"Rencanamu ini gila, Yura! Aku tidak setuju!" tegas Keke pada Yura. Keke baru saja memastikan apakah Yura benar-benar akan melancarkan aksi terlarangnya itu. Kini mereka sedang berada di dalam ruang make up aktris.
"Aku tidak punya pilihan lain. Reyhan harus aku dapatkan sebelum wanita bernama Katrina itu datang ke sini," Yura berbicara tanpa menatap wajah Keke. Dia sudah tersesat oleh pesona Reyhan. Dia tidak mau gagal.
"Jangan melampiaskan dendammu terhadap Soumi pada orang lain. Apalagi dia saudara kembarmu sendiri. Lagipula, Reyhan itu berbeda dengan Min Hyuk. Reyhan itu laki-laki baik. Jika rumah tanggamu pernah di rusak oleh orang lain, lantas, apa dengan merusak rumah tangga orang lain bisa membuat perasaanmu jadi lebih baik? Ayolah... Yura, jangan persulit hidupmu sendiri,"
"Tapi aku mencintai Reyhan. Katrina sudah memiliki segalanya yang bahkan tidak satu pun aku miliki. Lalu, apa salah jika aku hanya menginginkan Reyhan bisa menemaniku walau hanya satu malam? Apa hal itu terdengar egois bagimu, Keke?" tatapan mata Yura menatap tajam wajah Keke yang kini mulai terdiam dan menunduk.
Sementara Keke sendiri tidak menyalahkan Yura atas apa yang menjadi keinginannya itu. Tapi di dalam hati kecilnya dia jelas menentang apa yang akan dilakukan sahabatnya itu.
"Semua ini akan terasa mudah seandainya Reyhan bukan tipe laki-laki angkuh dengan segala kesempurnaan yang dia miliki. Bahkan dia tidak pernah sekalipun bertanya alasan apa yang membuatku memakai masker setiap kali bertemu dengannya,"
"Itu karena dia tidak tertarik padamu Yura! Dia tidak menyukaimu. Jadi untuk apa dia tahu wajahmu? Tidak penting baginyakan? Harusnya kamu sadar diri," potong keke yang mulai emosi.
Yura terdiam. Dia menelan salivanya yang terasa pahit. Sepahit kalimat yang di ucapkan Keke kepadanya.
"Wajahku dengan wajah istrinya sama. Kupikir, tidak ada yang harus aku khawatirkan. Aku hanya perlu menyamar menjadi Katrina, maka semuanya bisa aku dapatkan dengan mudah! Reyhan akan bertekuk lutut dihadapanku! Lihat saja nanti!"
"Ah sudahlah, rumor-rumormu yang merebak di media dengan berbagai laki-laki sudah cukup membuatku pusing! Sekarang di tambah dengan masalah pribadimu! Aku hanya mau mengingatkan sekali lagi padamu, jika karirmu masih menjadi prioritas utamamu, maka ada baiknya kamu jauhi Reyhan. Beberapa foto-fotomu saat sedang bersama Reyhan sudah berhasil tersebar di internet, jangan sampai foto-foto itu jadi menarik perhatian wartawan-wartawan lain yang nantinya justru akan merugikan dirimu sendiri! Kuharap malam ini kamu tidak melakukan hal bodoh lagi dengan mendatangi apartemen laki-laki itu. Dan tidak usah berharap aku akan membantumu kali ini. Aku tidak mau ikut campur, oke?"
Keke keluar dari ruangan make up aktris dengan perasaan bercampur aduk. Dia kesal pada Yura. Tapi, dia juga tidak bisa menyalahkan Yura sepenuhnya atas apa yang telah dia alami dalam kehidupannya yang menyedihkan.
Karena Keke tahu, segala kepahitan yang Yura rasakan selama ini. Mungkin hal itu belum bisa terbayarkan bahkan dengan kehadiran Reyhan dalam hidup Yura. Meski, Keke sendiri tidak terlalu yakin terhadap perasaan yang Yura miliki kepada laki-laki tampan bernama Reyhan itu, sebab dari sorot matanya, Keke hanya melihat adanya kebencian yang begitu mendalam. Bukan cinta.
Dan semua itu bermula sejak Yura mengetahui bahwa dirinya memiliki seorang saudara kembar.
Katrina.
Ya, Keke yakin, Yura menggoda Reyhan hanya demi melampiaskan perasaan dendamnya atas ketidak adilan yang dia terima karena perilaku Yeon Jin pada mereka berdua.
