共有

SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK
SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK
作者: Zemira Fortunatus

BAB. 1 Tak Mau Peduli

last update 最終更新日: 2025-09-29 12:01:11

Pagi Senin yang cerah, sinar mentari pagi yang hangat. Mengawali langkah kaki seorang CEO muda menuju ke sebuah perusahaan ternama di Jakarta, pemuda itu bernama Peter Jacob.

"Selamat pagi Tuan Muda," sapa para bawahannya. Saat dia baru saja ke luar dari mobilnya. Sang CEO hanya mengangguk. Lalu setelah itu dia melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan.

Peter langsung memilih masuk ke dalam lift khusus petinggi perusahaan karena dari kejauhan dia dapat melihat sang ibu sedang berada di lobi saat ini.

Peter dapat melihat ibunya, sedang berkacak pinggang menunggu dirinya.

"Leon, selamatkan gue kali ini! Coba lihat di sana, ada Nyonya Neira!" ujarnya lalu setengah berlari masuk ke dalam lift.

"Bagaimana tidak, sudah hampir sebulan ini, Peter tidak pernah masuk kantor. Hal ini disebabkan karena dia sedang patah hati. Diri lagi-lagi ditinggal oleh kekasihnya. Akhirnya Peter sengaja menghilang untuk mengobati luka hatinya.

Sang ayah, Tuan Theo telah mencarinya ke mana-mana namun dia tak kunjung ditemukan juga. Akan tetapi disaat ibundanya mengancamnya akan membekukan semua aset pribadi milik putranya. Akhirnya Peter pun mau tak mau masuk kantor juga hari ini.

Lalu Leon sang asisten pribadinya, segera mendatangi Nyonya Neira.

"Selamat pagi, Nyonya." sapanya Leon.

"Pagi juga Leon. Peter mana? Kenapa dia tidak kelihatan pagi ini?" Nyonya Neira lalu melirik ke kiri dan ke kanan untuk mencari keberadaan anaknya namun tidak dia temukan.

"Awas saja kamu membelanya lagi! Kamu akan saya pecat, tanpa ampun!" ancam Nyonya Neira. Karena dia tahu jika Leon sering sekali meloloskan Peter dari pengawasannya.

"Maaf Nyonya, Tuan Muda Peter saat ini sedang memimpin rapat. Beliau sudah dari tadi berada di kantor." ucap Leon mencoba untuk tetap tenang.

"Awas kamu bohong, ya!" tegas Nyonya Neira kepada Asisten Leon.

Tak berapa lama Leon segera menyodorkan ponselnya dan memperlihatkan Peter yang sedang memimpin rapat.

"Baiklah, akhirnya saya bisa lega. Ternyata benar Peter telah berkantor lagi mulai hari ini." ucapnya pada dirinya sendiri.

"Baiklah, Leon. Saya pulang dulu. Tolong katakan kepada Peter untuk bekerja lebih giat lagi. Jika tidak, saya akan mencabut semua fasilitas atas namanya!" serunya lalu segera ke luar dari kantor itu.

"Baik, Nyonya. Saya akan sampaikan semua kepada Tuan Muda." serunya.

Leon segera masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai di mana Peter sedang memimpin rapat formalitas itu. Leon masuk ke dalam ruangan itu. Dia lalu membisikkan sesuatu ke telinga Peter. Leon berkata jika ibundanya sudah pergi dari kantornya.

Mendengar informasi jika sang mami telah angkat kaki dari kantornya. Peter pun segera berkata,

"Rapat dibubarkan! Kalian bisa kembali ke ruangan masing-masing. Ingat yang saya katakan tadi! Kalian harus mengumpulkan laporan selama sebulan ini. Serahkan ke ruangan Leon."

"Siap, Pak Bos!" ucap para bawahannya serentak. Lalu mereka pun ke luar dari ruang rapat dengan cepat.

"Peter, tolong siapkan sarapan untuk saya, segera!" ucapnya lalu melangkah menuju ke ruang kebesarannya.

"Baik, Tuan Muda." jawab Leon singkat

Sesampainya di ruangannya. Peter sangatlah kaget karena di situ telah duduk Tuan Theo, sang ayah.

"Papi!" kaget Peter tak menyangka.

"Sejak kapan Papi di sini?" tanyanya lagi lalu berjalan ke sana ke mari, memeriksa jika ibundanya juga berada di ruangan itu.

