Share

Bab 6 : Jebakan Terakhir

Sasa mengalami kenaikan berat badan. Nafsu makan yang meningkat menjadi faktor utamanya. Sasa memilih untuk tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi pada tubuhnya. Beda halnya dengan Laura dan Mira. Keduanya berpikir bahwa Sasa sedang mengandung bayi. Namun mereka tidak bisa memikirkan terlalu jauh tentang hal tersebut karena belum pasti kebenarannya.

Sasa menjalani hari dengan tenang dan nyaman. Dia selalu melakukan penyerangan kepada pamannya. Dia mengambil semua hal yang menjadi haknya. Dia tidak rela kalau semua harta yang susah payah dikumpulkan kakeknya hilang begitu saja. Dia menekan perusahaan pamannya setelah mengakuisisi saham yang dimiliki pamannya. 

Berbeda dengan Sasa yang melakukan serangan balik untuk balas dendam kepada pamannya. Pria tersebut mencari-cari keberadaan Sasa. Dia menyewa detektif untuk menyelidiki Sasa. Namun Sasa lebih pintar dua langkah dari pria tersebut sehingga detektif yang dia sewa tidak menemukan hasil apapun. Dia terlihat frustasi dan putus asa. Dia tetap berusaha melakukan segala macam cara untuk menemukan keberadaan Sasa. 

Sasa melanjutkan misinya untuk serangan terakhir kepada pamannya. Tepat besok hari, paman dan bibinya akan jatuh miskin dan bangkrut. Dia yang biasanya main di belakang layar akan menunjukkan diri di depan publik. Dia akan menunjukkan kepada pamannya bahwa dia juga bisa diandalkan. Dia berkeinginan menjadi mandiri tanpa bantuan orang lain maupun sahabatnya. Dia ingin berpijak di kaki sendiri.

Keesokan harinya, pagi dipenuhi awan gelap yang menandakan akan turun hujan. Sasa berpikir kesialan untuk pamannya akan segera datang. Dia tidak sabar untuk melihat kehancuran pamannya. Dia tidak bisa memaafkan apa yang telah dilakukan oleh pamannya. Dia hanya bisa melakukan seperti ini. Sakit tapi ini karma untuk pamannya.

Rapat pemegang saham berkumpul untuk memutuskan jabatan direktur setelah kakek Sasa meninggal dunia. Di dalam wasiat yang ditulis bahwa wasiat tersebut akan digunakan untuk membayaran tunggakan yang selama ini tidak dibayar. Sisa uang tersebut dijadikan modal untuk membangun usaha dari nol. Sasa berniat menutupi kebenaran wasiat tersebut kepada pamannya. Sebab pikiran paman dan bibinya untuk keserakahan dan kemewahan mereka.

Sasa juga memiliki panggilan lain yang hanya diketahui oleh kalangan pembisnis yaitu Mrs.Lessa. Alasan yang dilakukan untuk menyembunyikan wasiat yang asli dari kakeknya. Sasa berpura-pura tidak mendapatkan sepeserpun uang wasiat kakeknya. Dia berharap paman dan bibinya sadar diri dengan apa yang terjadi dahulu, sekarang, dan masa depan.

Suasana ruang rapat menjadi sunyi walaupun masih terdengar beberapa orang berbicara. Sasa yang memandang sekeliling terdiam sesaat. Dia pun mengambil langkah untuk memulai rapat tersebut. Dia memandang sekeliling dan berfokus kepada pamannya yang sedang duduk diam. Sasa tidak tahu apa yang dipikirkan oleh boss dan adiknya. 

Prioritas saat ini adalah bagaimana mengajarkan paman dan bibinya tentang kehidupan ini. Sasa ingin menyadarkan pamannya bahwa apa yang dilakukan keduanya salah dan fatal untuk diingat kembali. Sasa yang mengetahui akan hal ini, memerintahkan semua orang untuk diam di tempat tanpa memedulikan orang lain. Sebab, hal tersebut merupakan aib yang harus dikubur baik-baik oleh kakeknya.

Pria tersebut memandang ke arah jendela yang memantulkan sosok dirinya. Dia mengakui bahwa menyesal dengan apa yang dia lakukan saat ini. Namun dia percaya bahwa Tuhan adil pada dirinya. Sasa memandang sekeliling saat memulai pekerjaannya lagi. Dia iri dengan seseorang yang bisa berdiri sendiri dalam semua hal. 