Yura tidak benar-benar mencintai Reyhan.
Yura hanya membenci Katrina.
Itulah alasannya.
***
"Apa jadwal hari ini Pak Satoshi?" tanya Reyhan di dalam mobil saat mereka baru saa keluar dari parkiran apartemen menuju kantor Walmart.
"Hari ini ada meeting dengan manager baru W-Mart beserta brand personality yang nanti akan memperkenalkan produk-produk company grup melalui iklan di Tv-Tv swasta yang sudah disiapkan oleh perusahaan W-Mart, Pak." jelas Pak Satoshi dari balik kemudi.
Reyhan mengangguk tanda mengerti dan langsung beralih pada layar ponselnya. Dia mendapat satu pesan singkat dari Katrina.
Pesan masuk
My Wife
Asslamualaikum, Minggu depan, aku berangkat ke Busan. Luwi dan si kembar juga akan ikut. Ayah yang menyuruh Luwi ikut supaya bisa menjagaku katanya. Padahal aku sudah menyuruh Luwi supaya menjaga Ayah saja disini, tapi Ayah yang bersikeras meminta Luwi supaya ikut bersamaku. Tak apakan Kak?
Rasanya seperti kamu baru saja mendapat undian trilliunan rupiah. Reyhan sangat gembira saat mengetahui sang istri ternyata memajukan jadwal keberangkatannya ke Busan.
Pesan terkirim.
Waalaikum salam cinta...
Mau kamu datang bersama siapapun aku tidak keberatan, lebih cepat lebih baik. Baiklah, nanti selepas meeting di kantor aku telepon ya? Muach...Reyhan
Sepanjang perjalanan menuju kantor itu senyum di wajah Reyhan terus mengembang.
***
Mendadak ruang meeting jadi terdengar riuh sejak kedatangan Lee Min Hyuk di tengah-tengah para petinggi Walmart yang kebanyakan seorang wanita. Bahkan di depan ruang meeting terlihat beberapa karyawan wanita saling berebut untuk mengintip melalui celah pintu ruangan meeting tersebut.
"Ehmmm!" sebuah suara laki-laki yang berdehem keras terdengar di belakang karyawan-karyawan wanita di depan ruangan meeting itu, yang sontak berbalik dengan perasaan kaget luar biasa. Apalagi setelah mereka melihat siapa yang kini berdiri dihadapan mereka. Manager baru mereka sendiri.
Tanpa di komando mereka pun menyingkir teratur dari depan pintu ruangan meeting.
"Sepertinya saya harus mencari para pekerja baru yang memang serius dalam bekerja!" sindir Seo Jun pada ke enam karyawati di kantornya tersebut. Mereka yang akhirnya beranjak cepat dari depan ruangan meeting menuju meja kerja masing-masing setelah meminta maaf. Sementara Seo Jun langsung memasuki ruangan meeting tersebut di ikuti sekretarisnya di belakang.
"Ish! Galak sekali tampangnya! Baru juga di angkat menjadi manager sudah banyak gaya!" maki Mi Rae, salah satu karyawati yang mengintip tadi.
"Tapi, Pak Seo Jun itu kalau diperhatikan tampan juga. Dia hanya perlu ramah sedikit," sambung Jun ah.
"Benar Jun Ah, seandainya Pak Seo Jun itu tidak bersikap dingin, pasti dia sudah memiliki kekasih sekarang," kali ini Kimmy yang menimpali.
"Memang siapa wanita bodoh yang mau jadi kekasih Min Seo Jun? Lelaki itu bahkan tidak ada sikap baiknya sedikit pun dihadapan karyawan-karyawannya sendiri," balas Mi Rae, dia masih kesal.
"Astaga! Mi Rae! Kimmy! Jun Ah! Coba tampar pipiku!" Hyun mi tiba-tiba datang dari arah luar dengan berlari panik menghampiri kawan-kawannya yang sedang bergosip.
Mi Rae menampar pipi Hyun Mi dengan cukup keras. Hyun Mi meringis kesakitan dan itu tandanya dia memang tidak sedang bermimpi.
"Ada apa Hyun Mi? Aneh sekali tingkahmu!" celetuk Jun Ah tak mengerti.
"Ta-tadi, waktu aku berada di lobi kantor, aku melihat seorang laki-laki berseragam kantor yang memasuki area perkantoran kita. Wajahnya sangat tampan. Bahkan lebih tampan dari Min Hyuk! Dia seperti malaikat," jawab Hyun Mi sembari tersenyum-senyum sendiri. Dia kembali membayangkan seraut wajah tampan yang baru saja dilihatnya tadi.
