Siluet-siluet indah masa kecilnya bersama Yeon Jin kian merasuk memenuhi isi kepala Yura.
"Yura, hati-hati kalau berjalan. Kamu lelah ya, seharian ini harus ikut dengan ayah bekerja di pasar? Ayah gendong ya? Sini, naik ke punggung Ayah. Lututmu berdarah, nanti biar ayah obati di rumah,"
"Selamat ulang tahun Yura... Anak ayah sudah besar sekarang. Sudah lima tahun. Sebentar lagi Yura sekolah. Yura harus jadi anak yang pintar ya, sekarang Yura tiup lilinnya,"
"Anak ayah sebentar lagi masuk SMP. Semakin hari kamu semakin mirip dengan ibumu. Ayah berjanji, jika suatu hari nanti Ayah memiliki cukup uang, ayah ingin sekali mempertemukanmu dengan Ibumu juga saudaramu di Indonesia. Ayah sangat menyayangimu Yura. Kamu satu-satunya harta yang paling berharga dalam hidup Ayah..."
Gedung aula itu kini sudah dipenuhi oleh wartawan-wartawan berita dari berbagai media massa dan televisi swasta. Mereka berkumpul setelah siang tadi kembali mendapat kabar atas pelaksanaan jumpa pers terkait konfirmasi foto-foto syur Yura dengan pengusaha asal luar negeri bernama Fahri Reyhan Dharmadi yang sempat tertunda.Saat ini, Yura, Katrina, Reyhan, Keke dan Park Shin Hye sudah berada dalam satu barisan kursi dengan meja panjang dihadapan mereka."Selamat malam semuanya. Terima kasih atas kehadiran kalian malam ini. Saya selaku direktur utama XD management ingin mendampingi Yura untuk meluruskan masalah mengenai foto-foto yang saat ini beredar di media. Pertama-tama, saya ingin memberitahukan, bahwa Yura dan seorang wanita bercadar yang kini duduk di sebelah Yura, bernama Nona Katrina, mereka adalah saudara kembar."Suasa
Jumpa pers kali itu berakhir dengan menyisakan sebuah tanda tanya besar di benak para wartawan. Sebab pertanyaan terakhir yang di ajukan oleh salah satu wartawan infotainment tidak mendapat kepastian jawaban dari pihak terkait. Yura keluar dari ruangan aula diikuti Keke beserta Reyhan dan Katrina saat itu juga. Yura hanya melempar senyuman tipis tanpa berkata apapun. Dan hal itu justru memancing reaksi keras dari para wartawan.Pertanyaan yang menggemparkan itu kini langsung menjadi buah bibir dalam kejapan mata. Jumpa pers malam itu telah di tonton oleh seluruh warga korea. Bahkan langsung menjadi trending topik di salah satu website video internet ternama di Korea Selatan.Kini Yura dan Keke sedang dalam perjalanan menuju parkiran gedung. Mereka hendak meninggalkan kantor XD management saat itu juga.Sebuah mobil sport porsch
Seharian ini Yura tidak sama sekali keluar dari dalam apartemennya. Dia terus mengurung diri di dalam apartemen. Seorang diri, tapi baru saja Keke datang dengan membawa makanan untuknya. Kebetulan Yura lapar, dia pun melahap makanan yang di bawa Keke dengan cepat. Keke yang prihatin hanya bisa menatap kondisi Yura saat ini. Dia sendiri tidak bisa berbuat banyak apalagi membantu. Yura baru saja selesai menon aktifkan seluruh akun media sosialnya, I*******m, F******k, Twitter, dll. Banyak sekali para haters yang mencibir, memaki, dan menghujatnya. Para netizen di sosmed itu mulutnya bahkan lebih tajam dari pisau. Membuat Yura muak! Yura sadar karirnya di dunia hiburan kini sudah tamat. Bahkan Park Shin Hye telah langsung menendangnya tanpa menunggu filmnya rilis. Dari kabar yang bered
Kondisi masjid di Daejeon sudah sepi. Tapi Yura belum beranjak juga dari sana. Bahkan dia masih memakai mukena yang dia kenakan dadakan tadi. Dan kini Yura malah ketiduran di sudut ruangan masjid. Dia kelelahan. "Assalamualaikum, nona. Nona bangun, Nona?" ucap seorang laki-laki setengah baya bertubuh kurus dan berjanggut tebal. Dia mencoba untuk membangunkan Yura. Sebab waktu di Busan saat ini sudah hampir tengah malam. Yura terbangun dan sedikit terkejut. "Eh, maaf. Sepertinya saya ketiduran. Maaf, Pak." ucap Yura pada laki-laki setengah baya itu. Laki-laki itu terdiam saat melihat wajah Yura cukup jelas. Dia terlihat memegang sapu di tangannya.
