12 - Ketahuan
Sebulan sudah mereka menjalani mahligai rumah tangga, Arga pria itu menuruti perkataan Afnan yang tidur tiga hari bersamanya dan tiga hari bersama Nayla. Hatinya mulai tersentuh, perlakuan dan tingkah istri keduanya sangat berbeda dengan Afnan. Jika Afnan wanita itu jarang bercanda bersamanya, kalau Nayla hampir setiap saat ia selalu dijahili. Raut wajah yang selalu ceria diparas yang manis, membuat jantung mulai berpalu saat bersama. Dia tak mau mengecewakan Afnan, telah membagi cinta. Tapi dirinya juga harus adilkan? sudah tiga puluh hari ia mendzholimi istrinya tak memberikan nafkah batin, dia selalu memikirkan dosa yang terus dibuat, tetapi perlahan hati mulai menerima sedikit demi sedikit nama istri mudanya terukir di relung. Pagi ini sangat cerah, Afnan perempyan itu sibuk dengan perkakas dapur memasak makanan untuk sarapan, setelah selesai lekas menaiki kamar dan memanggil suaminya dan Nayla.
"Mas bangun," ucapnya lembut sambil mengelus rambut hitam Arga.
Pria itu melenguh lalu segera membuka matanya langsung menangkap paras ayu yang selalu mengumbar senyuman, lekas bangun dan mendekap Afnan dipelukannya.
"Biarkan dua menit, begini saja sayang," pinta Arga menaruh dagunya diceruk leher Afnan.
"Sudah, ini lebih dari dua menit sayang, aku mau bangunin Nayla di kamarnya," ucap Afnan bergegas berdiri.
"Uhmmmmm, aku mandi dulu ya." Meraih handuk dan masuk ke kamar mandi.
Afnan geleng-geleng kepala melihat kelakuan suaminya, melangkah keluar dan masuk ke kamar Nayla.
"Kebiasaan, lupa mengunci pintu," ucap Afnan setelah membuka pintu kamar Nayla, ia segera mengoyangkan badan madunya agar bangun.
"Nay, bangun sarapan udah siap," ucap Afnan membuat Nayla sigap bangun.
"Makan? Ayo kita makan," ucap Nayla girang lalu bangun dan melangkah keluar dicekal Afnan.
"Heeee, mandi dulu sana!" perintah Afnan, disambut tawa kecil Nayla.
"Siap - siap Kakakku sayang," ujar Nayla mencupit mengoyangkan pipi Afnan kanan -kiri.
"Ah, sakit tau," keluh Afnan melepaskan tangan Nayla di pipinya.
"Aku mandi ya, bubay," ucap Nayla centil lalu masuk ke kamar mandi.
"Nayla, Naylaaaa," ucap Afnan geleng-geleng kepala melihat tingkah madunya.
Afnan dan Nayla sudah berada di meja makan sambil duduk tak lupa mengobrol, tidak berselang lama Arga keluar dengan setelan baju santai dan celana pendek membuatnya terlihat cool.
"Morning, sayangggg," sapa Arga mengecup pipi Afnan dan Nayla, lalu duduk ditengah -tengah istrinya.
Nayla berdiri dan meraih piring lalu menyendokan makanannya menaruh di depan Arga, dibalas senyuman kecil di bibir tebal suaminya.
"Makasih Nay," ucap Arga lalu segera membaca doa dan menyantap makanannya.
Sehabis makan, Arga melihat kedua istrinya merapikan meja. "Afnan, Nayla, kita jalan -jalan yuk," ajak Arga membuat keduanya menoleh.
"Ahhh, bener. Kita harus jalan-jalan bersama," sahut Afnan antusias.
"Iya, udah lama kita gak jalan - jalan," sambung Nayla.
"Aku tunggu di mobil ya," ucap Arga dibalas anggukan mereka, melangkah pergi menuju mobil.
Setelah selesai, kedua wanita itu bergegas meraih tas dan berjalan beriringan ke dalam mobil.
