Share

Bab 7 : Kehamilan

Sasa melihat beberapa anak kecil sedang bermain di sebuah taman bunga yang indah. Bunga tersebut memiliki warna bermacam-macam seperti pelangi. Anak-anak tersenyum dan tertawa dengan bahagia. Mereka seperti tidak menyadari kehadiran Sasa saat ini. Sasa merasa kehangatan melihat pemandangan di depannya. Dia tidak menyangka mengalami hal tersebut.

Sasa duduk di hamparan bunga-bunga yang tidak jauh dari anak-anak itu bermain. Ada yang berlari dan bersembunyi agar tidak ditemukan oleh yang menjaga benteng tersebut. Seorang anak perempuan menghitung dengan mata tertutup dari angka satu sampai sepuluh. Setelah angka terakhir selesai, anak gadis itu sibuk mencari keberadaan anak-anak yang lain. Dia menghampiri Sasa untuk meminta petunjuk.

"Mama," kata gadis itu memanggil Sasa yang tepat berada di depannya. Sasa yang melihat gadis itu merasa keheranan. Sasa tidak merasa mempunyai anak seumur ini. Bahkan dirinya pun belum memiliki anak. Jantung Sasa berdetak dengan cepat sambil terus memandang gadis tersebut. 

Saat kesadarannya pulih. Sasa memandang ke sekeliling taman bunga tersebut. Namun tidak melihat seorang pun di tempat itu. Aneh tapi itulah yang terjadi. Sasa merasa dibodohi dan dimarahin.

Saat emosi memenuhi pikirannya. Sasa sadarkan diriml. Sasa melihat Laura di sisi kanan dan Mira di sisi kiri ranjang. Tetesan air mata di wajah cantik Laura menjadi kebingungan Sasa. Begitu pula Mira yang sudah menangis dengan memeluk Sasa dengan erat.

Sasa mempertanyakan alasan keduanya seperti itu. Namun ucapan yang dikatakan keduanya sangat aneh dan bingung. Sasa dinyatakan positif hamil oleh dokter yang memeriksanya. Sepertinya Sasa lupa dengan apa yang telah dia alami. Dia memandang perut yang masih datar tersebut dan mengelus permukaan perut dengan hati-hati.

"Tuhan, apa ini adalah petunjuk yang kau berikan kepadaku? Aku bermimpi melihat 3 anak-anak yang menurutnya mirip dengan dia, khususnya gadis kecil tersebut. Aku tidak menyangka, disaat aku kehilangan semua orang yang menjadi tempat sandaran. Tuhan memberikan berkahnya kepadaku, umatnya yang penuh dengan dosa. Aku tidak percaya dengan semua ini tetapi ini kenyataannya. Aku sangat bahagia sekali," batin Sasa memuji Tuhannya dalam khusyuk dan fokusnya. 

Sasa memikirkan anak yang di dalam kandungannya. Dokter menjelaskan bahwa kandungan Sasa lemah dan mudah keguguran. Sasa pun merasa lemas dan tidak berdaya. Sasa pun berencana bersembunyi untuk menutupi jejaknya selama kehamilan dirinya. Dia takut, hal akan terjadi padanya. 

Kehamilan yang normal biasanya mual dan muntah-muntah. Namun dokter berkata bahwa ada sebagian ayah yang mengalami hal tersebut. Sasa tanpa sadar sudah melupakan pria dari anaknya tersebut. Dia berharap, dia memiliki petunjuk mengenai pria tersebut. 

Sasa berpikir dia harus minta maaf kepada pria tersebut karena sudah hamil tanpa disengaja. Pria itu pasti sedang menderita mengenai mual dan muntah-muntah. Sasa merasakan iba kepada ayah dari anaknya. Sasa tidak tahu harus berbuat apa. Sedangkan pamannya masih bersembunyi di mana.

Pamannya ketahuan telah mencuri database perusahaan tanpa izin. Seminggu yang lalu, saat diketahui Sasa hamil. Pria tersebut merasa jijik dan mual apabila melihat makanan yang biasa disukai olehnya.  Dia lebih suka makan dengan nasi, kecap, dan kerupuk. Menurutnya, makanan itu lebih enak dan lezat. Itu sebabnya, dia memakannya dengan cepat tanpa tersisa.