Iri dan benci menjadi daging Sasa. Dia memulai serangan pertama. Saat voting yang dilakukan oleh semua pemegang saham. Dari hasil tersebut, paman Sasa gagal menduduki kursi direktur lagi. Dia diturunkan menjadi karyawan biasa oleh Sasa. Mendengar hasil tersebut, dia marah tetapi dia tidak memiliki hak untuk melakukan itu. Namun selama dia di perusahaan ini, dia akan melakukan apa saja untuk mengembalikan posisi direkturnya. 

Paman Sasa memandang layar di depannya dengan ekspresi marah dan benci. Dia tidak menyangka akan turun sampai di titik terendahnya. Sasa selama rapat hanya menggunakan panggilan video untuk berkomunikasi dengan semua pemegang saham. Inilah yang dilakukan olehnya untuk menutupi jejaknya selama ini. Dia hanya memperlihatkan punggungnya yang cantik saat dia berbicara. Semua orang yang melihatnya berpikir bahwa dia merupakan seorang wanita yang cerdas dan cantik.

Dia berbicara dengan tenang dan tegas. Dia tidak akan mengampuni siapapun yang melakukan kecurangan. Dia bermain kucing tikus dengan pamannya. Selama beberapa hari ini, pamannya mencari dirinya untuk meminta pengalihan warisan dari Sasa menjadi paman tercinta. 

Sasa pun menutupi koneksi internet untuk tidak dihubungi dirinya. Sasa tidak ingin terlalu dikenal sebagai wanita karier yang kaya raya. Dia ingin menjadi wanita sederhana yang penuh dengan keanggunan dan kesopanan. Itu yang selalu dipikirkan dalam kehidupannya.

"Sasa, bagaimana rapat pemegang saham tadi? Sudah kau putuskan siapa yang akan menjadi pengganti dirimu sebagai direktur," tanya Laura kepada Sasa. Ketika langkah kaki Sasa ingin memasuki ruangan tersebut. Sasa menghela napas. Dia duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan tersebut. Dia mengambil cemilan yang dia sediakan sebelum berangkat ke tempat rapat. 

"Aku belum tahu akan mengambil siapa untuk menjadi penggantiku. Saat ini, aku tidak punya pilihan sama sekali. Kamu akan menjadi dokter pribadiku. Mira akan menjadi desainer. Apa kamu ada saran untukku?" kata Sasa yang memandang Laura dengan minat. Dia berharap sahabatnya ini mendapatkan kandidat yang cocok untuk mengisi kekosongan direktur tersebut. Dia tidak terlalu peduli untuk menjadi direktur atau pelayan. Dia ingin hidup damai dan bahagia. Cukup itu yang menjadi harapannya.

"Mungkin, aku bisa merekomendasikan anak kepala pelayanmu. Usia dia sudah cukup untuk diangkat menjadi direktur. Dia akan menjadi kaki tanganmu di perusahaan ini. Aku tahu apa yang kamu pikirkan Sasa, kamu tahu kehilangan kepercayaan lagi bukan? Namun setiap orang berbeda-beda. Coba kamu lihat dari sisi kepala pelayan. Dia sudah melayani kamu selama lebih 40 tahun. Kamu harus mempercayai dia dan anaknya," usul Laura panjang lebar untuk memberikan pengertian kepada Sasa. 

Sasa memikirkan sejenak tentang usulan Laura. Apa yang dikatakan Laura itu sangat masuk akal. Dia cukup mengenal anak kepala pelayan dengan baik. Sasa sudah menganggapnya sebagai adik yang tercinta. Hal itu juga untuk memberikan kepercayaan kepada keluarga kepala pelayan. 

Sasa yang setuju usulan Laura. Kemudian memanggil anaknya kepala pelayan untuk datang menghadap dirinya. Sasa mengetahui bahwa anak tersebut sudah masuk ke perusahaan atas rekomendasi kakeknya untuk memata-matai pamannya tersebut. Dia pasti juga paham permasalahan yang terjadi di perusahaan.

Setelah Sasa mengalihkan tanggung jawab itu kepada anak kepala pelayan. Sasa merasa sangat panas di seluruh tubuhnya. Sasa secara sengaja menekan tubuhnya selama ini. Dia tidak bisa menahan sakitnya dan jatuh pingsan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status