Share

Gejala Dispareunia

Eliza masih mengurung diri di kamar sejak semalam, setelah apa yang Karan lakukan padanya. Lelaki itu memang tidak tahu diri, bahkan tidak peduli kepada istrinya sendiri.

Karan selalu saja melakukan apa yang dia kehendaki tanpa memikirkan nasib Eliza, dia menyukainya ataupun tidak. Tak pernah dihiraukan lagi oleh Karan, selain kepuasaannya saja.

Bahkan pagi ini, entah ke mana lelaki itu menghilang. Sejak semalam dia meninggalkan Eliza dalam keadaan tak berbusana dan air mata yang tiada hentinya. Karan sudah lenyap setelah menuntaskan berahinya pada Eliza.

“Bajingan! Kenapa aku harus menjadi budak permainan nafsunya? Bodoh! Aku memang bodoh, sebab telah percaya dengan ucapan janji setia dan cinta palsunya.”

Eliza menangis, lagi dan lagi tiada henti. Hingga dering ponselnya berbunyi, ada panggilan masuk. Siapa lagi kalau bukan dr. Sean yang menghubunginya pagi ini.

“El, akhir pekan klinikku libur. Kamu bisa ke sini untuk melakukan cek up,” ujar dr. Sean dari seberang sana.

Tak ada jawa
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status