Share

BAB 30

Auteur: Ede Thaurus
last update Dernière mise à jour: 2024-11-04 10:43:23
Wajah kami berhadapan begitu dekat, lagi-lagi aku bisa menghirup aroma segar tubuhnya. Matanya ... indah sekali. Jantungku bukankah seharusnya dia berdetak sangat kencang dalam keadaan seperti ini? Kenapa kali ini dia malah berhenti berdetak?

Apa aku akan mati? Kenapa tiba-tiba jantungku berhenti?

"Minggirlah! Kau berat!" bentak Dante membuat jantungku kembali berdetak dengan normal.

Aku segera bergeser dan berusaha berdiri dengan cepat.

"Berhentilah bersikap ceroboh dan berhati-hatilah. Jangan membuat kakek membuang-buang uang untuk kelas pelatihan wanita kelas atasmu!" omelnya sambil keluar dari kamarku.

Aku bahkan tidak memedulikan kata-katanya. Satu-satunya hal yang membuatku bingung adalah ada apa denganku? Mengapa aku merasakan hal-hal yang belum pernah aku rasakan? Kenapa rasanya seakan-akan dia mengambil napasku.

Aku memegang dadaku dan menghela napas dalam. Tiba-tiba jantung ku berdetak dengan cepat ketika bayangan tubuhku berada di atas tubuh Dante kembali muncul. Perasaan ap
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 111

    'Kami adalah suami istri yang sah di mata hukum. Jadi, tidak apa-apa kalau dia melihatku,' batinku mencoba menahan getaran yang terus muncul di dadaku.Dante membuka bajuku perlahan dengan wajah yang tampak tegang. Apa dia juga merasakan ketakutan yang kurasakan?Semua kancing piyama ku sudah terbuka. Dante mengeluarkan tanganku dan akhirnya atasan piyama itu jatuh ke lantai. Lalu perlahan dia menurunkan bagian bawah piyamaku hingga mengekspos hampir seluruh kulitku. Hanya bagian-bagian privat saja yang masih tertutup.Dante tertegun menatap tubuhku, secara refleks aku langsung menutupi tubuh bagian depanku. Aku takut dia menilai tubuhku dan mendapatinya tidak menarik."Kenapa?" tanyanya lembut."Aku malu," jawabku tanpa menatap Dante."Kenapa malu? Tubuhmu sangat indah," jawabnya sambil menurunkan tanganku perlahan.Aku menurutinya.Tiba-tiba Dante membopong tubuhku, lalu menurunkanku di bawah pancuran."Bolehkah aku membuka semuanya?" tanyanya dengan suara bergetar, aku mengangguk.

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 110

    "Kakek!" teriak Pedro begitu suara senjata yang memekakkan telinga berbunyi.Aku segera memeriksa dadaku, mencari bagian tubuh mana yang terkena tembakan kakek.Tidak ada! Kenapa tidak ada apa-apa di tubuhku, bahkan darah setetespun tidak ada.Aku langsung mengangkat kepalaku dan melihat kakek yang sedang rebah di pangkuan Pedro dengan kepala bersimbah darah.Apa yang terjadi? Apa dia menembak dirinya sendiri? Tiba-tiba sekelompok orang dengan pakaian seperti tentara dan senjata di tangan menyerbu tempat itu. Para anak buah kakek terlihat kaget tapi pasrah, dengan keadaan kakek yang seperti itu, sepertinya mereka tidak berani melawan."Ruby!" teriak Dante yang langsung memelukku dengan erat."Dante apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa menemukanku disini?" tanyaku dengan nada tidak percaya."Aku akan menjelaskannya nanti. Apa kau baik-baik saja?" jawab Dante khawatir.Aku mengangguk pelan, lalu tiba-tiba semuanya menjadi gelap.***Aku membuka mataku perlahan dan suara Dante langsung m