"Mami sudah pulang dari tadi," ucap sang ayah.

Pintu diketuk dari luar. Peter datang dengan membawa sarapan untuk kedua atasannya.

"Peter ... kok Lo belinya dua?" tanya Peter bingung.

"Satu lagi untuk Tuan Theo." jawab Peter, lalu menata sarapan itu dengan rapi di atas meja.

Sepeninggal Leon dari ruangan itu.

Tuan Theo segera meraih sarapan miliknya dan mulai menyantapnya dengan lahap. Sementara Peter yang masih takut kepada ayahnya akan kembali marah kepadanya, karena menghilang dari perusahaan hanya karena perempuan. Terlihat was-was saat ini.

"Kamu nggak makan? Atau hanya ingin melihat Papi makan? Atau kamu sudah kenyang selama masa pelarianmu?" sindir Tuan Theo kepada anaknya.

"A ... aku sangat lapar, Pi." ucapnya terbata. Lalu dengan cepat mulai menyantap sarapannya.

Setelah mereka selesai sarapan. Tuan Theo mulai menatap tajam ke arah putranya.

"Jadi apa yang telah kamu temukan selama masa pelarianmu?" tanya tuan Theo.

"Memangnya aku menemukan apa, Papi?" Peter malah balik bertanya kepada ayahnya.

"Ya ... misalnya saja kamu telah menemukan perempuan yang cocok untuk kamu jadikan istri?" selidik sang ayah.

"Papi jangan bercanda deh! Saat ini aku sedang mengobati luka hatiku. Papi malah menyuruhku untuk mencari yang baru. Tidak segampang itu, Pi!" tukasnya.

"Oh begitu rupanya? Terus ... mau sampai kapan kamu akan berhenti bermain Peter?"

"Berhenti bermain? Maksud Papi, apa?" Peter lagi-lagi mengulang pertanyaan ayahnya.

"Baiklah ... sekarang Papi tanya kepadamu, apa tujuanmu memimpin perusahaan ini?" tanya Tuan Theo tajam.

"Papi pasti tahu jawabannya! Siapa yang tidak mengenal Peter Jacob, seorang CEO muda bertangan dingin yang mampu membawa nama perusahaan kita menjadi yang terdepan!" ucapnya bangga.

"Terus kamu bangga dengan pencapaianmu itu?" tanyanya sang ayah lagi.

"Tentu saja aku sangat bangga! Pasti Papi sudah tahu kemampuanku, bukan?"

"Okay ... tapi jika kamu terus-terusan berlari hanya karena masalah pribadimu. Apakah kamu yakin akan tetap unggul dan menjadi nomor satu?" Tuan Theo segera melempar selembar kertas tepat di depan anaknya.

Dengan cepat Peter memeriksanya.

Dia meremas kertas itu dengan kuat. Ternyata peringkatnya sebagai CEO terbaik telah turun level menjadi level terendah.

"Tapi, selama aku menenangkan diri. Perusahaan aku serahkan kepada Leon, Pi! Lagian juga masih ada Papi." kesalnya tiba-tiba.

"Papi dan juga Leon tetap ada kok. Sekuat tenaga kami membantumu, untuk semakin mengembangkan perusahaan ini. Akan tetapi para investor lebih menyukai cara kerjamu!"

Sialan!" umpatnya tiba-tiba.

"Apakah kamu tidak tahu? Papi dan Mami. Mati-matian melacakmu! Namun kamu sama sekali tidak terlacak! Hebat kamu!"

Peter pun menghela napasnya kasar.

"Tapi kan, Papi. Aku bukan baru kali ini menghilangnya kan?" tegasnya tidak mau kalah.

"Papi akui, ini bukan kali pertama kamu menghilang. Bahkan sudah berkali-kali. Dan masalahnya tetap sama! Kamu yang ditinggal oleh para wanita!" ujar sang papi setengah mengejek.

"Papi heran kepadamu. Kamu yang memutuskan para wanita itu. Tapi kamu pula yang merasakan patah hati! Lalu mengorbankan perusahaan!" Hati Peter terasa sakit saat ayahnya menyebutkan semua kesalahannya. Dia semakin merasa bersalah karenanya.

"Papi juga heran denganmu. Entah seperti apa wanita yang kamu inginkan?" Jika kamu tidak mampu mencarinya. Papi dan Mami masih ada. Kami yang akan mencari calon istri untukmu!" seru Tuan Theo tajam.