"Maafff, Mas menunggu lama," ucapnya kompak, Arga mengangguk lalu melajukan mobilnya.
Sesudah sampai, pria itu keluar dan membukakan pintu untuk kedua bidadarinya itu, tak lupa mengandeng mereka berdua disepanjang jalan. Senyuman menempel di bibir ketiganya seperti sepasang anak muda yang sedang kasmaran, waktu begitu cepat bergulir awan berwarna oren terkena cahaya matahari yang mau tergelam. Selepas puas melihat pemandangan senja, mereka lekas pulang dan beristrirahat.
"Nayla, nonton TV bareng yuk," ajak Afnan membuka pintu kamar madunya.
Nayla yang merebahkan diri di kasur langsung bangkit dan tersenyum manis.
"Ayok," ucap Nayla turun dari ranjang, berjalan beriringan dengan Afnan sambil bercanda.
Setelah sampai mereka menjatuhkan diri disebelah suaminya. Menonton acara komedi membuat mereka tertawa terbahak-bahak, setelah acara usai suasana kembali hening akhir Afnan bersuara.
"Mas, Nay, sudah sebulan kalian menikahhh, tapi belum ada tanda - tanda kehamilan di kamu Nay," ucap Afnan menyuarakan isi hatinya.
Dua manusia yang ditanya terdiam, menunduk gelisah. "Maaffff," ucap Nayla terpotong oleh Arga.
"Maaf, kami bahkan belum pernah melakukan hubungan itu," tukas Arga menggengam jemari Afnan.
"Apaaaa, memang kenapa?" tanya Afnan terkejut.
"Maaffff, kami belum siap saat itu," jelas Nayla menggengam tangan Afnan.
"Apa itu karena aku, kalian takut aku sakit hati?" tanya Afnan lirih.
"Enggak sayang, bukan begitu," tutur Arga mengelus punggung tangan Afnan agar tenang.
"Sudahlahhh, aku tau kalian tidak mau membuatku sakit hati, sekarang, pokoknya kalian harus bulan madu!" perintah Afnan tanpa mau dibantah lalu segera beranjak dan pergi.
"Masss, gimana," ucap Nayla melirik Arga.
Pria itu menarik istri keduanya dalam dekapan, tak lupa mengelus surainya."Tak apa, Afnan gak bakal marah lama - lama kok," ucap Arga menenangkan Nayla yang terisak.
"A--aku takuttt, Afnan marah besar karena aku belum melaksanakan kewajibanku," ungkap Nayla menyuarakan isi hatinya, akhirnya yang ditakutkan tiba, Afnan yang tahu ia belum melaksanakan kewajibannya.
13 - Bulan maduDi sinilah Nayla dan Arga sekarang, pulau pribadi miliknya tempat bulan madu saat bersama Afnan. Ternyata istrinya menyiapkan sama persis dengannya dulu. Tangan Arga menggengam jemari Nayla membuat wanita itu sedikit terkejut, karena terpesona dengan tempat honeymoon mereka, dan suaminya mengajak melangkah. Matanya terus berlarian melihat sekitar, tak sengaja tersandung dengan sigap Arga memegang pinggang ramping Nayla agar tak terjatuh."Hati - hati, lain kali jangan liat ke mana -mana cukup lihat jalan dan aku saja," ucap Arga memegang tangan Nayla lalu mengajaknya jalan lagi.Nayla melangkah sambil mencerna ucapan Arga, semburat merah merambat di pipinya saat mengerti perkataan suaminya. Masuk ke Villa D grup berjalan ke kamar utama setelah sampai duduk di ranjang."Ahhhh, megah sekali Villanya," gumam Nayla membaringkan tubuhnya."Kamu suka?" tanya Arga ikut tiduran dan memeluk istrinya.Nayla mengangguk menatap
