Beranda / Romansa / SAHABATKU MADUKU / 11 - Membagi waktu

Share

11 - Membagi waktu

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-30 14:19:09

11 - Membagi waktu

🍁🍁 Muhammad Arga Derimawan🍁🍁

Lekas masuk kamar, mengganti baju dengan pakaian kerja. Meraih tas lalu keluar, mataku menatap Afnan yang tengah berbincang bersama Nayla, dia berpakaian rapi bukannya yang tadi lagi. Netra kami beradu, cepat melangkah mendekat menatap mereka bergantian.

"Aku pergi kerja dulu ya," ucapku pamit.

"Mas, antar Nayla ke tempat kerjanya," pinta Afnan memegang lenganku.

"Ayo," jawabku singkat lalu mengecup kening Afnan, sehabis itu berjalan duluan ke mobil di susul Nayla.

Kami masih terdiam membisu di mobil, tanganku menyalakan mesin dan lekas melaju dengan kecepatan sedang. 

"Mas," panggil Nayla pelan, membuatku berdehem sebagai jawaban.

"Maaf soal tadi, aku gak tau," ucapnya tulus sambil melihatku.

"Tak apa, Mas aja yang berlebihan. Mas minta maaf juga ya," ucapku menatapnya sebentar lalu fokus lagi ke jalan.

"Iya Mas." 

Setelah sampai tujuan, segera pamit tak lupa mencium kening Nayla, aku harus adil sebagai suami walau belum siap untuk memberikan nafkah batin.

***

🍁🍁Author POV🍁🍁

Siang bergulir dengan cepat, Afnan melakukan aktifitasnya seperti biasa, membawakan bekal untuk suaminya. Bersenandung pelan sambil menyapa karyawan yang lalu lalang, ia berpakaian gamis bercorak pink dengan khimar senada dan cadar hitam membuatnya manis. 

Lekas mengetuk pintu saat terdengar suara mengizinkannya masuk, cepat membuka pintu dan mengucapkan salam.

"Walaikumsalam, Nyonya Afnan," sahut sekertarisnya menoleh dan mengulas senyum berpamitan, lekas membawa berkas yang ditanda tangani Arga.

"Walaikumsalam, sayangggg," jawab Arga sambil tangan menyuruh Afnan mendekat.

"Kamu gak marah sama Nayla, 'kan?" tanya Afnan hati-hati duduk dipangkuan Arga.

"Enggak kok," jawab Arga lugas sambil mencium pipi istrinya.

"Makan yuk, aku bawakan bekal," ajak Afnan berdiri dan segera menyiapkan makanan.

Arga tersenyum melihat istrinya yang selalu perhatian, setelah selesai  makan berdua saling menyuapi.  Tepat sekali suara Azan berkumandang memanggil seorang muslim untuk melakukan kewajibannya.

***

Nayla selalu menebar senyuman kepada pelanggang, jam istrirahat tiba bergegas makan siang.

"Nay, kamu harus jelaskan, kenapa tiba-tiba kamu bisa jadi istri kedua Tuan Arga?" tanya Zahra hati-hati takut menyinggung perasaan sahabatnya.

Nayla melirik sebentar lalu segera minum. "Afnan memintaku menjadi madunya," balas Nayla apa adanya dan melanjutkan makan.

"Apa! memangnya kenapa?" tanyanya penasaran.

"Maafff, Zah, aku tak bisa bilang. Mendingan kamu tanya ke Afnan saja," sahut Nayla membereskan piring dan cepat meraih tas dan berlalu.

"Kamu mau kenapa?" tanya Zahra berdiri mengikuti Nayla.

"Ke masjid deket sini." Zahra mengerjapkan matanya bingung. 

"Mau ngapain?"

Nayla mulai kesal dengan pertanyaan Zahra lalu mendengkus. "Ya mau salatlah." 

"Aku ikut, tunggu." Bergegas meraih tas dan mengikuti langkah Nayla.

Setelah salat, mereka mulai bekerja lagi. Waktu berputar sangat cepat jam pulang pun tiba, Nayla lekas mengganti pakaian dan keluar. Netranya menangkap mobil yang familiar segera mendekat dan melihat Arga dan Afnan sedang duduk di dalamnya.

"Haiiii, Nay. Ayo masuk," tegur Afnan saat tahu Nayla di dekat mobil.

Ia tersenyum canggung lalu segera membuka pintu mobil dan masuk, tak lupa mengucapkan salam.

"Terima kasih Afnan, Mas. Sudah mau repot -repot menjemputku," ucap Nayla membuat Afnan mencubit tangannya, ya mereka duduk di belakang saling bersebelahan.

"Aduhhhh, sakit Afnan," gerutu Nayla mengelus tangannya.

