/ Urban / SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM / BAB. 6 Menjual Perhiasan Hasil Curian

공유

BAB. 6 Menjual Perhiasan Hasil Curian

last update 최신 업데이트: 2024-01-11 18:11:04

Jihan mulai melangkah menjauhi tokoh perhiasan itu. Kemudian dia berjalan lagi mengitari mall besar tersebut untuk mencari toko perhiasan lainnya yang mau membeli beberapa barang berharga hasil curiannya dari Maid Ningsih.

Setelah berkeliling lama, akhirnya, Jihan menemukan toko perhiasan di dalam mall yang mau membeli semua perhiasan itu.

"Nona, apakah benar semua perhiasan ini milik ibu Anda yang telah lama meninggal?" tanya salah seorang karyawan toko perhiasan tersebut.

"Iya, Mbak. Masa saya bohong? Saya adalah anak yatim piatu, orang tua saya telah lama meninggal. Saya menjual semua perhiasan ini, untuk biaya sekolah saya, Mbak. Minggu depan ujian tengah semester akan dimulai di sekolahan, jadi semua siswa diwajibkan untuk melunasi semua tunggakkan yang berhubungan dengan biaya sekolah."

Jihan menceritakan semua bualannya untuk membuat para karyawan toko perhiasan itu, berbelas kasihan kepadanya. Bahkan dengan sengaja sang gadis mengatakan jika kedua orang tuanya telah lama meninggal.

Begitu teganya Jihan mengatakan semua kebohongan itu. Segala kekecewaannya atas sikap dan penolakan kedua orang tuanya kepadanya, membuat dirinya mengarang cerita bohong tentang mereka.

"Baiklah, Nona. Kami sangat percaya kepada Anda." Lalu karyawan itu pun mulai membayarkan uang yang banyak kepada Jihan.

Rasa senang yang hakiki mulai melingkupi raut wajah Jihan saat rupiah itu berpindah tangan kepadanya. Dia pun segera meraihnya dan ke luar dengan cepat dari toko itu.

Namun salah seorang karyawan toko perhiasan tersebut, ada yang curiga dengan tingkah laku Jihan yang sedikit aneh. Dia pun berpamitan kepada teman-temannya dan berpura-pura akan ke toilet.

"Guys ... aku ke toilet bentar, ya!" pamitnya kepada mereka.

Dia pun mulai melangkah mengikuti ke arah mana Jihan akan pergi. Karyawan toko itu benar-benar menjaga jaraknya dengan Jihan agar dirinya tidak ketahuan.

Karyawan toko itu sangat kaget saat melihat Jihan yang berbelok menuju ke sebuah butik mewah yang khusus menjual pakaian-pakaian bermerek dan limited edition.

"Ya ampun! Ternyata gadis itu berbohong!" serunya tak percaya dengan yang dirinya lihat saat ini.

Karyawan toko itu pun segera kembali ke toko perhiasan tempat dirinya bekerja. Setelah sebelumnya, dirinya mengabadikan beberapa foto Jihan sebagai bukti jika suatu saat ada orang yang menggugat tentang perhiasan tersebut.

Sementara Salma dan Jihan yang baru saja selesai berbelanja mulai mencari-cari keberadaan Jihan.

"Salma! Jihan ke mana sih? Kok nggak kelihatan batang hidungnya?"

"Nggak tahu nih, Fabi!" keluhnya.

"Jangan-jangan Jihan mengerjain kita!" ketus Fabi kesal.

"Gila tuh Si Jihan jika dia berani bermain-main dengan kita!" Salma malah semakin emosi.

"Ayo kita cari Jihan dulu," ajak Fabi.

Para gadis itu pun mulai berpencar mencari keberadaan Jihan, sedang berada di mana saat ini. Namun keduanya tidak menemukan Jihan sedang berada di mana saat ini.

"Fabi, Lo sudah temukan Jihan?"

"Belum, nih. Entah ke mana anak itu perginya!" seru Salma lagi.

