Seserahan Yang Diminta Kembali.
Bab 5
POV Aira
Dasar sia*, ternyata rencanaku tidak berjalan mulus, aku pikir dengan merebut mas Angga dari Adiva, maka kebutuhanku selama mengandung bayi sia*an ini akan terpenuhi.
Seserahan yang seharusnya menjadi milikku, justru tetap ditahan oleh Adiva.
Belum lagi mantan sahabatku itu memegang rahasiaku, kalau seperti ini bagaimana aku bisa menekannya untuk menyerahkan emas dan uang tunai itu?
"Pergilah, jangan pernah mengusikku lagi," ujarnya terdengar ketus. Bahkan Adiva tidak sudi untuk melihatku.
"Aku tidak akan mengusikmu, jika kamu kembalikan semua seserahan itu kepadaku," ujarku bersikeras, bagaimanapun caranya, seserahan itu harus pindah ke tanganku hari ini juga.
"Aku sudah mengembalikannya, tanya saja pada suamimu, itupun kalau dia berkata jujur," ujar Adiva membuatku semakin geram.
Entah apa tujuannya berkata seperti itu, jelas-jelas seserahan itu pemberian mas Angga, karena aku ikut menyaksikan acara lamaran itu.
"Kamu jangan serakah Adiva, atau jangan-jangan kamu sengaja menahan emas dan uang itu sebagai ganti rugi rasa malu kalian? Makanya jadi perempuan itu harusnya sadar diri," ujarku sengaja menyindirnya.
Aku sangat tahu seperti apa Adiva, dia itu selalu merasa minder dengan keadaan dirinya yang berwajah biasa saja, jika dibandingkan dengan diriku.
"Serakah, sepertinya kamu belum lupa siapa mas Angga sebenarnya," ucapnya seperti meledekku.
"Tentu saja aku tahu, dari dulu mas Angga begitu mencintaiku, apapun keinginanku pasti diturutinya," ujarku dengan penuh percaya diri.
Bukannya merasa kesal, justru Adiva tersenyum membuatku merasa muak.
"Kalau kamu begitu mengenalnya, pasti tahu dong kemampuan finansialnya, bukannya gara-gara itu, kamu menolaknya?" ujarnya begitu sinis, membuatku kehilangan kata-kata untuk membalasnya.
"Aku tidak mengerti maksudmu," ucapku yang sejujurnya.
"Seserahan itu sebagiannya menggunakan uang pribadiku, mas Angga hanya mampu memberikan uang sekedarnya, dan itupun dapatnya seperangkat alat sholat dan perlengkapan mandi," ujarnya membuatku terperangah.
"Tidak mungkin, kamu pasti berbohong karena jelas-jelas mas Angga menyebut seperangkat perhiasan emas dan uang tunai sebesar dua puluh lima juta," ujarku membantah tuduhannya, tentang mas Angga.
"Ya sudah jika tidak percaya, coba kamu tanyakan pada mas Angga dimana kwitansi pembelian emas itu dan berapa totalnya, jika memang dia yang membelinya pasti tahulah total keseluruhannya," ucapnya seolah mengejek mas Angga.
"Baik, aku pasti bisa menunjukkan kwitansi itu kepadamu, tunggu saja, dan siapkan seserahan itu untuk aku bawa," ujarku penuh keyakinan, jika memang mas Angga yang membelikan itu semua.
Adiva hanya tersenyum, lalu mempersilahkan aku untuk membawa bukti kwitansi tersebut.
Akupun langsung memesan ojek online untuk kembali ke rumah milik orang tuanya mas Angga, rasanya tidak sabar untuk segera sampai dan meminta kwitansi tersebut pada suamiku.
Aku ingin melihat ekspresi Adiva seperti apa, saat emas-emas dan uang tunai itu berada di tanganku. Pasti dia merasa terpuruk dan sehancur-hancurnya.
"Sayang, kamu sudah pulang?" sambut mas Angga begitu melihat kehadiranku.
"Sudah Mas," jawabku seraya mengangguk, lalu memilih duduk di kursi yang lumayan keras.
Mas Angga tersenyum, pria itupun meraih tanganku kemudian menciumnya dengan penuh kelembutan.
Kuakui jika dia memiliki wajah yang cukup tampan, serta memperlakukanku dengan baik, hanya saja... pekerjaannya sebagai buruh pabrik yang membuatku malas mempertimbangkannya.
Namun pandanganku tentangnya mulai berubah, ketika Adiva mengundangku untuk datang ke acara lamarannya.
Dimana mas Angga menyerahkan seserahan yang menurutku cukup fantastis, seperangkat perhiasan emas yang jumlahnya lima puluh gram, ditambah uang tunai sebesar dua puluh lima juta rupiah.
Mendengar jumlah seserahan itu, terbit rasa iri dan cemburu di hatiku kepada Adiva, seharusnya akulah yang menerima seserahan itu, bukan dirinya.
"Sayang, kamu masih memikirkan seserahan itu?" tanya mas Angga yang membuatku langsung tersentak.
"Ya Mas, rasanya tidak ikhlas jika Adiva yang memilikinya, kamu kan tidak jadi menikahinya, harusnya dikembalikan," ujarku dengan manja, lalu menyenderkan kepalaku di pundaknya.
