Share

AURAT

Author: P.ALW
last update Last Updated: 2021-04-13 14:37:01

"Nora "

Terlihat raut kekecewaan di wajah Ersad. Dia pikir tadinya yang datang adalah Syma. tapi ternyata yang datang adalah Nora. adik Erika yang berarti adik iparnya sendiri.

"Apa yang kau lakukan disini Nora? bukankah seharusnya kau menyelesaikan pendidikan di luar negeri?" tanya Ersad, yang melampiaskan kekesalannya pada Nora.

"Kakak ipar, kenapa kau terlihat tidak senang melihatku ! aku datang hanya ingin melihat keadaan kak Erika yang masih sakit," ucap Nora dengan mengerucutkan bibirnya.

"Lalu apa yang kau lakukan disini? ini kantor, bukan rumah sakit !"

"Em ... ayolah kak, temani aku kerumah sakit," ucap Nora bergelayut manja padanya. Sementara Ersad malah begitu risih dengan tingkahnya yang selalu saja seperti itu.

"Maaf aku sibuk ! biar Kevin saja yang menemanimu," jawab Ersad selembut mungkin, namun bukan berarti dia melunak dengan gadis itu.

Nora sendiri hanya melirik Kevin sekilas dengan malas, lalu beralih lagi ke Ersad.

"Tidak mau ! yang kakak iparku kan kamu, bukan dia !"

"Ayolah Nora ... aku sedang kerja ! biarkan Kevin saja yang menemani," ucap Ersad yang mulai jengah. Lalu tatapannya beralih kearah Kevin. "Kevin, temani Nora kerumah sakit."

Kevin langsung mengangguk setuju dan membawa Nora pergi dari sana. Sementara Nora sendiri terlihat begitu kesal.

Ersad menghela nafasnya, ketika menyadari bahwa Nora sudah keluar dari ruangannya.

Entah apa yang membuat Nora selalu ingin dekat dengannya. Meski Nora adalah adik iparnya sendiri, namun tetap saja ada batasan antara mereka. Tapi Nora tidak memperdulikan hal itu.

Sampai akhirnya Ersad kembali mendengar langkah kaki yang begitu tergesa-gesa. Yang dia yakini bahwa itu adalah Nora yang kembali, dan akan memaksanya lagi. Matanya dengan malas menatap kearah pintu.

"Sudah kukatakan ..." suaranya terhenti ketika melihat siapa yang datang. Rupanya dugaannya salah. Bukan Nora yang datang, melainkan Syma.

Ersad terkejut. Matanya menatap nanar kearah wanita itu. Penampilan Syma terlihat kacau. Wajahnya semakin sembab, Ersad yakin bahwa Syma tida hentinya menagis.

"Assalamualaikum," ucap Syma dengan lirih. Tatapannya begitu kosong. Syma terlihat seperti mayat hidup.

"Wa'alaikum salam," saut Ersad yang terasa aneh saat mengucapkannya. Karena sudah lama sekali Ersad tidak mengatakan kalimat itu. Perasaan senang sekaligus khawatir bercampur aduk didalam benaknya.

"Maaf jika kedatanganku sedikit mengganggu. Aku hanya ...."

"Sebaiknya kau duduk dulu," ucap Ersad membuat Syma menghentikan ucapannya. Suara Syma yang terdengar serak membuat Ersad dengan cepat memberikan segelas air untuknya.

Syma menatap gelas itu sejenak, sebelum meneguknya sampai tandas.

"Jadi ... kau menyetujui tawaranku?" tanya Ersad langsung ke inti pembicaraan. Meski dia tahu sendiri, bahwa sudah pasti jawabannya adalah, Ya.

Syma mengangguk. Matanya terlihat sayu. Tatapannya yang kosong, seakan menandakan tidak adanya tanda-tanda kehidupan disana.

"Kau juga pasti sudah tahu apa yang aku inginkan, bukan?"

Syma mengangkat wajahnya. Memberanikan diri menatap pria yang saat ini berada dihadapannya. Tatapan Syma sendiri membuat Ersad merasa kikuk. "Aku tahu. Sekarang katakan padaku, kapan kau akan bertindak. Aku ingin secepatnya mengambil kembali anakku."