"Terus bagaimana cara kita membayar semua belanjaan ini? Masa kita harus mengembalikannya di tempat semula, sih? Mau ditaruh di mana harga diri kita, Salma?" ujar Fabi dengan raut wajah penuh emosi.

"Kurang ajar Lo, Jihan! Berani juga Lo kibulin kita berdua!" Salma semakin marah.

Mereka pun mulai berdebat dan saling menyalahkan satu sama lain. Namun tiba-tiba ditengah adu mulut diantara Fabi dan Salma, tiba-tiba Jihan muncul lalu berkata,

"Guys ... kalian sudah selesai belanjanya?" tanyanya dengan wajah tanpa dosa.

"Jihan!" kaget keduanya serentak.

"Hei ... ada apa dengan kalian? Kok seperti sedang melihat hantu?" tanya Jihan tanpa dosa.

"Ya ampun, Jihan! Lo dari mana saja? Gue dan Fabi dari tadi nyariin Lo!" ketus Salma dengan wajah cemberut.

"Sorry, Guys. Tadi perut gue sakit banget. Jadi gue ke toilet sebentar," ujar Jihan sekenanya.

Padahal pada kenyataannya, Jihan bukannya ke toilet. Akan tetapi gadis itu pergi ke toko perhiasan.

"Yaelah, Jihan! Bilang-bilang dong kalau Lo mau ke toilet, jadi kita nggak panik begini." sergah Fabi.

"Sorry, Guys. Tadi gue buru-buru banget. Oh ya, apakah acara shopping kalian telah selesai?"

"Sudah dari tadi kali! Buruan deh, bayar! Gue buru-buru banget, nih!" ketus Salma yang telah lebih dulu kesal dengan Jihan.

"Iya Jihan, gue juga harus segera pulang ke rumah. Nyokap gue baru saja menelepon. Gue mau ngantein Nyokap ke salon." Fabi juga turut memberi alasan.

"I ... iya, ayo kalian segera mengantri di kasir." serunya kepada kedua teman palsunya.

Setelah sang kasir menyebutkan total belanjaan Salma dan Fabi, Jihan segera membayar semuanya. Beruntungnya, uang hasil dirinya menjual perhiasan milik Maid Ningsih. Mampu membayar semua belanjaan kedua temannya.

Setelah semua pembayaran selesai, Fabi dan Salma, secara bergantian mulai berpamitan kepada dirinya.

"Jihan, gue cabut dulu ya!" ujar Salma.

"Gue juga ya, Jihan. Mau pergi juga." Fabi juga ikut berpamitan.

"Iya, hati-hati ya kalian." sahut Jihan kepada mereka.

"Oh ya, kalau Lo butuh teman untuk menghabiskan waktu bersama, Lo tinggal calling kita-kita. Gue dan Fabi pasti akan segera meluncur secepat mungkin!" Salma mengatakan itu sambil menatap remeh ke arah Jihan yang bodoh itu.

Setelah teman-temannya pergi. Jihan mulai berjalan gontai ke luar dari mall tersebut. Dia lalu merogoh saku roknya. Uang yang tersisa di dompetnya tinggal lima puluh ribu rupiah.

Jihan pun ingin segera pulang ke rumahnya. Dia berencana untuk menjual rumah megah itu. Tapi hal pertama yang harus dirinya lakukan yaitu menemukan di mana letak sertifikat rumah itu berada.

Akan tetapi karena uangnya kurang untuk memesan taksi. Jihan pun terpaksa pulang naik angkutan umum ke rumahnya.

Di sebuah desa di daerah Bogor.

Maid Ningsih baru saja tiba di rumahnya. Saat ini dia sedang menangis histeris, karena anaknya yang sedang sakit keras ternyata telah pergi untuk selamanya meninggalkan seluruh keluarga.

Maid Ningsih tidak memiliki tabungan lagi untuk pengobatan sang anak. Semua perhiasan dan uang yang dirinya kumpulkan selama ini telah dicuri oleh Jihan.

Sebelum hari semakin gelap, Anak Maid Ningsih segera dikebumikan. Seluruh keluarga dan warga desa ikut mengantar sang anak ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Semua orang telah kembali ke rumahnya masing-masing. Namun Maid Ningsih masih berada di makam anaknya. Dia masih menangis dengan sangat tersedu-sedu saat ini.