"Annyeong haseyo, Kamsahamnida." ucap sebuah suara dari arah pintu masuk ruangan direksi. Seorang pria dengan gestur tubuh tinggi dengan berat badan ideal, berkulit putih bersih, beralis tebal, hidung mancung dan bibir tipisnya yang terlihat begitu menggiurkan saat berbicara. Apalagi di tambah sebuah lekukan kecil di pipi kirinya yang terlihat saat dia mulai tersenyum.
Sebuah senyuman yang pastinya akan melelehkan hati siapapun kaum hawa yang menatapnya.
"Silahkan Pak Reyhan, anda sudah di tunggu di ruangan meeting." ucap salah satu karyawan yang di tugaskan untuk menyambut kedatangan Reyhan. Dia berjalan membimbing Reyhan menuju ruangan direksi untuk memasuki ruang meeting. Reyhan mengikuti langkah laki-laki itu. Kini dia berjalan melewati beberapa meja kantor karyawan wanita di sana yang hampir seluruh pandangannya mengikuti pergerakan Reyhan. Dan Reyhan tersenyum ke arah mereka semua, seraya menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda sapaan hangat.
Saat bayangan Reyhan hilang di balik pintu ruangan meeting, tiba-tiba ruangan yang tadinya hening, sunyi, dan senyap ketika Reyhan berjalan tadi, mendadak menjadi riuh. Seluruh karyawati di sana saling bertanya dengan segala rasa penasaran mereka.
Siapa laki-laki itu?
Oh My Gosh!!!
Dia benar-benar malaikat!!!
***
"Analoginya adalah seperti Anda mengemudi di jalan dan Anda melihat sapi, dan Anda terus saja mengemudi karena Anda sudah biasa melihat sapi. Sapi menjadi tidak tampak, sapi membosankan. Siapa juga yang akan berhenti lalu bilang - lihat, ada sapi. Tidak ada. Tapi jika ada sapi ungu. Anda pasti akan memperhatikannya. Namun jika semua sapi memang ungu, Anda akan bosan juga dengan itu. Jadi yang Anda harus temukan adalah orang yang peduli. Yang akan mengacungkan tangan dan berkata, "saya mau mendengar apa yang Anda lakukan selanjutnya," dan menjual sesuatu kepada mereka. Maksud dari penutup di atas adalah untuk memberitu audiens, jika ingin penjualan berhasil, maka pasarkan lah ide dengan cara yang menarik, bahkan paling menarik supaya mendapatkan perhatian orang. Saya pikir, sampai sini presentasi saya mengenai jenis-jenis produk unggulan kami dan bagaimana cara kami memasarkannya. Jika ada yang kurang paham nanti bisa dibaca ulang dalam makalah yang sudah saya sediakan." Reyhan mengakhiri presentasinya siang itu yang disambut dengan tepuk tangan dari beberapa petinggi Walmart termasuk Seo Jun dan Min Hyuk. Mereka sangat terkesima dengan penampilan Reyhan yang terlihat begitu percaya diri dan santai. Bahkan mereka bisa menilai langsung bahwa tidak hanya tampan, pemimpin Company Grup itu ternyata juga seorang laki-laki yang cerdas, yang memiliki ide-ide dan wawasan luas dalan hal bisnis dan pemasaran produk. Sosok Reyhan menjadi sorotan utama dalam meeting hari itu.
Meeting hari itu di tutup oleh Seo Jun yang menjadikan momen itu untuk memperkenalkan dirinya yang kini menjabat sebagai manager Walmart yang baru.
Min Hyuk masih stay di ruangan meeting saat beberapa anggota rapat sudah meninggalkan ruangan. Dia terlihat sedang bercakap dengan salah satu ajudan pribadinya.
"Sepertinya benar, Tuan. Dia laki-laki yang ada di foto itu bersama Yura," bisik salah satu ajudan Min Hyuk tepat di telinga bosnya. Min Hyuk mengangguk paham lalu menyuruh sang ajudannya pergi. Laki-laki berjas hitam itupun kembali berdiri di ambang pintu.