"Aku akan segera melakukannya. Kau hanya perlu duduk manis dirumah, dan datang ketika dipersidangan nanti.

Aku pastikan anakmu akan kembali."

"Baiklah ... aku setuju !"

Ketika tatapan Ersad sedikit beralih kebagian tubuh Syma. Dia baru menyadari bahwa pakaian wanita ini terlihat lembab. Dan membuat lekuk tubuhnya nyaris terlihat.

"Pakaianmu basah?"

"Sedikit.

Tidak masalah. Aku akan pulang sekarang juga," ucap Syma melangkah pergi. Namun tangan Ersad menghentikannya.

"Tidak.

Tunggu dulu .... kau bisa sakit jika seperti ini, aku masih menyimpan pakaian Erika disini. Tunggu sebentar !"

Ersad berjalan kearah kamar pribadinya yang ada diruangan tersebut. Dan mengambilkan pakaian yang cocok untuk Syma.

"Ini, pakailah. Kau bisa mengganti pakaian didalam," ucap Ersad menunjuk kamar pribadinya.

"Tidak perlu repot-repot. Aku akan pulang saja. Istrimu bisa marah jika tahu, bajunya aku pakai,"

"Kau juga wanitaku sekarang. Aku tidak ingin kau juga sakit-sakitan. Pakailah, aku tidak suka dibantah !"

Entah mengapa ucapan Ersad malah membuat perasaan Syma tersentuh. Selama pernikahannya dengan Revan. Tidak pernah sekalipun pria itu memperhatikannya, bahkan mengkhawatirkan keadaannya.

Dan sekarang ... dia malah mendapatkan perhatian disaat akan menjadi simpanan. Sungguh miris, lirihnya.

Syma mengambil baju itu tanpa penolakan lagi. Lalu berjalan menuju kamar yang diarahkan oleh Ersad.

Entah sebuah kebetulan atau apa. Pakaian Erika begitu pas ditubuhnya. Hanya saja bagian dada terasa sesak, karena ukuran milik Syma lebih besar dari Erika. Dan hal itu membuat lekukan ditubuh Syma terlihat jelas dan menggoda. Namun hal itu masih bisa ditutupi oleh jilbab panjang yang dia kenakan kembali. Meski masih lembab, namun Syma tidak punya pilihan lain, dari pada mempertontonkan lekuk tubuhnya.

Ketika Syma berjalan keluar. Ersad disibukan dengan pekerjaan tanpa menyadari bahwa Syma telah kembali mendekat kearahnya.

"Aku sudah selesai," ucap Syma memecah keheningan disana. Ersad menoleh kearahnya. Tatapan penuh arti dari pria itu membuat Syma merasa tidak nyaman. Sehingga Syma tidak memberanikan diri membalas tatapannya.

"Kenapa masih memakai jilbab lembab itu !" Ersad menyilangkan tangannya didada. Ada rasa jengkel didalam dirinya.

"Aku tidak punya pilihan. Anda hanya memberi baju tapi tidak dengan jilbab," saut Syma.

Ersad menghela nafasnya. Dia baru ingat bahwa Erika tidak pernah memakai jilbab sekalipun.

"Apa tidak bisa penutup kepalamu itu dilepaskan sehari saja ! itu akan membuatmu sakit."

"Tidak bisa.

Karena rambut adalah aurat."

"Astaga ... itu hanya rambut. Siapa yang akan tergoda hanya dengan melihat rambut? yang pentingkan hati baik. Banyak diluaran sana wanita berhijab, tapi kelakukannya masih sangat buruk. Banyak dari mereka mengenakan hijab hanya sebagai topeng untuk menutupi kelakukan mereka.

Sementara wanita yang tidak mengenakan hijab, malah banyak yang begitu baik," ucap Ersad menuangkan yang ada dipikirannya.

"Allah subhanahuata'ala memerintahkan kepada perempuan agar menutup auratnya. Dan itu wajib. Sedangkan akhlak baik itu adalah sebuah proses. Cukuplah ayat dari Al-Qur'an surat an-Nur/ayat 31, Sebagai buktinya bahwa perintah ini wajib.

Mana mungkin baik hatinya , padahal perintah Tuhannya saja ia menolak untuk mengikuti," jawab Syma enteng.