Kembali ke cerita Sasa, Laura dan Mira menjadi siaga untuk berjaga-jaga apabila hal buruk terjadi. Mereka juga memerintah pengawal untuk berjaga di luar kamar Sasa. Firasat Laura seperti ada hal yang terjadi setelah ini. Dia memeriksa kondisi Sasa saat ini. Namun tidak ada masalah yang terjadi sehingga Sasa diizinkan pulang.

Sasa bahagia mengetahui bahwa dia sudah boleh pulang ke rumah. Dia pun menyusun rencana untuk menutup diri sementara waktu. Dia menugaskan Laura dan Mira untuk menyelesaikan paman dan bibi agar tidak menganggu dirinya. Dia lebih fokus pada kandungannya saat ini. 

Sebelum Sasa mengasingkan diri. Dia mengunjungi pemakaman elit yang tidak jauh dari tempat tinggalnya saat ini. Dia melangkah menyelusuri makam-makam yang berjejer dengan rapi. Sesampainya di pemakaman khusus keluarga kerajaan. Sasa melihat sekilas dan memasuki kawasan tersebut. 

Secara garis keturunan, kakek Frans masih merupakan adik dari raja Amerika saat ini. Dia menjauh dari keluarga kerajaan saat dirinya bertemu dengan nenek Sasa yang merupakan rakyat biasa. Saat itu, dia jatuh cinta pada pandangan pertama.

Awalnya hubungan mereka tidak direstui oleh keluarga kakeknya. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Saat ayah Sasa lahir ke dunia ini. Kakek Sasa yang sudah senang dengan kehidupannya sebagai pembisnis, dia pun meninggalkan kehidupan di istana. 

Alasan mengapa kakek Sasa tetap masuk pemakaman kerajaan karena perjanjian yang dilakukan oleh kakeknya Sasa dan kakaknya yang saat ini menjadi raja. Apabila kakek Sasa meninggal dunia, dia ingin dimakamkan di sebelah orang tua dari kakek. Hal itu tertulis di wasiat terakhirnya. 

Begitulah kisahnya. Sasa yang berdiri di depan makam sang kakek hanya bisa menghela napas. Dia terdiam sesaat dan mulai tersenyum bahagia. Dia mengambil langkah untuk duduk di kursi yang disediakan di sebelah makam kakeknya. Dia mengelus perutnya, memberikan kasih sayang kepada anak yang sedang dia kandung.

"Kakek, aku sedang hamil sekarang. Anak ini milik pria yang aku ceritakan dulu. Aku sangat bahagia karena aku sudah memiliki pengganti dirimu agar aku tidak merasakan kesepian. Kakek, apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Jika kamu sedang melihatku, aku ingin memohon kepadamu, kakek. Tolong lindungi aku dan anakku sampai aku bertemu dengan ayah anak ini. Aku tidak punya siapapun lagi untuk berdiri di sampingku. Aku mengharapkan pertolongan darimu, kakek. Terimakasih," kata Sasa dalam hatinya sambil membersihkan bunga-bunga yang layu di makam kakek. Sasa memandang langit yang gelap gulita. Sasa pun melangkah pergi, saat rintikan hujan membasahi tubuhnya. 

Perasaan sakit seperti tertusuk pisau dirasakan oleh pria itu. Dia memandang ke arah langit yang mendung gelap. Rintikan hujan menjadi melodi untuk menemani dirinya yang kesepian. Dia mengambil sebuah foto Faleesha. Dia belum bisa melupakan Sasa.

Firasatnya mengatakan bahwa Sasa sedang mengandung anaknya. Walaupun dia jauh dan tidak bisa membantu Sasa. Namun dia tetap siaga menuju rumahnya. Dia merasa seperti pria yang tidak bertanggung jawab dan memanfaatkan penderitaan yang terjadi padanya. 

Sedangkan Sasa bersembunyi di tempat yang baru. Sasa memerintahkan Laura dan Mira untuk mengikutinya. Sasa berniat tinggal di pulau yang dia beli. Sasa merasakan kenikmatan surga saat mereka bertiga main air di bibir pantai. Sehingga membawa suasana yang nyaman dan santai. 

Bulan ke-empat, Sasa bersembunyi dan menganggap dirinya, hamil di luar nikah. Dia selalu mendapatkan respon negatif seperti dicaci maki. Sasa mempersiapkan acara 4 bulanan untuk memperlancar saat melahirkan. Acara tersebut sudah menjadi tradisi turun-temurun keluarga Sasa. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status