Min Hyuk memperhatikan sosok Reyhan yang kini duduk di hadapannya. Dia sudah tahu mengenai foto-foto syur yang akhir-akhir ini beredar di internet. Di mana dalam foto itu Yura terlihat sedang berpelukan dengan seorang laki-laki di ambang pintu apartemennya dengan pakaian yang sangat minim. Lalu dalam foto lainnya, terlihat tangan Yura tengah di tuntun keluar oleh seorang laki-laki dari dalam apartemen dengan pakaian Yura yang masih sama. Dan ada lagi beberapa foto-foto lainnya yang terlihat mengabadikan momen-momen kebersamaan mereka di luar apartemen. Seperti di tepi pantai Busan dan beberapa tempat lain. Meski dalam keseluruhan foto itu Yura selalu terlihat menggunakan masker, tapi publik juga tidak bodoh dan dapat mengenali siapa wanita itu. Tapi yang menjadi pertanyaan dalam benak Min Hyuk saat ini adalah, siapa sebenarnya laki-laki bernama Reyhan ini? Ada hubungan apa antara dirinya dengan Yura?
"Hm, Pak Reyhan?" sapa Min Hyuk tiba-tiba saat Reyhan sedang bercakap dengan Seo Jun.
"Ya, ada apa?" sahut Reyhan yang terpaksa beralih dari sosok Seo Jun.
Seo Jun memperhatikan Min Hyuk dengan tatapan penuh kebencian.
"Ah tidak. Saya hanya kagum saja pada Anda. Apa anda ini seleb juga di Indonesia? Sepertinya penampilan anda cukup meyakinkan?" puji Min Hyuk.
Reyhan tertawa renyah. Dia jadi merasa tersanjung. "Anda ini bisa saja. Saya hanya pegawai kantoran biasa. Lagipula company grup itu perusahaan adik ipar saya. Saya hanya membantunya saja mengurus perusahaan," jawab Reyhan apa adaanya.
"Dengar-dengar anda ini tinggal di Apartemen Haeundae? Apa benar?"
"Iya benar,"
"Wah, pasti anda mengenal Yura kalau begitu?"
Reyhan berpikir sejenak. Yura?
"Iya, saya kenal. Wanita yang sering kali memakai masker itukan? Dia tetangga di sebelah apartemen saya,"
"Oh, sepertinya kalian terlihat sangat dekat ya? Atau memang kalian memiliki hubungan khusus?"
"Min Hyuk, kita sedang membahas masalah perjanjian Kontrak. Tidak usah membahas masalah pribadi di sini," potong Seo Jun yang mulai gerah mendengar ocehan Min Hyuk.
Min Hyuk tertawa remeh. "Ck, ck, ck, ternyata seorang Seo Jun masih saja bertahan pada posisinya sebagai pengagum rahasia. Dulu kamu di tolak karena Yura lebih memilih aku. Dan sekarang Yura masih belum juga menyadari kalau sebenarnya kakak angkatnya ini memiliki perasaan khusus padanya. Kasihan sekali," ejek Min Hyuk.
Seo Jun mencoba terlihat profesional. Dia sadar ini bukan tempat yang tepat untuknya meluapkan amarahnya pada laki-laki tidak tahu diri macam Min Hyuk. Terlebih dihadapan Reyhan. Laki-laki itu jelas tidak tahu apa-apa mengenai persiteruannya dengan Min Hyuk selama ini.
"Hm, maaf kalau saya ikut campur, tapi saya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Yura. Saya juga tidak dekat dengannya. Saya ini sudah berkeluarga. Jadi tidak mungkin saya mengkhianati istri saya," tegas Reyhan meluruskan kalimat Min Hyuk sebelumnya.
"Saya sangat setuju dengan pendapat Pak Reyhan. Sebagai seorang laki-laki sejati tidak seharusnya kita menyakiti hati seorang wanita apalagi wanita itu istri kita sendirikan Pak? Saya pikir, hanya laki-laki bodoh yang akan bertindak demikian," lanjut Seo Jun. Dia tertawa puas dalam hati.
Min Hyuk memalingkan wajahnya, geram. Dia jelas tersindir.
Sementara Reyhan sendiri tidak mengerti dengan apa yang tengah terjadi di dalam ruangan itu. Terlebih dengan masalah yang di hadapi oleh ke dua laki-laki dihadapannya sekarang. Sepertinya suasana mulai berubah. Jadi terasa sedikit menegangkan.
"Saya hanya ingin mengingatkan pada Pak Reyhan, bahwa Yura adalah mantan istri saya. Dan saya masih sangat berharap, Yura bisa kembali pada saya karena kami sudah memiliki seorang anak dari hasil pernikahan kami. Jadi, saya pikir, Pak Reyhan bisa sedikit menjaga jarak dengan Yura," jelas Min Hyuk lagi. Dia jelas sangat kesal saat pertama kalinya dia melihat foto-foto Yura yang beredar di internet itu. Min Hyuk sadar dirinya tengah cemburu. Dia benar-benar tidak bisa menahan diri. Dia tidak ingin ada laki-laki lain yang mencoba berusaha untuk mendekati Yura.