"Apa-apaan sih Papi!" tukas Peter tidak suka dengan perkataan ayahnya.

Memang selama ini, Peter pacaran dengan banyak wanita. Namun setelah dia semakin mengenali para wanita itu, tujuan mereka hanya untuk mengincar hartanya saja dan kebanyakan dari mereka juga selingkuh dibelakangnya.

Mau tidak mau, untuk menyelamatkan hatinya agar tidak merasakan sakit yang lebih dalam lagi. Peter pun terpaksa memutuskan para wanita itu.

Akan tetapi Peter malah semakin kecewa saat mendengar jika para mantan kekasihnya itu menikah dengan pria lain. Padahal dia baru memutuskan hubungan.

Untuk itu dipelarian terakhirnya kali ini, Peter telah bertekad untuk tidak mau lagi mengenal wanita manapun di dunia ini. Bahkan dia sudah berjanji untuk melajang seumur hidupnya.

Keputusannya ini sudah bulat dan dia tidak mau lagi terperangkap dengan pesona para wanita.

"Peter! Kamu kok diam saja! Jawab pertanyaan Papi! Mau sampai kapan kamu bermainnya? Dan menghancurkan perusahaan?"

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 62 Kelaparan Tengah Malam

    Akhirnya setelah berjuang lama di dalam kamar mandi, Peter pun berhasil menjinakkan alat tempur miliknya yang tadi sedang sangat mengamuk.Hatinya pun sangat lega. Dia segera mengguyur tubuhnya di bawah kucuran air shower di tengah malam itu.Setelah selesai mandi dan berpakaian. Peter pun kembali masuk ke dalam kamar. Dia melihat istrinya sudah berbaring di atas tempat tidur dengan membelakanginya.Sementara Farah yang berpura-pura sedang tidur, seketika merasa takut dan gelisah saat mendengar pintu kamar mandi mulai terbuka.Dia takut, Peter kembali menerkamnya. Untuk itu Farah pun pura-pura untuk tidur.Peter masuk ke dalam kamar, lalu duduk di kursi yang ada di kamar itu, dia melihat sebotol air mineral yang tadi dirinya minta kepada istrinya.Peter segera meraih sebotol air mineral tersebut, membuka tutupnya lalu meminumnya tanpa sisa setetes pun. Dia benar-benar sangat haus setelah kegiatan panasnya tadi di dalam kamar mandi. Hampir satu jam lamanya, Peter akhirnya dapat menjina

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 61 Hasrat Membara

    Farah ingin memakai baju yang baru untuknya karena sudah selesai mandi. Namun apa yang terjadi, dia malah lupa membawa baju ganti ke dalam kamar mandi."Aduh, aku kok bisa lupa sih dengan baju gantinya?" gumamnya dalam hati."Pasti karena aku tidak fokus tadinya!" kesalnya dalam hati.Mau tidak mau, Farah pun keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai kimono mandi di atas lutut miliknya.Farah masih belum sadar jika ada Peter di kamar itu. Dengan santainya dia berjalan mengitari kamarnya dengan hanya memakai kimono seksi itu.Bahkan dengan santainya, Farah menanggalkan kimono mandi itu. Sehingga dirinya benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun di tubuhnya.Peter yang melihat pantulan tubuh telanjang istrinya di depan cermin yang berada di atas meja. Seketika terbelalak matanya, melihat pemandangan indah itu.Peter terlihat menelan ludahnya berkali-kali. Alat tempurnya tiba-tiba bangun dari tidur panjangnya.Senjata pamungkasnya sedang berdiri tegak saat ini. Ingin seger

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 60 Hawa Panas

    "Aku tidak lapar, Mas." serunya lalu, menjauhkan mulutnya dari sate tersebut.Padahal Peter tahu betul, Farah menelan ludahnya berkali-kali, saat dirinya menyodorkan sate itu di depannya"Ayo makan, jika tidak sampai pagi kita akan tetap berada di sini. Jadi kamu tinggal pilih, mau tidur di sini. Atau di rumah," tutur Peter sambil kembali menyodorkan sate itu di hadapan istrinya.Mau tidak mau, Farah terpaksa memakan sate itu."Nah, gitu dong. Kamu makan dulu. Kali ini, aku yang akan menyuapimu." Farah mengangguk pelan.Dengan penuh kesabaran, Peter menyuapi Farah sate Madura tersebut, secara perlahan.Namun disaat sedang makan pun. Farah tetap meneteskan air matanya. Pieter menjadi bingung sendiri karenanya.Tanpa diminta oleh Farah, Peter mengeluarkan sapu tangannya dari saku celananya. Lalu mengusap air mata sang istri yang mengalir di kedua pipinya."Kamu fokus makan dulu, jangan memikirkan hal lainnya." "A ... aku sudah kenyang, Mas." ucapnya lemah."Beneran kamu sudah kenyang?"