Ersad mengangkat bahunya. Tidak tertarik lagi untuk membahas perdebatan ini. Hanya saja sikap Syma jauh berbeda dengan istrinya, apalagi Nora yang selalu saja mempertontonkan kecantikannya dikhalayak ramai. Merasa begitu percaya diri dengan mengumbar auratnya.

"Lalu kau sendiri bagaimana? bukankah kau akan menjadi wanita simpananku, yang artinya bukan hanya melihat auratmu, tapi juga bisa dipastikan bahwa aku akan menyentuhmu !

Bagaimana pendapatmu mengenai hal itu?" tanya Ersad penuh selidik. Melihat perubahan dari raut wajah Syma.

Sementara Syma terhenyak mendengarnya. Yang dikatakan Ersad membuatnya sadar akan posisi dirinya. Namun Syma langsung menguasai emosinya dengan bersikap setenang mungkin.

to be continue....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SEHIDUP SEJANNAH   IKUT BAHAGIA

    "Aku ikut senang mendengar kabar baik ini. Semoga Erika segera pulih.Dan mengenai aku. Aku tidak memusingkan rencana Allah tentang hidupku, maupun jodohku. karena aku yakin, Allah lebih tahu kapan waktu terbaik bagiku untuk mendapatkannya.Karena jika memang kami berjodoh. Allah pastinya akan semakin mendekatkan, bukan menjauhkan," ucap Syma begitu tenang. Wajahnya terangkat, seakan memberi tahu Nora bahwa dia tidak takut dengan apa yang akan terjadi nanti."Dasar ja*ang tidak tahu malu ! bisa-bisanya kau berbicara seakan kau wanita baik-baik. Padahal kau hanya sampah, yang telah merusak rumah tangga orang." hardik Nora dengan tajam."Kau benar. Aku memang bukan wanita baik. Aku sadar perbuatan burukku mungkin jauh lebih banyak dari pada kebaikanku yang hanya bisa dihitung dengan jari.Dan jikalau bukan karena Allah yang menutup aibku, maka sudah dipastikan bahwa aku begitu hina. Aku memang bukan manusia baik, tapi aku selalu berusaha agar menjad

  • SEHIDUP SEJANNAH   PIKIRKAN NASIBMU

    Ersad senantiasa tersenyum, kala menyadari bahwa Syma telah melepaskan pria itu dan lebih memilihnya. Hatinya mengembang bagaikan bunga yang sedang bermekaran di musim semi. Perasaan cinta yang berbeda dengan Erika. Perasaan ini lebih murni, dan tak terhingga. Seakan rasa cintanya menyeruak keluar tanpa bisa dicegah.Bahkan saat ini....Sesuatu yang berat sedang menimpa tubuhnya. Syma tertidur diatas tubuhnya setelah melakukan percintaan panas mereka semalam. Ersad menumpahkan semua perasaannya pada Syma tanpa berpikir bahwa wanita itu masih dalam keadaan duka, karena baru saja kehilangan orang tua asuhnya.Ersad memperhatikan wajah Syma yang lebih terlihat santai. Wajah sembab karena terlalu banyak menangis sudah tidak ada lagi. Dalam keadaan dekat seperti ini. Ersad menyadari bahwa Syma begitu cantik. Dia masih terlihat sangat muda dan segar. Meski sudah memiliki seorang anak. Wajahnya terlihat bercahaya dan bibirnya... dimana tempat yang menjadi favoritnya

  • SEHIDUP SEJANNAH   DIA PANTAS MENDAPATKANNYA

    Hari itu, Mia berhasil ditahan oleh polisi.Kondisinya begitu memprihatinkan. Wajah yang tadinya selalu dilapisi make up yang selalu membuatnya agar percaya diri. Kini nampak begitu kusut dan kusam. Bahkan lingkar hitam diarea matanya terlihat jelas.Revan menatap Mia begitu simpati. Wanita yang kini menjadi istrinya, yang dia anggap jauh lebih baik dari Syma, telah mendekam dipenjara."Apa yang kau lakukan sampai jadi seperti ini, Mia?" Revan tidak bisa menyembunyikan kerisauan dalam hatinya. Melihat Mia ditahan seperti ini.Mia sendiri bingung, jawaban apa yang harusnya dia katakan pada Revan. Revan pasti akan kecewa jika tahu yang sebenarnya."Aku memang datang kesana malam itu. Aku mencari Syma untuk memberi perhitungan padanya. Aku sendiri tidak tahu kenapa wanita tua itu tiba-tiba sakit."Tentu saja Revan percaya dengan semua yang dikatakan oleh Mia. Tidak ada satu hal pun yang membuat Revan mencurigainya."Mas... tolong aku ! ak