Seo Jun, terhenyak. Dia langsung teringat pada surat yang dikirimkan Keke padanya tadi pagi.
Apa mungkin Reyhan adalah laki-laki yang dimaksud Keke di dalam suratnya tadi?
Pikir Seo Jun dalam hati.
"Maaf kalau memang sikap saya membuat anda merasa tidak nyaman. Tapi, saya memang tidak ada hubungan apapun dengan Yura," jelas Reyhan lagi, dia mulai mengerti sedikit.
Reyhan jadi merasa tidak enak hati.
Semoga suka, terima kasih buat yang sudah mengikuti cerita ini... Salam sayang author...
Suasana kantor sore itu sudah sepi. Tapi Seo Jun belum juga mau beranjak dari kursi kerjanya di ruangan meeting. Seo Jun membaca kembali isi surat yang di berikan Keke kepadanya. Teruntuk Seo Jun. Selama dua minggu ke depan tolong awasi gerak gerik Yura dengan seorang laki laki tetangga apartemennya. Aku ada keperluan mendesak selama dua minggu ke depan. Untuk sementara waktu tugasku sebagai asisten pribadi Yura akan kuserahkan pada orang lain dulu. Aku sudah menghubungimu berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Aku tahu kamu masih marah pada Yura, tapi Yura membutuhkanmu Seo Jun. Kunjungilah Yura di apartemennya selagi kamu ada waktu senggang. Hibur dia Seo Jun, seperti dulu kamu selalu memberinya perhatian. Yura merindukanmu. Aku
Seorang laki-laki dengan bahasa tubuhnya yang lemah gemulai dan feminim, terlihat histeris saat melihat seorang wanita masuk ke dalam salon miliknya. "Hai, Yura? Apa kabar? Sudah lama kamu tidak mampir? Hm, mentang-mentang sudah menjadi selebriti ngetop, somse deh," sapa Min Ho, alias Mimi. Dia termasuk salah satu Hair Stylish yang cukup populer di kalangan aktris dan aktor di Industri hiburan Korea. Bahkan salonnya sudah masuk ke dalam daftar lima salon terbesar di Korea. Mimi terlihat begitu sumringah menyambut kedatangan Yura. "Hari ini aku merasa sangat baik. Coba lihat, aku baru saja selesai berbelanja. Nanti malam, aku ada kencan spesial," bisik Yura. Dia tersenyum lebar. Mimi memperhatikan seluruh belanjaan Yura. Banyak sekali memang. Lalu pandangan Mimi mulai jatuh pada sosok Yura. Sepanjang sejarahnya dia mengenal sosok Yura, Yura itu termasuk dalam salah satu daftar aktris korea yang di bilan
"Saya sudah melihatnya di Bandara. Dia datang bersama empat orang wanita dewasa dan tiga orang balita, Nona Yura. Mereka baru saja keluar dari Bandara. Sepertinya mereka baru akan memesan taksi. Saya akan menghampiri mereka dan menawarkan jasa taksi pada mereka." "Oke, terima kasih. Pastikan hubungi aku kembali saat kalian sudah sampai di parkiran gedung apartemenku," "Baik, Nona Yura." Klik. Percakapan di telepon itu pun di putus. Yura menatap pantulan dirinya sekali lagi di depan cermin. Yura dengan pakaian lengkapnya ala wanita muslim kebanyakan, berwarna serba hitam dengan cadar yang menutupi wajah cantiknya. Apa ini benar-benar diriku sekarang? Sungguh seperti mimpi saja! Pikirnya membatin. Yura pun melangkah ke arah pintu apartemennya setelah dia mengambil tas tangan dan koper palsunya. Dia
"Katrina?" ucap Reyhan senang sekaligus tak percaya. Dia melongok keluar tak ada siapa-siapa lagi. Itu artinya, Katrina hanya datang seorang diri. "Mana Akmal?" tanya Reyhan seraya menutup pintu apartemennya. Dia mengikuti langkah istrinya yang mulai berjalan memasuki apartemennya. Reyhan pun tak lupa menarik koper Katrina dan membawanya ke dalam kamar. "Akmal masih demam. Besok kalau dia sudah membaik, Luwi akan menyusulku ke sini membawa Akmal," "Tapikan kamu masih harus menyusui Akmal? Kenapa kamu malah meninggalkan Akmal yang sedang sakit, Trina?" tanya Reyhan yang dibuat bingung oleh sikap istrinya. "Ketika kamu melihat dengan mata kepalamu sendiri saat suamimu tiba-tiba dipeluk oleh wanita lain, apa aku masih harus tetap berdiam diri? Aku sudah mengirimkanmu pesan kalau aku akan datang hari ini. Jadi aku tidak akan ingkar janji," Ternyata benar dugaan Reyhan. K