"Heh, suruh siapa bilang kaya gitu, kami gak merasa direpotkan kok, lagian kamu 'kan istri Mas Arga juga," ujar Afnan lugas tak lupa mengulas senyum.

"Maaf ya, apa sakit," ucap Afnan beralih ke tangan Nayla yang sedikit merah.

"Huhhhhh, sakit tau," adu Nayla menunjukan tangannya ke Afnan lalu segera ditiup-tiup olehnya.

Nayla tersenyum melihat tingkah Afnan yang tak pernah berubah sampai sekarang, ia bersyukur. "Sudah, tak sakit lagi, makasih ya," ucap Nayla menarik tangannya.

Arga ia masih diam tak ikut berbicara, fokus ke jalanan membawa dengan kecepatan sedang. Empat puluh menit dua puluh detik akhirnya tiba di rumah, segera memarkirkan mobil lalu masuk. Mereka pergi ke kamar dan bergegas mandi. Turun lagi untuk makan malam. Hening di meja makan tak ada yang mengelurkan suara, Afnan segera mencari ide untuk mencairkan suasana.

"Mas, Nay," panggil Afnan membuat keduanya menoleh.

"Kita akan bagi waktu, karena Mas sudah mempunyai tanggung jawab kepada Nayla juga. Sekarang jadwal tidur Mas tiga hari sama aku tiga hari lagi sama Nayla, satu harinya Mas bebas mau tidur sama siapa aja atau sendiri," terang Afnan membuat yang mendengar terbatuk lalu segera menyambar air.

"Ahhhh, Afnan terburu-buru sekali," ujar Nayla sehabis minum.

"Ya sudah tak apa, sekarang Mas tidur di kamar siapa?" tanya Arga menyuapkan makanan lagi.

"Nayla, dimulai hari ini," sahut Afnan menatap Arga dan Nayla bergantian.

"Afnan, Mas, aku udah selesai, mau cuci piring dulu," ucap Nayla pamit membawa cucian kotor.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SAHABATKU MADUKU   75 - Sebuah janji

    75 - Sebuah Janji "Kenapa kalian dia saja?" tanya Afnan melirik semuanya. "Eh, ayoo makan," ajak Nayla dengan suara gugup, membuat Afnan menatapnya curiga. "Nayla!" panggil Afnan membuat wanita itu mengembuskan napas lalu membalas tatapan Afnan. "Ada apa, Mbak? ayoo makan, ini enak lho," ujar Nayla merasa tatapan Afnan semakin membuatnya sesak. "Kalian sembunyiin apaan?" tanya Afnan lagi, menatap semua orang yang berada di dalam. "Ayo sayang, katanya mau makan, makanan ini," seru Arga hendak menyuapi Afnan tetapi wanita itu tolak. "Massss, jawab pertanyaanku!" Arga mengembuskan napasnya kasar, lalu bersandar di dinding. "Rahimmu diangkat, kamu tidak akan bisa hamil lagi," ucap Arga seperti petir menyambar ke diri Afnan, wanita itu diam membuat semua orang khawatir. "Apa! Kamu pasti bohong 'kan, Mas!" raung Afnan dengan matanya sudah banjir dengan air yang terus berjatuhan. "Mbak, kamu harus ikh

  • SAHABATKU MADUKU   74 - Mereka anak kita

    74 - Mereka anak kitaSenyuman terpatri di bibir Arga, saat mendapatkan telepon dari istri keduanya, bahwa Afnan sudah sadar semenjak koma. Ia melangkah dengan tergesa - gesa sambil menuntun anak - anaknya, karena Leon dan Leana ingin berjalan."Ayo Nak, kita harus cepat - cepat ke ruangan Bund, soalnya Bunda sudah bangun dari tidur panjangnya," jelas Arga berusaha agar anak - anaknya melangkah lebih cepat."Wah, Unda uda angun, Eana engen enger cuala Unda," kata Leana dengan girang sambil loncat - loncat."Iya sayang, Ayah juga rindu suara Bunda," sahut Arga dibalas anggukan oleh Leana.Setelah sampai Arga langsung membuka pintu, matanya melihat Afnan tengah makan disuapi Nayla."Mas," ucap Afnan spontan dengan mata berkaca - kaca, terlihat sorot rindu dari manik keduanya."Sayang, akhirnya kamu bangun," ucap Arga lalu melangkah bersama Leana dan Leon mendekati brankar Afnan."Mas rindu kamu," kata Arga lalu meraih