14 - MALAM PERTAMA YANG TERTUNDAMatahari mulai tenggelam perlahan, muncul bulan mengantikannya, langit gelap hanya rembulan dan beberapa bintang yang menerangi alam semesta. Nayla termenung di kamar menikmati indahnya malam, dengan lingerie yang di siapkan Kakak madunya, tetapi ditutupi candigar panjang. Suara pintu berdecit membuyarkan pikiran Nayla. Membuatnya menoleh ke asal suara, senyuman merekah saat tahu siapa yang datang. Lekas berlari berhamburan dipelukkan suaminya, Arga terkejut segera menutup pintu kamar lalu membalas pelukan Nayla tak lupa mengelus rambut istrinya."Akhirnya, Mas pulang juga," tutur Nayla melepaskan pelukkannya."Mas pasti pulang dong, kan ada bidadari Mas yang menunggu," goda Arga mencubit kedua belah pipi Nayla."Ahhhhh, Mas, sakit," keluh Nayla menangkup pipinya sambil mempautkan bibir.Arga terkekeh lalu mencubit hidung mancung Nayla, mengoyangkan ke kanan - kiri."Mengemaskannya istriku ini. Udah
15 - SALING MELENGKAPIEmpat hari sudah mereka menjalani honeymoon versi dulu Afnan dan Arga lakukan, wanita itu benar-benar membikinnya sama persis. Sore baru saja tiba, menunggu Afnan yang kukuh ingin menjemput mereka. Melangkah bersamaan keluar bandara, suara familiar memanggil nama keduanya membuat langsung menoleh ke asal suara. Senyuman mengembang di bibir, Nayla meraih tangan Arga agar ikut berlari mendekat ke Afnan. Cepat melepaskan saat sudah dekat dan berhamburan ke pelukkan Kakak madunya."Nay, aku merindukanmu," gumam Afnan mengurai pelukkannya."Aku juga rindu sama kamu," sahut Nayla dramatis tak mau kalah.Suara deheman membuat keduanya yang melepas rindu menoleh."Kamu gak kangen ama aku? Cuma Nayla aja nih yang dipeluk," ucap Arga mengedipkan matanya genit.Afnan menukikan alisnya dengan tangan yang mengetuk dagunya gaya orang sedang berpikir. "Kangen gak ya," gumam Afnan."Enggak kayanya," lanjut Afnan lalu segera menari
16 - NgidamMereka menjalan kehidupannya dengan ceria, seperti malam ini ketiganya menonton acara komedi yang membuat tertawa terbahak-bagida"Ahhhh, mukanya kaya badut," ucap Afnan memegang perutnya yang sakit karena terlalu lama tertawa."Hahahaha, iya Mbak, lucu!" seru Nayla, wanita itu mulai memanggil Afnan dengan sebutan Mbak karena teguran dari Ibunda Afnan."Sudah ah, ini udah mau jam sebelas malam. Ayo tidur," ajak Arga mematikan televisi dan menarik kedua istrinya.Mereka melangkah beriringan saat sudah sampai ke kamar Nayla semuanya berhenti, Arga memegang kedua belah pipi istri keduanya dan mengecup keningnya beberapa detik."Selamat tidur bidadariku, jangan lupa mimpiin aku ya," kata itu terlontar dari bibir tebalnya, mereka selalu bergantian mengantar tidur sesuai jadwal yang sudah ditentukan."Iya Mas," sahut Nayla tersenyum tipis."Selamat tidur chubby," ucap Afnan mencubit pipi adik madunya."Ihhhh, sakit Mbak," r
17 - Rumah sakitNayla beranjak lalu menghampiri mereka, yang sedang berbincang dan duduk di samping Afnan."Apa kabarmu Nay?" tanya Aldi melihat menantu keduanya."Baik Pah," sahut Nayla senyuman terukir di bibirnya."Tubuhmu agak berbeda ya?" tanya Sekar memperhatikan badan menantunya."Ha! Berbeda gimana Mah?" tanya Nayla bingung menatap tubuhnya."Ohhhh, mungkin karena dia akhir-akhir ini porsi makannya menambah Mah," sahut Afnan mengingat Nayla akhir-akhir ini banyak makan."Oh gitu, Mama, Papa izin ke toilet dulu ya," ujar Sekar bangkit lalu menarik tangan Aldi agar mengikutinya.Setelah kepergian mertuanya, Nayla melirik Afnan yang tengah minum air. Wanita itu segera memegang bahu Kakak madunya dan berujar, "Mbak, aku pengin jeruk peras buatanmu, tolong buatkan ya, pleaseeee," pinta Nayla menangkupkan tangannya lalu menatap dengan puppy eyes."Iya aku buatkan, kamu menggemaskan sekali," kekeh Afnan mencubit kedua pip
