Home / Romansa / SANG KAPTEN / Bab 111. KEBAHAGIAAN

Share

Bab 111. KEBAHAGIAAN

Author: Ai
last update Last Updated: 2021-10-05 18:44:51

Arbia menatap kagum makanan yang begitu banyak di meja makan. Matanya mengerjab-ngerjab terpana dengan bawaan Axelle. Juga rangkaian bunga yang begitu indah dan begitu banyak jenisnya.

"Banyak sekali makanan hari ini ,Sayang," ucapnya ceria dengan mimik muka bak bayi. Lucu dan menggemaskan.

"Selamat universarry, Sayang," bisiknya mesra di telinga sang kekasih. Gadis itu menggeliat geli dan bersemu merah.

Ada hasrat yang tiba-tiba menggelira di dada Arbia padahal baru beberapa menit yang lalu ranjang panasnya bederit dengan desahan dan lenguhan juga jeritan terpekik.

Akhirnya Arbia pun pasrah ketika bibir tipisnya itu di lumat kembali oleh sang kekasihnya. Beberapa detik terjadi paut memagut di meja makan itu. Setelah itu Arbia membuka mata lalu dengan sendu menatap kekasihnya itu.

"Kenapa, mau lagi?" tanya Axelle sambil membungkuk lagi dan membenamkan kembali bibir kokohnya. Bahkan desahan disertai lenguhan Arbia membuat pria jantan itu menangkup wajah dan menekan tengkuk sang gadis.

Tak perlu jawaban dari Arbia, Axelle menggendong gadis kesayangannya kembali ke tempat tidur dan membaringkannya dengan pelan dan memulai melancarkan serangannya dengan ganas.

45 menit pergumulan mereka dan dengan napas tersengal Arbia mengejang dan melentingkan tubuhnya dengan indah membuat Axelle benar-benar puas. Bahkan itu yang membuatnya tidak bisa berpaling dengan wanita lain.

"Bagaimana bisa aku meninggalkan kamu di sini? Akan lebih baik kamu ikut, Sayang," ucap Axelle sambil berulang-ulang mengecup dan mencium wajah gadis itu.

"Jauhkah?" tanya Arbia dengan bibir terbuka dan menjadi santapan empuk bibir Axelle lagi.

"Hemm, daerah barat. Tempat terpencil dan minim listrik juga sejenisnya. Tugas kitta di sana ya memberi pelayanan yang lebih baik." jawabnya membuat Arbia mengangguk di dalam dada bidang sang kekasih.

"Berapa lama?" tanyanya kembali.

"Satu bulan paling cepat, 3 bulan paling lambat." Axelle membungkukan wajahnya. Mengecup puncak dada Arbia yang telanjang. Gadis itu mendesah dan menggigit bibirnya.

"Lumayan lama, akh ..." desahnya menikmati sapuan lidah Axelle.

"Makanya ikut, ya" lanjut Axelle kembali merayapkan bibirnya di dada gadis itu dan terus turun hingga membuat Arbia menahan napa dan melenting juga mengejang sesaat.

"Ikut ya, Sayang," ucap Axelle sambil menghisap pangkal paha Arbia.

"Akh terus, i-iya," kembali gadis itu mendesah dan beberapa detik kemudian gelombang kenikmatan itu merejamnya dan membuat pelepasannya begitu sempurna.

Axelle mengelap bibir dan mukanya tersenyum puas sudah bisa membuat gadisnya itu kewalahan dan mengejang-ngejang.

"Bisa berpisah dariku?" ucap kembali Axelle sambil memasuki Arbia. Gadis itu memekik manja. Padahal beberapa menit yang lalu sudah di masuki tapi masih saja sempit. Membuat Axelle memejamkan mata sesaat menikmati miliknya yang tegang berada di tempat Arbia.

Gadis itu melenguh mana kala Axelle mulai menggerakan badannya. Miliknya mulsi mencari temost pekepadan yang sempurna. Gempuran yang di rasakan ole Arbia membuat gadis itu tak henti-hentinya melenguh.

"Jsngan jsuh-jsuh dariku, Sayang," ucap Axelle sambil menghujamkan miliknya ke dalam milik Arbia. Menyentuh dinding-dinding kenikmatannya.

"I-iya, akh_" desahnya sambil mencengjram seprai yangcada di bawa tubuhnya.

