"Halo, Assalamualaikum, Han? Ini gue Hardin," ucap Hardin di telepon.
"Waalaikum salam, iya ada apa?" sahut Reyhan di seberang.
"Lo di mana sih? Gue lagi di apartemen lo nih di haeundae. Gue pencetin bel kok nggak ada yang keluar?" ucap Hardin lagi. Dia berjalan ke arah bangku panjang di sisi ruangan lobi apartemen.
"Apa? Lo lagi di Busan? Gue pindah apartemen sekarang, nanti gue share lokasinya," pekik Reyhan kaget.
"Iya. Gue baru sampe tadi sore. Oh ya, jangan bilang-bilang ya sama Luwi kalo gue lagi di Busan,"
"Hmmm, ngerti deh gue! Pasti gara-gara masalah kemarin!" celetuk Reyhan paham.
"Masalah apaan? Sok tau lo! Gue ada urusan lain ke sini," Hardin mencoba mengalihkan pembicaraan. Akan terdengar
"Ah... Lepaskan aku! Tidak usah berpura-pura baik padaku! Kakak jahat! Kakak tidak mau membantuku mendapatkan Reyhan! Sudah, sana pergi!"Yura mendorong tubuh Seo Jun yang susah payah membimbingnya berjalan. Yura mabuk dan marah pada Seo Jun karena Seo Jun menentang niatnya untuk kembali mengganggu rumah tangga saudara kembarnya sendiri. Yura jatuh saat tangan Seo Jun terlepas dari tubuhnya. Seo Jun lekas kembali mengangkat tubuh Yura untuk membantunya berjalan. Tapi tangan Yura lagi-lagi menepisnya. Dia duduk bersandar di lantai apartemen."Yura, ayo kita harus kembali ke apartemenmu, nanti ada wartawan yang melihatmu seperti ini," Seo Jun masih berusaha membujuk Yura.Yura tertawa sebentar. Lalu dia kembali mengoceh kesal. Dia terus meracau tak tentu arah. Seo Jun merasa Yura sudah sangat mabuk kali ini.
"Ada apa Luwi? Kamu kelihatan cemas?" tanya Katrina pada Luwi saat Katrina baru saja selesai memandikan Akmal. Kini, dia sedang memakaikan popok Akmal. Seharian ini Luwi tidak lepas dari ponselnya."Aku baru saja diberitahu oleh Opah dan Gibran, katanya Kak Hardin itu sejak kemarin pagi berangkat ke Busan. Harusnya kemarin sore dia sudah sampai di Busan, tapi sampai sekarang dia juga belum mengirimiku kabar apapun. Bahkan sekarang ponselnya tidak aktif! Kemana dia?" Luwi berbicara sambil mundar mandir di depan ruang Tv. Dia benar-benar khawatir. Pantas saja sejak kemarin Luwi kesulitan menghubungi suaminya. Dan lagi, apa alasan suaminya tiba-tiba datang ke Busan? Kenapa Hardin tidak memberinya kabar apapun mengenai keberangkatannya itu."Oh, jadi Hardin ke Busan? Kenapa mendadak sekali?" Katrina jadi ikutan bingung.Luwi hendak
Katrina baru saja selesai menaruh jas kerja dan tas kantor suaminya di kamar. Kini dia sudah kembali bergabung di ruang tamu. Katrina duduk di sebelah Reyhan. Mereka duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Yura dan Keke. Reyhan terlihat melepas satu kancing kemeja putih bagian atasnya dan melepas dasi yang mengikat lehernya. Dia sudah merasakan hawa rumahnya berubah menjadi panas sejak dia melihat adanya aura-aura busuk di sini. Reyhan menghela nafas satu kali. Pandangannya sinis ke arah dua manusia dihadapannya. "Aku tidak memiliki banyak waktu. Cepat bicara, ada maksud apa kedatangan kalian ke sini?" ucap Reyhan datar. "Aku ingin meminta maaf atas semua kesalahanku pada kalian," ucap Yura setelah Keke menyenggol lengannya, memberi isyarat padanya untuk segera bicara. Meski, kalimat yang keluar dari mulut Y
Reyhan sengaja mengulur waktu untuk masuk ke dalam kamarnya, bahkan setelah lima jam berlalu sejak Yura dan Keke pamit pulang. Reyhan mengisi waktunya untuk bermain catur bersama Hardin, meski setelahnya Hardin pun pamit undur diri saat Luwi memanggilnya. Yah, Reyhan paham akan hal itu.Dia masih kesal pada Katrina. Entah iblis apa yang sudah merasuki Yura kali ini, sampai bisa-bisanya dia menggunakan cara licik dengan berpura-pura baik untuk mencari simpatik Katrina dan dirinya. Memang, Reyhan tidak menampik hal tentang apa yang telah di alami Yura dalam hidupnya itu memang sangat pahit, tapi Reyhan sungguh tidak terima jika dia di fitnah sudah meniduri wanita itu meski dalam keadaan mabuk sekalipun. Karena Reyhan yakin seyakin-yakinnya, bahwa dirinya dan Yura tidak pernah sekalipun melakukan hubungan intim. Pasti ini hanya akal bulus Yura supaya Katrina mengasihani dirinya. Dasar perempuan tidak tahu diri.Reyha
