Share

Pernyataan Cinta

"Jangan diambil hati soal ucapan Dewa. Dia memang begitu, mulutnya mengandung cabe setan, pedas," ucap Naka di balik kemudi. Sudah sepuluh menit meninggalkan area kantor.

"Udah biasa, kok," jawab Dinda menoleh. Diamnya dirinya sejak tadi bukan karena sakit hati atas ucapan Dewa, tapi memikirkan sikap Dewa yang berubah.

Dinda mencoba menahan lidahnya, tidak bertanya pada Naka perihal Dewa dan Helen yang tampaknya sudah baikan. Tapi, semakin di tahan, kenapa semakin besar dorongan ingin bertanya.

"Oh, iya, Bu Helen belakangan ini rajin ke kantor ngantar makan siang Pak Dewa, ya?" tanya Dinda pada akhirnya, setelah susah payah mencari kalimat yang tepat. Jangan sampai Naka curiga padanya, menganggapnya kepo.

"Oh, iya. Pada akhirnya kepala batu itu mau mendengarkan permohonan Mama."

"Permohonan?" serang Dinda. Rasa penasarannya berada di puncak saat ini.

"Heh, antusias benar," jawab Naka menoleh lalu tersenyum, membuat Dinda jadi malu.

"Bukan gitu, kemarin Bu Helen sempat cerita kalau rum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
q sukanya Abangmu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status