Share

SAYANG SAYANGAN

last update Huling Na-update: 2025-07-13 11:00:21

Mendekati jam makan siang, Dona bersiap untuk menjemput Nola di sekolah. Namun belum sempat ia menghubungi guru di sekolah itu, sebuah pesan dari Bara masuk ke ponselnya. Isinya sebuah foto—foto gerbang sekolah Nola dari dalam mobil.

“Hah? Ya ampun? Udah di sana?” ucap Dona kaget sambil menatap layar ponselnya dengan mata membelalak.

Dona langsung menghubungi Bara dan menekan ikon panggilan.

“Pak? Kok nggak bilang sih kalau mau jemput Nola? Saya nggak enak loh...” ucap Dona begitu sambungan tersambung.

“Mau bilang tapi kamu tadi sibuk banget, Sayang,” ucap Bara santai sambil menatap halaman sekolah dari balik kemudi.

“Pak...” bisik Dona pelan, ia melirik kanan kiri memastikan tidak ada yang mendengar.

“Kenapa?” tanya Bara sambil tersenyum kecil, menikmati reaksi gugup Dona.

“Kenapa panggil saya Sayang?” tanya Dona pelan s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU    “Aku takut, Mas...” ucap Dona lirih.

    “Mas, kamu mau kopi?” tanya Dona sambil memejamkan matanya dalam pelukan Bara. “Kalau masih ngantuk, tidur aja. Aku bisa buat sendiri, Sayang,” ucap Bara sambil tersenyum lembut dan membelai rambut istrinya. “Mas? Apa yang nanti aku jelasin sama Olla tentang hubungan kita sekarang?” tanya Dona sambil perlahan-lahan menutup kancing kemeja Bara satu per satu. “Nanti dia tahu sendiri. Apa yang kita lakukan saat ini. Paling yang jangan kita kasih lihat waktu kita lagi intim,” ucap Bara sambil berbisik di telinga Dona. “Mas, aku ini istri orang. Punya anak satu. Dan... aku nggak punya kelebihan apa pun dari fisik. Kenapa kamu mau kita berhubungan kayak gini?” tanya Dona, suaranya lirih dan matanya kembali berkaca-kaca. “Aku nggak peduli. Dan kalau kamu mau, aku nikahi kamu. Kamu cerai dari suami kamu, terus kita sama-sama,” ucap Bara tegas namun tetap penuh kasih. “Apa semudah itu, Mas? Apa iya suami aku lepasin aku gitu aja?” tanya Dona, kali ini dengan napas berat dan ekspres

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU    “Apa kita pernah ketemu? Atau karena aku terlalu menginginkan kamu?”

    Film masih berlangsung, namun Dona tertidur dalam pelukan Bara. Nafasnya teratur, wajahnya tenang, seolah beban hidupnya lenyap sesaat dalam dekapan sang suami. “Sayang,” ucap Bara sambil tersenyum dan berbisik pelan di antara suara film yang samar. Ia menatap wajah istrinya dengan penuh kasih sayang, jari-jarinya menyusuri helai rambut Dona yang jatuh ke pipi. “Aku harus bawa kamu lagi. Aku nggak sanggup kalau harus pisah lebih lama. Sabar ya, aku pelan-pelan cari kebenaran. Aku yakin masih ada yang tersisa. Aku capek kalau harus pisah lagi dari kamu,” ucap Bara lirih, nada suaranya berat menahan emosi yang lama terpendam. “Aku kangen banget sama kamu. Maaf aku terlambat untuk ingat masa itu. Kalau aja semua nggak terjadi? Aku rasa kamu nggak harus menderita, Sayang,” lanjutnya sambil mengecup kening Dona. Matanya basah. Air mata jatuh begitu saja, seolah luka yang tak pernah sembuh kini terbuka lagi di pelukannya sendiri. Ia mendekap Dona lebih erat, seakan takut waktu akan

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU    “Pokoknya, dia harus nikah sama aku,” ucap Della.

