Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 73 - Masalah Besar

Share

Chapter 73 - Masalah Besar

Author: Dewa Amour
last update Last Updated: 2025-06-02 15:06:59

Entah pukul berapa saat itu. Miranda terjaga saat mendengar suara barang yang terjatuh. Dia terkejut dan bergegas bangkit dari ranjang. Meninggalkan gadis kecil yang masih terlelap di sana.

"Sial! Benar-benar sial!"

Langkah itu dihentikan. Miranda menyipit heran melihat apa yang sedang Eve lakukan. Pria itu seperti sedang mengamuk. Dia melempar beberap benda dan menendang meja di ruang tamu.

Entah apa yang terjadi. Miranda menoleh ke arah jam dinding di ruangan itu. Pukul dua pagi? Dan Eve baru pulang?

Dia geleng-geleng. Dengan wajah bosan Miranda berjalan menuju sosok pria yang sedang mengamuk tak jelas itu. Sebuah gelas plastik menggelinding ke bawah kakinya. Malas-malasan Miranda mengutip benda itu.

"Ada apa malam-malam begini kau ribut sendiri? Apa kau ingin membuat Eli terbangun lalu menangis?"

Eve terkejut mendengar suara Miranda. Dia yang sedang menghadap ke arah jendela segera menoleh ke belakang. Miranda sedang menatapnya dengan heran.

"Kau terlibat utang pada seorang gembong
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 75 - Keputusan Dave

    Mansion kediaman Tuan Fortman malam hari."Apa?!""Jadi orang-orang yang kau bayar itu belum kembali?!"["Belum, Tuan. Mereka juga tak bisa dihubungi.]"Shit!"Brak!Marquez mendengus kesal usai melempar ponselnya ke tengah meja kaca di depan. Dia sudah membayar mahal para bandit dari luar kota untuk menemukan Aaron hidup atau mati. Nyatanya dia gagal lagi."Tuan Muda, apa yang bikin kau marah malam-malam begini?"Wanita yang masih bergelung dalam selimut memberinya seringai tipis saat manik hitam Marquez mengincar. Dia sangat terkejut saat pria itu mendekat dan langsung menjambak rambutnya yang kusut."Siapa yang beri hak padamu untuk bertanya?" desis Marquez amat murka.Wanita itu tampak meringis kesakitan. "Maafkan saya, Tuan ..."Marquez hanya menggeleng dan segera melempar wanita itu ke kasur. Dia segera meninggalkan kamar dengan hanya mengenakan jubah tidurnya saja."Aku mau Mirnda dan Aaron! Bawa mereka padaku!" Di tengah rumah pria itu kembali mengamuk. Suaranya sampai terden

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 74 - Malam Pertunangan

    San Alexandria BaruLangit tampak cerah sore itu. Awan-awan beriringan dengan udara yang dingin. Seorang wanita berdiri di antara bebatuan di tepi pantai. Rambutnya yang panjang bergelombang karena terpaan angin."Apa kabar, Miranda?"Suara bass itu mengejutkannya. Dengan cepat ia segera menoleh. Wajah rupawan seorang pria dihiasi senyuman yang manis.'Aaron?''Kau kah itu?'Pria itu masih memasang senyum di wajah tampannya. Dia tak mengatakan apa-apa lagi untuk menanggapi rasa terkejut yang masih memenuhi jiwa Miranda."Jaga dirimu baik-baik, Miranda ..."Hanya itu yang ia katakan setelah keheningan menguasai situasi di sekitar mereka cukup lama. Dan perlahan ia mundur dari hadapan Miranda. Wanita itu menjerit kencang."Aaron!"Miranda terbangun dari mimpinya. Sambil duduk di tengah ranjang, nafasnya terengah-engah."Ada apa?"Gadis kecil yang tadinya meringkuk di sampingnya turut terjaga. Sambil mengucak-ngucak mata ia bertanya pada Miranda.Wanita itu menoleh. "Tak apa. Aku hanya b