"Ka-mu ikut ya, Sayang. Aku nggak bisa jauh darimu," ucap Axelle lagi sambil terus menggerakkan badannya dan tangan meraup dada sang gadis bergantian. Sedang bobirnya tak berhenti membiarkan cerug leher gadis itu tanpa bekas kepemilikannya.

Beberaoa menit kemudian Axelke mskin mempercepat gerakannya.

"Ah oh, Sayang. Terus, akh, enak," semua rancauan keluar dari mulut mungil itu membuat Axelle tersenyum puas dan bangga sudah bisa membuat gadis kecilnya itu mencandunya.

Tiba-tiba tanpa diduga Arbia menghentakkan tubuhnya berulang-ulang hingga membuatnya kewalahan menghadapi hasrat gadis muda ini.

"Sayang-sayang, akh terus hentakan terus," gantian di yang merancau nggak jelas. Tubuhnya mengimbangi gerakan dan liukan tubuh kecil itu.

Dan ketila mereka sama-sama bergerak dan menghentak,

"Aaaaaaaa ... aaaa," jetit pekik erotis mereka bersamaan.

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SANG KAPTEN   Bab 143(S2). MENDAMAIKAN HATI

    Arbia mendesah sekilas melihat notif pesan yang sudah dia baca. Ada rasa enggan tiba-tiba menghinggapi hatinya. Entah kenapa semenjak kejadian demi kejadian ini, dia hanya ingin fokus pada kekasihnya saja. Disimpannya kembali benda pipih itu ke dalam sakunya lalu kendala berjalan di samping Axelle untuk kembali ke mobilnya. Axelle pun dengan sigap memeluk pinggang Arbia dan membawanya langsung pulang ke apartemennta. Tragedi demi tragedi sudah bantak di lewatinya. Dia ingina itu segera semua berakhir di pelaminan. Tak ingin dipisahkan lagi dengan kekasih yang teramat dia cintai itu. Mungkin dalam beberapa hari ini Axelle akan menyuruh Sang Ayah untuk melamarkan dirinya ke orang tua Arbia. Berharap kali ini tidak ada kendala sedikit pun. Selalu berdoa agar Tuhan selalu memberikan jalan keluar dan kesehatan. "Kita harus secepatnya menikah, Sayang." Arbia terpana mendengar ucapan Axelle barusan. Ketidak percayaannya mampu membuat seperti orang te

  • SANG KAPTEN   Bab 142(S2). TEGEDI YANG TERBONGKAR

    Plak! Plak! Tamparan keras itu mendarat tepat di wajah mulus Aa-Ri. Gadis cantik berwajah Korea itu tak menyangka semua perbuatannya akan tertangkap basah. Bahkan oleh kamera cctv. Saat ini ayahnya sedang murka besar dan tak sedikit pun memberi pembelaan apalagi jaminan kepada putri tunggalnya itu. Komandan Li menyerahkan putri satu-satunya kepada pihak polisi yang berada di bawah naungannya. Harga diri dan kehormatan sebgai komansan hancur seketika dan terancam akan turun jabatan dan di mutasi ke tempat lain. Permintaan maaf berkali-kali diucapkan oleh pihak Komandan Li dan keluarga. Arbia dengan lapang dada tapi Axelle masih bungkam seputar permintaan maaf Komandan Li yang diumumkan lewat media berita. Demikian juga denga Zakaria Lawalata Laki-laki tua itu sampai detik ini belum buka suara mengenai konferensi pers yang di gelar oleh Komandan Li dan keluarganya sebagai bentuk perminta maafan atas terjadin

  • SANG KAPTEN   Bab 143(S2). PEMBUNUH ARBIA

    Dominic menyipitkan matanya. Bergerak maju dengan kondisi tubuhnya yang masih lemah . Dia mencoba mendekati gadis berwajah Korea itu. Jarak itu cuma 5 centi dari tempatnya berdiri. Dia ingat betul sekarang siapa gadis Korea itu. Gadis yang sudah membuatnya menggendong Arbia waktu itu. Ketika Arbia merasa dikhianati Axelle. "Jadi ini rupanya, biang kerok dari semua musibah yang sudah terjadi," gumam Domimic. Beberapa kali pria itu mengangkat jameta ponselnt dan mencoba merekam pembicaraan gadis itu dengan orang yang ada di sebdrang telpon. [Apa dia mati?] [Sebentar lagi dia pasti mati. Alu sudah pastikan reporter muda itu tewas kehabisan darah. Kalau tidak ginjal sebelah kanannya pasti sudah rusak kena nelagiku.] [Bagaimana dengam calon suaminya, Sang Kapten? Apa dia baik-baik saja?] [Iya, Mom. Thanks more, atas dukungannya Nanti Aa-Ri kanati lahi. Nye om. Love you.] Klik! Pembicaraan itu sudah selesai. Dominic han