    Kediaman keluarga Bara. "Udah kamu telepon, Della?" tanya Ibu Bara malam itu saat mereka tengah duduk di ruang TV. Matanya fokus ke layar, tapi pikirannya jelas melayang ke hal lain. "Udah, tapi nggak dijawab, Mam," ucap Della, meletakkan ponselnya di atas sofa dengan kesal. "Kenapa sih, Bara? Tapi kalian baik-baik aja dong?" tanya ibunya, mencoba menggali lebih jauh, meski nada suaranya terdengar tegang. "Sebenarnya ada sedikit masalah sih, Mam. Mas Bara tahun lalu itu berubah jadi nggak perhatian sama aku. Aku tuh kaget awalnya dan dia terus bilang kalau dia ada istri dan anak. Aku kaget dong..." ucap Della sambil memeluk bantal sofa, terlihat masih kesal dan bingung. "Hah? Masa sih? Ah, dia mungkin mabuk. Jangan kamu dengerin," ucap ibunya Bara dengan nada cepat, berusaha menepis kebenaran yang mungkin mulai terkuak. Ia menyembunyikan kepanikan dengan senyum kecil yang dipaksakan. "Tapi dia bilang kalau dia inget. Aku tanya soal apa, dia nggak jelasin. Dan akhirnya dia

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   BARA BELI RUMAH DI DEPAN RUMAH RANGGA

    “Sayang, aku mau cari rumah dekat sini, sekitar sini,” ucap Bara tiba-tiba, dengan nada serius yang menciptakan ruang hening seketika di antara mereka. Ia tak lagi menyembunyikan keinginannya untuk selalu dekat, untuk hadir nyata di hidup Dona dan Nola, bukan hanya sebagai selingan sesaat, tapi bagian yang tetap “Mas, kamu yakin? Ini gila, Mas,” ucap Dona sambil menatap Bara dalam-dalam, kedua tangannya memegangi wajah pria itu dengan gemetar. “Iya, aku gila. Aku mau dekat sama kamu dan Olla,” jawab Bara sambil tersenyum lembut, lalu mengecup bibir Dona seolah untuk meyakinkan bahwa kegilaannya adalah bentuk cinta. “Tapi Mas?” tanya Dona, suaranya ragu dan pelan, namun tak beranjak dari posisi mereka yang begitu dekat. “Nggak ada tapi,” sela Bara tegas, memotong keraguan Dona dengan suara penuh keteguhan. “Mmmh... Mas...” desah Dona pelan, wajahnya mulai memerah, matanya menunduk tapi bibirnya tetap

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   AH! MAS!

    Ciuman itu makin dalam dan liar. Tubuh mereka melebur dalam satu irama, saling menyatu dalam gejolak yang selama ini terpendam. Namun di tengah gairah yang memuncak, Dona tiba-tiba tersentak. “Ah! Mas!” serunya sambil menghentikan ciuman itu, matanya membulat dan menatap Bara dengan napas terengah. Bara menarik diri sedikit. Alisnya bertaut, menatap Dona penuh tanya. “Kenapa?” suaranya terdengar berat, serak karena emosi yang tertahan. Dona menggeleng cepat. “Nggak… aku cuma…” ia tampak bingung, seperti berusaha mencari kata. Lalu dengan nafas memburu, ia menatap bibir Bara dan menambahkan, “Lupa. Udah… Nggak papa.” Tanpa menunggu Bara menjawab, Dona menarik Bara kembali ke pelukannya. Bibir mereka bertemu lagi, panas dan tanpa jeda. Bara menindih tubuh Dona perlahan, membuatnya

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   PELUKAN DAN CIUMAN DI RUANG TV

    Mendekati pukul delapan malam, Nola memeluk Bara erat sambil bersandar manja di pangkuannya. "Besti, jangan pulang ya. Aku tidur duluan, tapi kamu nggak boleh pulang," ucap Nola dengan senyum genit khas anak-anak. Bara terkekeh kecil lalu membalas pelukan Nola penuh sayang. "Hahaha... Iya, Besti di sini. Nungguin kamu di ruang TV," jawabnya sambil mengusap rambut Nola. "Oke! Aku sama Mama ke kamar aku dulu ya!" seru Nola ceria, lalu berlari kecil menghampiri Dona yang sudah berdiri di lorong lantai atas. Dona membungkuk sedikit sambil menunggu Nola mendekat. Begitu Nola sudah memeluknya, ia menoleh ke bawah, ke arah Bara, dan membentuk kata tanpa suara: “Tunggu, ya.” Bara mengangguk pelan dan tersenyum lembut, lalu kembali duduk santai, bersandar nyaman di sofa empuk berwarna abu gelap itu.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status