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 73 - Masalah Besar

    Entah pukul berapa saat itu. Miranda terjaga saat mendengar suara barang yang terjatuh. Dia terkejut dan bergegas bangkit dari ranjang. Meninggalkan gadis kecil yang masih terlelap di sana."Sial! Benar-benar sial!"Langkah itu dihentikan. Miranda menyipit heran melihat apa yang sedang Eve lakukan. Pria itu seperti sedang mengamuk. Dia melempar beberap benda dan menendang meja di ruang tamu.Entah apa yang terjadi. Miranda menoleh ke arah jam dinding di ruangan itu. Pukul dua pagi? Dan Eve baru pulang?Dia geleng-geleng. Dengan wajah bosan Miranda berjalan menuju sosok pria yang sedang mengamuk tak jelas itu. Sebuah gelas plastik menggelinding ke bawah kakinya. Malas-malasan Miranda mengutip benda itu."Ada apa malam-malam begini kau ribut sendiri? Apa kau ingin membuat Eli terbangun lalu menangis?"Eve terkejut mendengar suara Miranda. Dia yang sedang menghadap ke arah jendela segera menoleh ke belakang. Miranda sedang menatapnya dengan heran."Kau terlibat utang pada seorang gembong

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 72 - Kabar Pernikahan

    Brak!"Apa ini?!"Tuan Hernandez yang sedang berada di ruang kerja dibuat terkejut saat seseorang melempar selembar surat kabar ke depannya. Dihentikan aktifitas tangannya pada tumpukan berkas di meja. Matanya terangkat ke wajah orang yang sedang berdiri di depan meja.Tuan Dakosta sedang menatap dengan penuh tanya dan heran. Apa yang membuat rekannya itu tampak marah?Tuan Hernandez kembali menurunkan pandangan. Kali ini selembar surat kabar di depannya yang ia lihat. Matanya terbelalak lebar saat melihat gambar yang terpampang pada halaman depan surat kabar."Kau berbohong padaku dan Laura? Ternyata laki-laki itu bukan putramu, melainkan seorang pewaris keluarga Fortman? Aaron de Fortman! Namanya ditulis dengan font hitam yang tebal di situ."Tuan Hernandez menelan ludah kasar melihat kemarahan di wajah Tuan Dakosta. Maka segera ia meraih surat kabar di depannya.'Aaron de Fortman, dia menghilang selama satu bulan. Pihak kepolisian akhinya menghentikan pencarian.'Begitu tulisan ya

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 71 - Tangan Kotor Para Iblis

    Angin bertiup cukup kencang petang itu. Dahan-dahan maple bergesekan halus karena embusan angin. Satu per satu daun-daunnya berjatuhan ke tanah berbatu.Kelab malam di pusat kota tampak ramai sore itu. Eve terlihat berdiri di depan seorang wanita paruh baya yang berpenampilan glamour.Madan Julie, wanita berusia 50 tahun itu pemilik tunggal kelab di mana Eve bekerja setiap harinya. Bukan hanya sebuah kelab biasa yang menyajikan minuman, wanita dan musik. Akan tetapi, Kelab Madam Julie juga menyediakan pria bayaran yang disiapkan untuk para wanita kesepian.Sudah dua tahun Eve bekerja di tempat kotor itu. Tadinya dia hanya bekerja sebagai bartender. Namun suatu hari ia mendatangi Madam Julie untuk meminjam uang.Saat itu kondisi Eli sedang kritis di rumah sakit. Adik perempuannya akan menjalani proses operasi, tapi dia tidak punya cukup uang yang diminta oleh pihak rumah sakit.'Kau datang ke orang yang tepat. Aku bisa berikan sejumlah uang yang kau butuhkan, tapi ...'Wanita itu berk

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 70 - Bom Waktu

    Rumah kecil di bawah kolong jembatan menjelang sore. Suara pecahan kaca memecah keheningan. Miranda yang sedang termenung dibuat tersentak. Segera ia melirik ke arah belakang.Apa yang terjadi di dalam rumah?Apa Eli sudah bangun?Tak ada jawaban untuk pertanyaan di benaknya itu. Hanya tirai dengan motif bunga daisy yang melambai karena embusan angin, itu yang dia lihat."Di mana kakakmu?!"Plaak!Brug!Prang!Astaga, apa yang terjadi?Kenapa ribut-ribut begitu?Miranda segera beranjak dari bangku kayu yang ia duduki. Dengan langkah yang cepat ia menerobos tirai motif daisy. Hatinya mencemaskan Eli. Dan saat langkahnya tiba di dalam rumah, Miranda terbelalak dengan apa yang dilihatnya. Tiga orang laki-laki dengan tampang preman sedang mengintimidasi Eli."Di mana kakakmu atau aku akan menculikmu lalu aku jual ke seorang muncikari?!"Laki-laki bertubuh kekar dengan gambar tato ular naga di lengan kiri sedang menjambak rambut Eli. Dia menodong wajah gadis cilik itu dengan ujung revolv

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status