Pagi ini Yura dikagetkan oleh suara adzan shubuh yang berkumandang. Padahal dia sedang terlelap dalam buaian mimpi-mimpinya. Yura melenguh tertahan. Dia melirik arah jam dinding di kamar kecil nan pengap itu. Masih waktu dini hari. Yura merasakan tubuhnya lengket dan kotor. Pakaiannya basah oleh keringatnya sendiri. Akibat kelelahan malam ini Yura bisa tidur dengan nyenyak walau dalam keadaan yang serba terbatas. Ruang gerak yang terbatas, tempat tidur yang kecil dan berdebu, juga sedikit berbau tidak sedap, mungkin karena sudah lama tidak digunakan. Belum lagi tak ada ventilasi udara sedikitpun di dalam ruangan kecil itu. Dan akan sangat tidak mungkin jika Yura tidur dengan keadaan pintu yang terbuka. Sama saja dia cari mati. Bisa-bisa barang-barangnya raib di curi orang. Yura bangkit dari kasur lantai itu dan mencari handuk di dalam tas kopernya serta perala
Gwangan Bridge atau Jembatan Gwangan merupakan jembatan gantung terbesar di Korea Selatan yang menghubungkan Haeundae-gu ke Suyeong-gu. Permukaan jalan dari jembatan ini mempunyai panjang sekitar 6,5 km dan panjang keseluruhan Jembatan Gwangan ini adalah 7.420 meter. Jembatan ini terkenal sebagai ikon dan simbol dari kota Busan. Selain itu, daya tarik tersendiri dari jembatan ini adalah pemandangan yang sangat indah di sekitar tempat wisata ini. Para pengunjung bisa melihat pemandangan gunung Hwangnyeongsan, Pantai Gwangalli, Pulau Oryukdo, dan pemandangan menarik lainnya dari Busan. Seperti saat malam hari Jembatan Gwangan dilengkapi dengan pencahayaan lampu yang sangat indah untuk dinikmati. Katrina begitu dibuat terkesima dengan pemandangan yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. "I'ts Amazing. Ini sangat menakjubkan, Yura
Reyhan sedang asik berkutat dengan layar laptopnya di dalam kamar saat Katrina masuk seraya mengucapkan salam. "Waalaikum salam," jawab Reyhan cepat tanpa suara, bahkan tanpa sedikit pun menoleh. Tangannya masih terus mengetik-ngetik sesuatu. Katrina tidak melihat adanya gelagat aneh dari suaminya yang sepertinya biasa-biasa saja. Bahkan Reyhan pun tidak bertanya apapun padanya. Dan hal itulah yang Katrina harapkan. Dia jadi tidak perlu berbohong pada suaminya. Katrina langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu dia hendak menyusui Akmal. Karena stok asi yang dia sediakan untuk Akmal di Kulkas sudah habis. "Kakak sudah makan?" tanya Katrina begitu dirinya selesai mandi dan berpakaian. "Sudah,"
"Oh, ma-maaf! Aku tidak sengaja!" pekik Yura merasa bersalah.Wanita itu langsung mengambil ember pelnya yang jatuh terguling ke bawah dan berjalan melewati Hardin yang terlihat kesal sembari mengibas-ngibaskan celananya yang setengah basah."Sekali lagi maaf, Tuan." Yura membungkukkan tubuhnya sedikit sebelum akhirnya dia benar-benar berlari ke belakang. Yura jelas tidak mau jika adik ipar Reyhan sampai mengenali dirinya."Ah, ada-ada saja!" keluh Hardin kesal. Dia sempat kaget melihat seorang marbot wanita di dalam masjid ini. Karena setahu dia, biasanya seorang marbot itu laki-laki bukan wanita. Lalu, siapa wanita tadi? Sepertinya sih tidak asing? Pikir Hardin lagi.Akhirnya dia terpaksa menggulung celananya sampai sebatas mata kaki dan beranjak masuk ke dalam masjid untuk melaksana