Akibat melemburi Katrina semalaman selepas shalat shubuh tadi Reyhan yang biasanya mengisi waktu dengan berolahraga joging keliling daerah sekitar tempat tinggalnya, pagi ini dia justru memilih untuk kembali meringkuk di balik selimut tebalnya.Sementara Katrina dan Luwi sudah pergi ke pasar selepas shubuh tadi, mumpung anak-anak masih tidur. Mereka hendak berbelanja bahan makanan untuk di masak. Mencari makanan dan minuman cepat saji yang berlabel halal di korea itu termasuk sulit, sebab 80% makanan di sana mengandung babi, sementara minumannya mengandung alkohol. Jadi, salah satu cara terbaik untuk bisa memakan makanan tanpa harus pusing-pusing dan takut salah makan, yaitu dengan memasak makanan sendiri.Hari ini Hardin Joging sendirian. Dia tidak berani berjoging terlalu jauh dari daerah sekitar karena dia belum terlalu paham dengan rute-rutenya. Jadilah dia hanya be
"Jadi, anda yang bernama Reyhan?" tanya Shin Hye ketika Reyhan keluar usai berpakaian. Reyhan baru saja memperkenalkan dirinya."Ya, saya Reyhan. Ada keperluan apa?""Saya Park Shin Hye, pemilik agensi hiburan tempat Yura bernaung," Shin Hye menerima jabatan tangan Reyhan. Wanita itu kembali duduk setelah Reyhan mempersilahkannya untuk duduk kembali.Shin Hye dengan seksama memperhatikan Reyhan. Dia baru sadar, kalau laki-laki ini memiliki aura yang sungguh luar biasa. Wajahnya tampan. Tegas, manis, cute, tapi berwibawa. Tubuhnya tinggi, kulitnya pun putih bersih. Sempurna. Ah, seandainya dia warga negara korea, sudah pasti Shin Hye akan menariknya untuk bergabung dalam agensi hiburan miliknya. Apalagi jika memang laki-laki ini berbakat. Pasti dirinya bisa mendulang keuntungan besar. Sebab paras Reyhan itu su
Hari itu juga mereka bersepakat untuk mengadakan jumpa pers besok malam di gedung aula kantor XD Management.Tapi hal itu baru atas persetujuan Katrina, dan tidak untuk Reyhan. Katrina sudah mengatakan pada Shin Hye, masalah Reyhan biar nanti Katrina yang akan berusaha untuk membujuknya. Shin Hye pun mempercayakan itu semua pada Katrina dan berharap Reyhan akan menyetujui kesepakatan tersebut. Shin Hye berjanji akan memberikan sejumlah uang sebagai imbalan jasa atas pertolongan mereka. Namun Katrina menolaknya dengan halus. Katrina sendiri tidak bisa berjanji apa Reyhan akan menyetujuinya atau malah menentangnya, sebab yang Katrina tahu, jauh sebelum hari ini, Reyhan tak pernah bersikap keras hati seperti sekarang. Katrina merasa suaminya kali ini memang sudah benar-benar benci, benar-benar marah, benar-benar muak. Entahlah, Katrina malah merasa reaksi Reyhan kali ini terlihat agak berlebihan. Justru terkesan ke
Seo Jun sudah menghubungi Yura sejak dua hari yang lalu untuk segera datang ke rumah sakit menjenguk ayahnya, tapi belum ada balasan sampai saat ini. Bahkan Yura pun tak kunjung menunjukkan batang hidungnya di rumah sakit.Seo Jun baru saja diberitahu oleh pihak rumah sakit, bahwa selama ini Yeon Jin hanya hidup dengan satu ginjal.Awalnya memang tidak berbahaya. Orang yang hidup dengan satu ginjal yang sehat sama dengan orang yang hidup dengan dua ginjal. Kualitas hidupnya akan sama. Hanya saja diperlukan penerapan pola hidup sehat agar satu ginjal yang tersisa itu bisa bekerja baik sesuai dengan fungsinya. Tapi, semenjak Yeon Jin di vonis menderita diabetes dan Hipertensi, kondisi Ginjalnya lambat laun mengalami penurunan drastis. Dan ini sangat membahayakan bagi kesehatan Yeon Jin sendiri.Jika bukan dokter yang mengatakan h