Share

KERAGUAN

Hari-hariku menjadi lebih berbunga sejak aku memantapkan hati untuk serius menjalin hubungan dengan Nicholas. Aku tak sadar bahwa di depan mata, sebetulnya ada ancaman badai yang siap menerjang kapan saja. Dan, badai itu rupanya datang lebih cepat.

Saat baru akan istirahat makan siang, Om Baskoro datang ke ruang kerjaku dan Nicholas. "Mayang, bisa kita bicara sebentar?" sapanya tanpa basa-basi.

Nicholas langsung pasang badan. "Mau ngomongin apa, Pa? Di sini aja. Biar aku juga tau," katanya sinis.

"Tapi ini bukan tentang kamu Nicholas," tegas Om Baskoro.

Kepala Nicholas sedikit tertunduk mendengar suara ayahnya sedikit menajam. Aku tak punya pilihan selain ikut bersama Om Baskoro. Kami sampai di ruangan rapatnya, ada Theo dan Tante Baskoro pula di sana. Aku dan Theo masih saling kikuk. Sejak ribut kemarin, kami belum juga berdamai.

"Ada apa ya, Om?" tanyaku gugup. Ketika aku melirik Theo, dia lekas membuang muka.

Om Baskoro berdeham sebentar,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status