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 109

    "Sial! Cepat mundur!" teriak Dora panik.Kami bertiga langsung menengok ke belakang. Tapi tiba-tiba beberapa mobil keluar dari balik pepohonan, dan menutup jalan. Kami bertiga semakin ketakutan."Telepon polisi!" perintah Dora sambil memukul Rahul."Tapi semua telepon kita sudah aku singkirkan!" jawab Rahul ikut panik.Aku menghela napas dalam."Sudah! Tenanglah! Aku akan keluar. Kalian tetaplah disini dan kunci pintunya," perintahku mencoba tenang, meski jantungku berdetak sangat kencang."Tapi-"Aku segera keluar dari mobil sebelum Rahul selesai bicara.Aku berjalan perlahan ke arah kakek, yang menatapku tanpa reaksi apapun. "Apa kau pikir kau bisa melarikan dariku? Benar-benar bodoh!" maki kakek sambil menatapku berjalan mendekatinya."Untuk apa anda menangkap saya?" tanyaku dengan suara bergetar."Bukan urusanmu!" bentaknya sambil memukulkan tongkatnya ke aspal."Apa anda ingin menghancurkan keluarga Randall melalui saya? Apa anda pikir bisa membuat keturunan Randall habis dengan

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 108

    Dante dan Charles mengangguk bersamaan lalu berkata."Pedro.""Pe ... Pedro? Dia anak kakek?""Bukan, dia adalah keponakan kandungnya. Ayah Pedro adalah sepupu sekaligus satu-satunya keluarga pria tua itu," jawab Charles cepat."Tapi ... orangtua angkatku mengatakan kalau Pedro lah yang menolongku selama ini. Kau juga mendengarnya," ucapku kepada Dante."Itu semua kebohongan. Mereka sudah merencanakan semuanya, termasuk membunuh kedua orangtuamu. Aku sudah tahu siapa kau sebenarnya sejak awal, karena itulah aku sengaja datang dan menikahimu. Karena mereka memang sudah merencanakan untuk menjual dan menghancurkan masa depanmu.""Berarti selama ini ... kau juga berbohong kepadaku?" tanyaku putus asa dengan suara pelan.Dante tampak panik mendengar pertanyaanku."Aku memang berbohong, tapi itu semua demi kebaikanmu. Aku-""Bagaimana aku bisa tahu kalau kalian ada di pihak yang benar? Jangan-jangan kalian lah penjahatnya dan sengaja menipuku!" potongku dengan suara keras sambil berdiri.A

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 107

    "Dante, ada apa ini?" tanyaku sambil menatap Dante dengan bingung.Semua keluarga Charles Randall ada disini. Istri dan anak-anaknya berdiri menyambut kedatangan kami berdua. Membuat aku semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi."Maafkan aku, karena baru bisa menjelaskan semuanya sekarang."Dante menatapku dengan khawatir. Charles Randall dan keluarganya segera mundur dan menjauh dari kami berdua."Dante, kau bilang akan membawaku ke tempat aman. Tapi kenapa kemari? Kau membuatku sangat bingung," ujarku sambil sesekali melirik Charles Randall."Saat ini, tempat yang paling aman adalah disini," ucap Dante pelan."Apa?" "Tenanglah Ruby, aku akan menjelaskan semuanya. Mari kita duduk dulu," jawab Dante sambil menarik tanganku dengan lembut.Aku mengikutinya tapi mataku tidak bisa beralih dari keluarga Charles Randall yang masih berada di ruangan yang sama dengan kami."Sebaiknya kami masuk dulu sampai kalian selesai bicara," ucap Charles sambil mengajak keluarganya masu

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 106

    "Di ... dimana?" tanyaku gugup sambil memeriksa sekelilingku."Dia menunggu di mobil," jawabnya datar."Baik, aku akan mengikutimu," jawabku berpura-pura tenang, sambil mengeluarkan telepon genggamku, mencoba melaporkan apa yang terjadi kepada Dante.Pria itu masih berdiri di tempatnya."Berjalanlah duluan!" seruku berpura-pura membereskan barang-barangku."Telepon anda," sahutnya sambil menjulurkan tangan.Sepertinya dia tahu kalau aku sedang berusaha menghubungi Dante.Aku menghela napas panjang sambil menyerahkan telepon genggamku. Sial! Aku tidak mungkin lari, karena dia pasti bisa menangkapku dengan mudah. Naomi tampak bingung melihat kami."Sekarang berjalanlah! Aku akan mengikutimu!" tegasku, berpura-pura berani.Pria itu langsung melangkah keluar."Foto kami dari belakang, kirim kepada Dora, minta dia kirim ke Mister X dan bilang aku bersama pamannya!" bisikku dengan cepat kepada Naomi sebelum berjalan dengan cepat mengejar pria berpistol itu.Aku takut tapi juga tenang, karen

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status