Wanita itu tak menyangka jika anaknya telah pergi untuk selamanya, karena pengobatan yang kurang memadai. Lalu tiba-tiba dia mengingat Jihan yang telah mencuri semua barang-barang berharga miliknya.

"Nona Jihan! Ini semua gara-gara Anda! Semoga saja karma segera menghampiri Anda, Nona! Tuhan tidak pernah tidur! Biarlah yang kuasa yang akan membalas setiap perbuatan keji, Anda!" Maid Ningsih terus saja menangis meratapi nasibnya yang telah ditinggal oleh anaknya untuk selama-lamanya.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM   BAB. 50 Keinginan Untuk Bebas Selamanya

    Pagi itu terasa sangat sunyi dan mencekam di rumah kecil yang ditempati oleh Ilham dan Jihan. Ilham terbangun dengan perasaan gelisah, seolah-olah ada sesuatu yang tidak beres. Ketika pria itu bangkit dari tempat tidur dan mendekati Jihan yang berbaring di sebelahnya, wajahnya tiba-tiba berubah pucat. Napas Jihan terlihat berat, dan kulitnya mulai kehilangan rona. Tanpa berpikir panjang, Ilham segera mengguncang bahunya dengan lembut."Jihan, Sayang! Apakah kamu baik-baik saja? Kenapa wajahmu sangat pucat sekarang?" Ilham bertanya dengan nada yang sangat cemas.Namun Jihan tidak merespon sama sekali setiap perkataan dari pria itu. Matanya tetap terpejam, dan tubuhnya terasa semakin lemas. Tanpa buang waktu, Ilham langsung mengangkat tubuh Jihan yang lunglai itu dan segera membawanya ke dalam mobil. Pria itu pun dengan cepat mulai melajukan mobilnya ke sebuah rumah sakit yang selama ini merawat Jihan.“Jihan! Ku mohon bertahanlah! Aku sedang memba

  • SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM   BAB. 49 Kamu Berhak Bahagia

    Setelah berbulan-bulan menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit, kondisi Jihan perlahan pun mulai membaik. Gadis berusia belia itu memang masih tampak rapuh, namun kesehatannya jauh lebih stabil dibandingkan ketika dia pertama kali didiagnosis dengan penyakit mematikan tersebut. Setiap minggu, Jihan tidak pernah absen untuk kontrol ke rumah sakit. Dia tahu, meskipun keadaannya sudah tidak separah dulu, namun tubuhnya masih belum sembuh total. Penyakit yang menyerang karena gaya hidupnya yang tidak sehat, kini meninggalkan jejak di tubuhnya, dan Jihan menyadari bahwa dia harus lebih menjaga diri dan waspada mulai sekarang.Namun, Jihan tidak mau larut dalam kesedihan atau rasa bersalah. Sebaliknya, gadis itu memutuskan untuk menggunakan pengalamannya sebagai alat untuk mencegah orang lain terjerumus ke dalam jalan yang sama. Kini, Jihan aktif dalam sebuah organisasi perempuan yang berkampanye tentang bahaya penyakit menular seksual dan gaya hid

  • SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM   BAB. 48 Karma Itu Nyata

    Beberapa tahun kemudian,Di sebuah rumah sakit yang sunyi di salah satu sudut Kota Jakarta, yang terdengar di sana hanya suara mesin-mesin medis yang berirama monoton. Jihan, seorang gadis beli yang berpetualang tentang cinta selama ini, hidup bebas tanpa peduli akan konsekuensi dari tindakannya, kini terbaring lemah di sebuah ruang isolasi. Sebelumnya gadis itu adalah seorang pecinta hidup bebas. Bergonta-ganti pasangan ranjang, tanpa menggunakan pengaman sedikitpun, yang membuat imun tubuhnya ikut turun dan mudah terserang sakit, seperti saat ini.Wajah Jihan sangat pucat, tubuhnya kurus, dan tatapannya kosong. Penyakit ganas yang menggerogoti tubuhnya semakin parah, dan harapan hidupnya semakin tipis. Tak ada yang mendampinginya di sana, kecuali Ilham, satu-satunya lelaki yang tulus mencintainya.Ilham duduk di kursi di sebelah ranjang Jihan. Matanya tak pernah lepas dari gadis yang dia cintai sejak lama itu. Meskipun Jihan pernah bersama bany

  • SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM   BAB. 47 Terbawa Hasrat

    Jihan merasakan tubuhnya mulai terasa panas dan tidak nyaman setelah membaringkan tubuhnya di kamar hotel. Perasaan panas itu semakin menjadi-jadi, membuatnya merasa tidak nyaman. Tanpa sadar, dia mulai membuka satu per satu kancing bajunya, mencoba meredakan sensasi panas yang terus meningkat.“Panas …. Panas …” lirihnya lemah.Haikal, yang sedang duduk di kursi di dekat ranjang,seketika tercengang melihat sikap Jihan. Matanya memperhatikan setiap gerakan Jihan dengan cermat dan penuh keheranan,karena obat perangsang itu bekerja sangat cepat."Jihan Sayang, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Haikal dengan suara terkejut, meskipun hanya pura-pura saja.Jihan, yang masih dalam keadaan tidak sadar, hanya menatap Haikal dengan mata yang sayu. "Aku merasa panas, Haikal. Sangat panas," ujarnya dengan suara yang lemah.Haikal segera menyadarkan Jihan akan situasinya. "Jihan, berhenti. Kamu harus berhenti," ujarnya dengan suara

  • SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM   BAB. 46 Niat Licik Haikal

    Petugas hotel itu tersenyum dan mengangguk. “Tentu saja ada, Tuan. Hotel kami masih memiliki beberapa kamar kosong. Silahkan ikuti saya.”Haikal dan Jihan mengikuti petugas tersebut menuju kamar yang telah disediakan. Begitu pintu kamar terbuka, udara segar dan kenyamanan seketika menghampiri mereka.“Ini kamar Anda, Tuan,” ucap petugas hotel itu dengan ramah sambil membuka pintu kamar.Haikal menoleh ke arah Jihan, seraya berkata, “Ayo, Jihan masuklah. Kita bisa istirahat sejenak dan menyegarkan diri sebelum melanjutkan petualangan kita di Kota Bandung,” ajaknya dengan senyum hangat.Jihan tersenyum lega. “Terima kasih, Haikal. Kamu memang selalu tahu apa yang aku butuhkan,” ucapnya sambil mulai memasuki kamar.Setelah melewati aktivitas yang padat di Kota Bandung, Haikal dan Jihan akhirnya sampai di dalam kamar hotel yang nyaman. Udara segar di dalam kamar membuat mereka merasa rileks setelah beraktivitas di luar. Haikal

  • SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM   BAB. 45 Rencana Ke Bandung

    Pagi menyingsing dengan sinar matahari yang membelai lembut tirai di sebuah apartemen di salah satu sudut Kota Jakarta. Aroma kopi yang harum memenuhi dapur, bercampur dengan bau sedap bahan-bahan sarapan yang tengah dipersiapkan oleh Jihan. Jihan, gadis muda yang ceria, sibuk mengaduk-aduk panci yang berisi bubur ayam hangat. Semangatnya terpancar dalam setiap gerakan. Sebentar lagi, dia akan memberi kejutan untuk Dulah, pacarnya yang masih tidur di dalam kamar.Untuk memuluskan rencananya ke Bandung bersama Haikal. Jihan perlu merayu Dulah. Agar pria itu mau mengizinkannya untuk pergi.Dulah, yang masih terbaring di kasur dengan mata yang masih setengah terpejam, mendengar derap langkah Jihan di dapur. Dia seketika tersenyum. Setiap hari, kehadiran Jihan memberikan semangat baru baginya. Meski kegiatan Dulah di kantor seringkali sangat sibuk. Namun dia selalu menyempatkan waktu untuk sarapan bersama.Sesaat kemudian, Jihan melangkah keluar dari

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status