  • SANG KAPTEN   Bab 142(S2). MUSUH TERSELUBUNG

    Oh! Mata Arbia mendelik dengan tubuh terhuyung bertumpu pada westafel toilet rumah sakit. Dia mersdakan ada hawa dingin yang mengalir di sebelah dada kirinya. Matanya seperti menggelap kepalanya berkunang dan wajah perlahan memucat. Darah segar mengalir berurutan dari dada kirinya turun merambat lalu menetes ke lantai toliet. Tbuhnya seketika tumbang dan ambruk ke lantai yang dipijaknya. Tetsungkur dengan mrmrgangi bagian dadanya sebelah kiri yang masih tertancap pisau. Darah itu mengalir terus. Ada sebentuk seringai dari sosok lain yang sedari tadi sudah menyakdikan kesakiran Arbia. Sosok bercadar hitam itu hanya membuang muka melihat Arbia tertelungkup dengan darah terus mengalir dari luka tusuknya. Tanpa ada niatmenolong sosok bercadar hitam itu meninggalkan toilet wanita itu dengan cepat. Beberapa menit kemudian sosok itu sudah menghilang. Sedang di ruang intensif, Axelle baru bisa membuka matanya. Melihat satu-satu orang yang mengelilingi

  • SANG KAPTEN   Bab 141(S2). TRAGEDI LAGI

    Arbia berlari di samping pembaringan pasien yang di dorong oleh suster itu. Air matanya berhamburan seakan berlomba untuk mencari jalan keluar di matanya. "Mbak Arbia di sini saja. Biar kami dan dokter yang menanganinya," ucap perawat itu sambil membuka pintu operasi dan membawa Axelle ke dalam ruang operasi. Gadis itu seketika berhenti di depan pintu ruang operasi. Dari arah lift Arka dan keluarga Axelle juga papa dan mamanya datang. Dengan tangis pilu Amber menjatuhkan tubuh kecilnya ke pelukan Sang Ayah. Zakaria Lawalata yang melihat putrinya dalam kondisi putu asa mendekapnya sangat erat sekali. Soepomo Hadiningrat dan istrinya pun hadir. Lelaki Tua itu mondar-mandir dengan kegelisahan yang luar biasa. Dia meminta Kaifan menjelaskan kronologi yang terjadi. Dengan suara bergetar dan bibir bergetar Kaifan selaku wakil dari Kapten menjelaskan sedatail mungkin. Tubuh Soepomo terhuyung dan hampir saja jatuh kakau tidak

  • SANG KAPTEN   Bab 140(S2). BOOM DI APARTEMEN

    "Arbia!" Teriakan itu membuat Dominic dan Arbia terkejut. Gadis itu berjengkit kaget melihat Axelle yang sudah di depan pintu. Berdiri dengan wajah merah padam menyeramkan. Tangannya mengepal siap melayangkan tinju. Arbia srgera melompat turun tak mempedulikan kondisi Dominic yang jesakitan akibat kakinya menginjak paha Dominic. "Apa-apaan kamu. Di ruang pasien tidur satu ranjang. Dia siapa? Kamu siapa?" Meledak sudah amarah Axelle. Hatinya kalut dibakar cemburu yang membabi buta. "Pantas nggak yang kamu lakukan?" tanya Axelle dengan tinggi. Arbia hanya menunduk dan menggeleng. Sedang Dominic merasa ulu hatinya berdenyut sakit mana kala melihat Arbia di sentak oleh Axelle. Tapi Dominic tidak bisa berbuat apa-apa. Mana kala Axelle menarik dengan kuat tangan Arbia untuk menjauhi ruang rawat inapnya. Hanya dengan mengandalkan anak buahnya sekarang dia ingin melacak informasi setiap detik tentang Arbia yang sedang di hakimi oleh Axel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status