  • SAHABATKU MADUKU   73 - Nestapa terguncang

    73 - Nestapa terguncangDua tahun kemudian ...Seorang pria dengan telaten menyisir rambut istrinya, yang masih terbaring di brankar. Tubuh wanita itu kurus, surainya semakin panjang, tetapi matanya masih betah terpejam selama dua tahun ini."Sayang, kapan kamu membuka mata? aku sangat merindukanmu, anak kita juga," ucapnya pelan, sungguh ia tak sanggup rasanya, saat mendengar perkataan dokter tadi pagi."Apakah kamu tidak menyayangi kami? kenapa tertidur terlalu lama, ini sudah mau dua tahun sayang. Ayo buka matamu," pintanya lagi, lalu mengecup pipi yang tirus itu."Leana, sebentar lagi ulangtahun lho, bersama Leon, ayo bangun kita rayakan bersama," bujuknya menggenggam lengan wanita yang terpasang infus. "Tolonggggg, bangunlah. Kami sangat merindukanmu," bisiknya ditelinga sang istri."Aku salat dulu, ya. Di sini kok sambil menunggu adikmu dan anak kita," ujarnya melangkah ke toilet untuk berwudhu.***"S

  • SAHABATKU MADUKU   72 - Kecelakaan

    72 - KecelakaanNayla tengah berbincang di cafe milik sahabatnya yaitu Zahra, ia sesekali meneguk kopi dengan perlahan. Sebenarnya dia menahan sesuatu terlihat dari wajahnya yang pucat."Duh, kenapa perutku sakit dan mulas ya, pinggangku juga terasa panas," erang Nayla memegang perutnya."Mungkin kamu mau melahirkan, Nay. Ayo kita cepat - cepat ke rumah sakit," ajak Zahra ia lekas membantu sahabatnya berjalan lalu dia antar menggunakan mobilnya."Rasanya semakin sakit, Zah," rengek Nayla, ia bergerak dengan gelisah."Sabar Nay, coba kamu telepon Mbakmu, kasih tau kalau mau lahiran," perintah Zahra, Nayla mengangguk ia segera merogoh tas mencari ponselnya dan menelepon Afnan."Assalamualaikum, Mbak," ucap Nayla sambil menahan rasa sakit yang hilang timbul."Walaikumsalam, ada apa Nay? kok kamu kaya ke sakitan gitu," sahut Afnan khawatir."Sepertinya aku mau lahiran, Mbak. Aku dan Zahra sedang dalam perjalan ke rumah sakit,

  • SAHABATKU MADUKU   71 - Kebahagiaan

    71 - kebahagiaanArga menatap puas seseorang yang berada dibalik jeruji besi, ia melangkah lalu mengulas senyum saat Farhan bangkit dan mendekatinya."Lepaskan aku sialan! beraninya kau memasukanku ke sini!," maki Farhan menatap tajam Arga, membuat pria itu terkekeh."Kau pantas disana, dan siap - siap pergi ke pengadilan agar tau selama apa kau tempat ini," kelakar Arga sambil terus memegang perutnya, karena tidak kuat dengan tawanya yang tak berhenti."Aku pergi, tidak ada waktu berurusan denganmu," ucap Arga sinis lalu pergi meninggalkan Farhan yang sangat marah.***Setelah Farhan menjalani persidangan, akhirnya di dijatuhkan hukuman penjara selama sebelas tahun. Faresta tidak bisa membantu sama sekali, karena pengacara yang dibawa Anisa dan Nayla sangat hebat.Pria itu sudah dikawal oleh polisi saat mendekati Anisa yang tengah menggendong Haidar, ia mengulas senyum."Selamat kau menang, Anisa," ujar Farhan menatap Haid

  • SAHABATKU MADUKU   70 - Meminta restu

    BAB 70MEMINTA RESTUDavid berjalan ke ruangan CEO, untuk bertemu Arga. Melangkah dengan santai, lalu membuka pintu tanpa mengetuk pintu, membuat Arga yang tengah fokus kesal karena terganggu."Awas jika membawa berita tidak penting," ancam Arga menaruh berkas di meja, ia menatap kesal ke arah David yang sudah dihadapannya."Kau harus menaikan gajiku," ucap David sombong, lalu menarik kursi untuk di duduki."Cepatlah katakan! aku ingin segera menyelesaikan pekerjaanku," seru Arga."Farhan sudah ditangkap, dia sekarang di kantor polisi," kata David membuat bibir Arga melengkung membentuk senyuman."Baguslah, nanti kutranfer uangmu, sebagai hadiah," ujar Arga membuat David langsung tersenyum."Terimakasih, Bro. Sekalian kasih gue cuti dong," ucap David senang."Nanti, bantu aku mengerjakan ini semua. Baru kuberi cuti beberapa hari," seru Arga, David mengangguk semangat."Nanti aku bantu, agar cepat selesai." Dav

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status