  • SEHIDUP SEJANNAH   TERTANGKAP

    Syma menggigit kuku-kukunya. Didalam perjalanan dia tidak henti-hentinya berdoa agar Alma diberi keselamatan dan umur yang panjang.Dia ingat ketika Aina tiba-tiba menelponnya untuk memberitahu kabar bahwa Alma mengalami koma.Ponselnya langsung terlepas dari genggamannya. Syma langsung bergegas ingin menemuinya, namun Ersad tiba-tiba muncul dan menahannya."Tunggu dulu, Syma. Kau mau kemana? kenapa wajahmu terlihat panik seperti itu?""Jidah Mas....Jidah mengalami koma. Aku harus kerumah sakit sekarang, aku ingin menemuinya. Aku harus kesana sekarang juga, Mas... " ucap Syma begitu frustasi."Apa? baiklah... aku akan menemanimu sekarang," ucap Ersad mengambil kunci mobilnya. Zea yang sedang tertidur pulas langsung diangkat dan diajak bersama mereka.Dalam perjalanan, Ersad menghubungi Kevin untuk menjaga Zea. Untungnya Kevin begitu sigap dan menunggu kedatangan mereka dirumah sakit itu."Tenanglah Syma....Jidah pasti bai

  • SEHIDUP SEJANNAH   KEJAHATAN MIA

    Langkah kaki seorang wanita yang berjalan tergesa-gesa membuat Alma merasa terganggu. "Siapa yang datang kepanti selarut ini?" pikir Alma memicingkan matanya. Menatap sosok wanita yang pernah dia lihat waktu itu."Bukankah wanita itu Mia? teman Syma. Apa yang ingin dia lakukan disini."Alma mendekati wanita itu dengan langkahnya yang tersaruk-saruk. Mencoba menanyai apa tujuan wanita itu kesini."Mia? apa yang membuatmu datang kemari?""Katakan padaku dimana Syma tinggal sekarang !" tukas Mia tanpa adanya rasa hormat sedikitpun pada orang yang lebih tua. Ucapannya begitu ketus dan terkesan kurang ajar."Kenapa kau bertanya padaku? sudah jelas dia pasti berada bersama suaminya, Revan."Mendengar hal itu, membuat Mia mendengus. "Apa Syma belum memberitahumu sesuatu? wanita itu telah bercerai. Dan mas Revan sekarang sudah menjadi suamiku. Aku ingin menemuinya, karena aku harus membuat perhitungan padanya. Gara-gara dia, mas Revan meneduhkan hal

  • SEHIDUP SEJANNAH   HANYA MEMELUKMU HATIKU TENANG

    "Apa maksud dari ucapanmu !" Revan berucap sembari menggertakkan giginya karena begitu geram."Wanita yang kau jadikan istri ini adalah penyebab hancurnya rumah tangga kalian. Dia sengaja menyuruh orang untuk melecehkan Syma dan memanipulasi seolah Syma berselingkuh.Belum puas membuat Syma menderita, dia malah bekerja sama dengan temannya untuk menjual Syma. Wanita yang kau jadikan istri ini adalah wanita mengerikan!" ucap Ersad dengan penghinaan yang kental. Membuat Mia terdiam karena semua perbuatannya telah terbongkar."Omong kosong apa yang kau bicarakan. Apa kau tidak tahu Mia adalah orang yang paling berjasa dalam hidupku! setiap kali kami ada masalah dan merasa terpuruk, dialah orang yang pertama kali ada untukku.""Memang itulah tujuannya. Dia berusaha membuat Syma terkesan jahat dimatamu, sementara dia sendiri berusaha bagaimana caranya agar terlihat baik seperti malaikat..."Revan diam sejenak. Mengalihkan pandangannya kearah Mia yang terliha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status