18 - Garis duaArga menelepon Afnan, memberitahu jika Nayla pingsan dan sekarang berada di rumah sakit. Wanita itu terkejut lekas meraih tas, berlari mengeluarkan mobil dari bagasi dan bergegas ke rumah sakit. Lima puluh menit waktu tempuh Afnan akhirnya sampai, dia langsung masuk dan menanyakan di mana kamar Nayla. Netranya menangkap Arga baru saja keluar dari sebuah ruangan yang ia yakini tempat Nayla berada, segera berlari menemuinya."Mas, gimana keadaan Nayla?" tanya Afnan dengan napas terengah-engah."Kamu duduk dulu, nanti Mas beritahu!" ujar Arga menarik istrinya untuk duduk."Nayla kenapa, Mas?" tanya Afnan memelas ingin segera mengetahuinya."Nayla anemia, dan dugaan dokter sepertinya Naylaaa, hamil," jelas Arga memandang reaksi Afnan yang menegang lalu kembali rileks."Ahhh, semoga itu benar dan kita harus kerjasama menjaga Nayla dan buah hati kita!" ujar Afnan riang disambut senyuman kecil Arga."Kita berdoa sa
19 - Kedatangan mertuaMereka sekarang berada di dalam mobil, menuju minimarket untuk membeli kebutuhan Ibu hamil."Sudah sampai," ujar Arga mematikan mobil lalu keluar membukakan pintu untuk istri -istrinya."Makasih," sahut mereka bersamaan dan melangkah ke minimarket."Biar aku bawakan trolinya, kalian pilih - pilih saja," perintah Arga diangguki keduanya."Nay, kita ke sana yuk! Ada susu ibu hamil," ajak Afnan memegang lengan Nayla menariknya."Afnan, pelan-pelan. Nayla sedang mengandung," tegur Arga membuat Afnan terdiam merasa bersalah."Sudahlah Mas, Mbak Afnan hanya sedang senang, ayo Mbak kita ke sana."Arga hanya menghela napas lalu pergi ke tempat bahan makanan disediakan, ia segera memilih dan memasukkannya dalam troli. Setelah selesai segera pergi ke arah istrinya berada, ia menatap Afnan yang sudah memegang banyak buah - buahan."Sini, masukin ke troli." Arga segera mengambil alih kantung kresek yang berisi buah
20 - MANGGA TETANGGASudah dua jam mereka berbincang, Sekar terus mewanti - wanti Nayla agar istirahat saja, tidak perlu mengurus pekerjaan rumah. Demi kesehatan diri dan janin dalam rahimnya."Oh iya, sampe lupa! ini dari Nenek suamimu." Sekar cepat merogoh tasnya untuk mengambil barang pemberian Nenek Arga lalu memberikannya kepada Nayla.Info ya say, Neneknya Arga --- Ibunya Aldi sedangkan almarhum Omah --- Mamanya Sekar.Nayla menatap benda itu dengan berbinar. "Ahhhh, cantik sekali," gumam Nayla."Iya cantik, seperti pemiliknya. Sekarang Arga, tolong pakaikan kalung ini ke Nayla!" perintah Sekar diangguki Arga, lekas mengambil kalung di tangan Nayla dan memasangkannya."Kamu cantik," bisik Arga di telinga Nayla, wanita itu mendaratkan cubitan di pinggang Arga, sedangkan Afnan menahan napas saat melihat adegan mesra dihadapannya, tanpa sadar ia mengepalkan tangannya."Mah, Pah, menginap di sini ya," p