Share

Tentang Rena

“Jadi ... kalian sudah pisah?”

Aku menunduk, kali ini sambil menyedot jus jeruk hingga tandas.

“Fikri tau?” Rena bertanya lagi.

Aku menghela nafas panjang, lalu menggeleng.

“Dia pasti bakal syok,” ucap Rena lagi.

Dia menyudahi makannyadengan meletakkan sendok, meneguk jusnya lalu mengelap kedua ujung bibir menggunakantisu. Aku memperhatikannya hampir tanpa berkedip. Kebiasaannya saat ini masih samaseperti Rena yang dulu.

“Fikri sudah remaja. Dia akan mengerti keadaan bapak danibunya. Walaupun dia akan memberontak. Dan mungkin menyalahkan aku,” ucapku.

“Aku turut prihatin,” ucapnya lirih.

Aku tidak berani menatapnya saat ini. Aku malu seandainya menyadaridia iba dengan keadaanku.

“Biasa saja. Hidup kan memang berproses. Lagi digilir beradadi bawah, ya sabar aja,” balasku pura-pura kuat.

“Rohan, Rohan, kamu gak berubah dari dulu. Sok tegar, padahalrapuh.”

Sialan. Kenapa tebakan tidak pernah meleset, sih.

“Kamu boleh pura-pura tegas, tapi tidak bisa jika di hadapanku.”

“Ck, sudahlah, ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status