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 59 Nongkrong Di Senayan

    "Jadi Opa menginginkan cucu dari kalian?" tanya sang papi, masih dengan suara pelan. "Iya, Papi. Hal itu yang membuatku sedih. Sepertinya aku ... aku belum bisa mewujudkan keinginan Opa itu, dalam waktu dekat ini. Aku dan Mas Peter tiba-tiba saja menikah. Perasaan cinta itu masih belum ada untuknya," serunya sambil menangis.Karena tak tahan mendengar anak gadisnya menangis. Papi Zack segera meraih tubuh Farah dan membawanya ke dalam pelukannya."Farah, itu kan hanya sebuah keinginan dari Opa. Kamu tidak perlu menjadikannya sebagai beban. Kamu harus menjalani hari-hari mu dengan baik dan bahagia. Kamu harus tetap semangat. Apa pun itu, Papi akan selalu mendukungmu." Tuan Zack mulai mengendurkan pelukannya dari sang anak. Lalu kembali berkata."Bagi Papi, kamu tetaplah putri kecil Papi, yang paling Papi sayangi. Jadi kamu harus tetap mekar dan ceria seperti sedia kala. Jangan terpengaruh dengan apapun pendapat orang kepadamu. Anggaplah keinginan Opa sebagai tabungan mu di masa depan.

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 58 Keduanya Berjanji

    Setelah lama berdiam diri, Farah pun mulai berkata,"Semua butuh proses, Opa. Aku dan Mas Peter juga baru kenal dan kami langsung menikah. Aku belum tahu bagaimana karakter dan sifatnya.""Tapi pernikahan kalian, sudah tergolong telah cukup lama berlangsung, Farah." sahut sang kakek."Iya, Opa. Tapi kan semuanya tidak secepat itu bisa terjadi." Opa Tom terdiam. Ternyata harapannya agar Farah dan Peter segera memberinya seorang cicit sungguh sangat jauh dari yang dirinya pikirkan."Ma ... maaf, Opa. Jika jawabanku tidak sesuai dengan keinginan Opa. Tapi, aku akan berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk Mas Peter dan mengabdi sebagai istrinya," ucap Farah, dari dalam hatinya."Pengabdian yang seperti apa yang kamu maksud?" sindir, Opa Tom.Lagi-lagi, Farah diam dan tak dapat bicara.Tak berapa lama, Peter masuk ke ruang perawatan Opa Tom."Opa, kamu sudah kembali?" tanya, sang kakek."Sudah, Opa. Ada beberapa obat yang harus Opa minum sekarang. Aku akan menyediakannya," serunya, l

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 57 Opa Tom Sakit

    Ada rasa lega di hati Opa Tom mendengar perkataan Peter."Syukurlah kalau itu adalah prinsipmu selama ini. Opa menjadi lega mendengarnya," tutur sang Opa lagi."Keluarlah, Opa mau beristirahat dulu," ucapnya kepada Peter.Namun Peter tidak mau keluar dari kamar sang kakek. Dia memilih untuk mengirimkan pesan kepada sahabatnya, dokter Ridwan.Peter : "Bro, apakah Lo sedang santai saat, ini?"Di sebuah rumah sakit, Dokter Ridwan yang baru saja selesai melakukan visite kepada para pasiennya, saat ini baru saja sampai di kantornya. Disaat dirinya ingin duduk, tiba-tiba ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk.Dokter Ridwan segera membuka ponselnya dan melihat jika ada pesan dari Peter,.sang sahabat untuknya.Dokter Ridwan : "Hei, Bro. Gue baru saja selesai melakukan pemeriksaan kepada pasien-pasien rawat inap. Memangnya ada apa, Bro?"Peter : "Gue butuh bantuan Lo, sekarang. Bisa kah, Lo datang ke sini sebentar? Gue dan istri lagi berada di rumah orang tuanya. Kami menginap di sini."

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status