Setelah mendapat pesan dari Keke, Seo Jun langsung berniat mendatangi Yura ke apartemen sang adik angkatnya itu.Namun anehnya, ketika dia datang ke sana, Seo Jun justru mendapati sesosok wanita bercadar yang keluar dari dalam apartemen itu.*"Assalamualaikum, maaf anda cari siapa?" tanya si wanita bercadar yang baru saja keluar dari apartemen Yura."A-aku mau mencari Yura, setahuku ini apartemen Yura, adik angkatku," jawab Seo Jun sedikit terbata."Maaf, saya baru dua hari tinggal di sini dan tidak tahu menahu soal Yura," jawab si wanita bercadar tadi.Hingga setelahnya Seo Junpun memilih untuk pamit.*Lelaki itu pergi menuju pusat informasi untuk mempertanyakan mengenai kepemilikan apartemen milik sang adik."Tapi itu memang nomor apartemen Nona Yura, Pak. Dia belum pindah d
"Siapa kamu?" tanya Reyhan sinis. Tatapan matanya menghujam tajam pada sosok wanita yang terlihat bangkit dari lantai karena Reyhan baru saja mendorong tubuh wanita itu secara tiba-tiba dengan sangat keras.Pening dikepalanya akibat hasrat sesksual yang sedang tinggi terus berusaha ditepisnya. Reyhan terus beristigfar dalam hati. Dia tidak mau kalah dengan nafsu duniawinya. Meski sadar hal itu begitu sulit dia tahan, saat ini.Kini mereka berdiri saling berhadapan."Kamu bukan Katrina!" tegas Reyhan lagi.Yura tersenyum sinis."Ayolah Reyhan, jangan merusak suasana! Mau aku Katrina atau bukan, wajahku dengan dia samakan? Tidak usah munafik!" ucap Yura. Dia berjalan mendekat ke arah Reyhan."Jangan mendekat! Jawab pertanyaanku? Siapa kamu sebenarnya? Dan apa maksud semua ini?" bentak Reyhan lagi. Dia ter
Hardin sedang berada di kamar bersama Gibran. Hari ini Gibran mendapat juara pertama lomba melukis di sekolahnya. Itulah alasannya dia terus merengek pada sang Papa supaya menghubungi Mamanya. Gibran ingin memamerkan piala kebesarannya pada Luwi.Hardin dan Gibran sedang asik bermain PS saat tiba-tiba ponselnya berdering.Reyhan Video Calling...Klik. Hardin pun menjawab panggilan itu."Halo, Hardin, ini lo ngomong sama Luwi. Dia butuh lo sekarang," ucap Reyhan dari seberang, dia langsung to the point. "Ini, bicara dengan Hardin, ya Luwi," ucap Reyhan lagi.Kini ponsel itu sudah berada di tangan Luwi. Hardin memberi instruksi
Siang ini Seo Jun berniat untuk mengajak Reyhan berbicara tentang beberapa hal secara pribadi. Hal yang bersangkutan dengan Yura. Seo Jun menghampiri Reyhan saat laki-laki itu sedang makan siang di Kantin perusahaan. Kebetulan dia sedang sendirian."Selamat siang Pak Reyhan, boleh saya bergabung?" sapa Seo Jun seramah mungkin.Reyhan mendongakkan kepalanya dengan mulut yang masih mengunyah makanan. Dia tersenyum tipis seraya mengangguk. Dalam hati, dia sudah bisa menebak apa maksud Seo Jun menghampirinya. Sebab Katrina sudah menceritakan bahwa Seo Jun adalah Kakak Yura. Dunia ini begitu sempit ternyata."Saya ingin meminta maaf mewakili Yura, atas kesalahan yang telah dilakukan Yura kepada anda dan Istri anda, Pak Reyhan," ucap Seo Jun lagi. Dia benar-benar tidak enak hati. Bahkan Seo Jun seperti kehilangan muka dihadapan Klien