aku meraih tangannya agar segera terlepas dari leherku. Tapi memang Rena ini sengaja mengerjai. Dia tetap tidak mau melepaskan.

“Apa bedanya aku dengannya?” Sebuah pertanyaan keluar dari mulutnya yang masih berbau alkohol.

“Jelas beda. Dia itu istriku. Ayo lepaskan!” jawabku masih memegangi tangannya.

“Dulu, dia orang lain. Aku pun sama. Tapi kamu memilih dia, padahal kamu lebih dekat denganku.”

“Ngawur kamu. Cepat lepaskan!”

“Katakan, apa kurangnya aku?”

“Gak ada yang kurang dari dirimu. Justru aku tidak memacari kamu itu sebuah keberuntungan bagimu.”

“Untungnya di mana? Kamu pikir enak menahan sakit hati selama bertahun-tahun? Aku menderita, Rohan!”

“Salah kamu sendiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status