"Sudahlah sayang, ikhlaskan saja, lagipula itu sebagai ganti rugi karena mas membatalkan pernikahan secara sepihak," ujarnya membuatku menjaga jarak dengannya.
"Tidak bisa Mas, lagipula ini bukan permintaanku, tapi bayi dalam perutku," ucapku lagi untuk meyakinkan dirinya.
Ya, aku sengaja menggunakan bayi ini, agar mas Angga mengabulkan permintaanku.
"Tapi sayang, mas jadi tidak enak hati sama Adiva, emas dan uang itu sudah diserahkan untuknya, tidak mungkin diminta kembali," ujarnya seraya membelai kepalaku.
"Tapi Mas, kata Adiva dia akan memberikannya dengan suka rela kepadaku, asalkan..."
"Asalkan apa?" ujarnya dengan mata berbinar, dan akupun merasa antusias.
"Asal kita bisa menunjukkan kwitansi pembelian, serta memberitahu totalnya berapa," ujarku sambil tersenyum, namun kenapa ekspresi mas Angga berubah pias?
"Kamu masih menyimpannya kan Mas?" ujarku berharap.
"Maafkan mas Aira, kwitansi itu ada pada Adiva," jawabnya yang membuatku tidak bersemangat.
"Kok ada sama Adiva sih Mas, bukannya kamu yang membeli emas itu?" cecar ku yang membuat mas Angga terlihat gelisah.
"Apa jangan-jangan, apa yang dikatakan Adiva itu benar, jika emas dan uang tunai itu miliknya?!"
"Ya nggaklah sayang, emas dan uang itu, mas yang memberikannya, pakai uang simpanan mas selama bertahun-tahun," ujarnya sambil merengkuh tubuhku.
"Kamu tidak berbohong kan Mas?"
"Ya nggaklah, masa sama istri sendiri bohong," ucapnya sambil tertawa.
Namun aku dapat melihat kegelisahan dari sudut matanya.
"Mas, sebenarnya ada apa, apa kamu menyimpan rahasia kepadaku?"
"Baiklah sayang, sepertinya mas harus jujur padamu, sebenarnya uang dan emas itu tidak dikembalikan sebagai ganti rugi dan juga.."
"Juga apa Mas?"
"Digunakan untuk menggugurkan kandungan Adiva, mas yang memintanya karena lebih memilih kamu," ucapnya dengan wajah sendu dan rasa bersalah.
*****
Nggak nyangka ya si Angga, takut kehilangan Aira makanya menciptakan kebohongan seperti itu...
Nih cowok bagusnya diapain ya???
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 6Pov Angga.Haduh, kenapa sih Adiva tidak mau menyerahkan emas dan uang tunai itu, bukannya itu atas namaku saat memberikannya diacara lamaran waktu itu?Meskipun barang-barang itu menggunakan uangnya, tapi orang-orang tahunya seserahan dariku, seharusnya Adiva mengalah untukku, tapi dia malah bersikeras mempertahankannya, untung saja Aira langsung percaya dengan alasan yang kuberikan, jika tidak bisa saja dirinya menuntut pisah dariku."Mas, apa yang kamu katakan tadi benar, jika Adiva sudah menggugurkan kandungannya?" ujarnya seolah tidak percaya sambil menatap kearahku."Tentu saja, makanya mas tidak bisa menuntut emas dan uang itu dikembalikan, jika tidak, mereka akan melaporkan mas ke polisi, kamu mau melihat Mas di penjara?" ujarku yang membuatnya terdiam.Kenapa gelagat Aira terlihat berubah? Tadinya dia bersikap manja kepadaku, sekarang malah menjaga jarak denganku, apa dia menyesal karena menikah denganku?"Sayang, kamu marah, maafkan mas
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 7POV Author"Angga, sebaiknya kamu pulang saja dan jangan pernah temui Adiva lagi, karena sudah ada lelaki lain yang melamar dia," ucap Kirana membuat Angga terkejut."Ayo kita pergi sekarang, nanti keluarga Andrew kelamaan menunggu kita," ajak Erika yang tak lain ibu kandungnya Adiva dan Kirana.Sedangkan Angga masih terpaku di tempatnya, lelaki itu mencerna ucapan Kirana yang membuatnya sedikit shock. Benarkah Adiva dilamar oleh seseorang?"Hai Angga, kamu sudah budeg ya, disuruh pergi kok malah bengong?" ujar Kirana sedikit membentak, hingga pria itu tersadar dari lamunannya."Hahahaha, tidak mungkin, tidak mungkin ada yang melamar Adiva, itu cuma akal-akalan kalian saja kan?" ucapnya seperti tidak terima, jika Adiva telah menemukan pengganti dirinya.Plak.Kirana memukul pundak Angga, menatap lelaki itu dengan garangnya."Apa maksud ucapanmu, Adiva itu gadis yang baik, dia terpelajar dan pintar serta bisa menjaga dirinya dengan baik, sudah tent
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 8"Bagaimana Adiva, apa kamu bersedia menerima lamaran Andrew?" tanya Pak Baskoro yang merupakan orang tua laki-laki tersebut.Adiva menatap wajah kedua orang tuanya, hati gadis itu sedikit ragu, pasalnya ia pernah mengalaminya kegagalan dalam percintaan."Kamu jangan khawatir Nak, kedua orang tuamu sudah menceritakan semuanya, perihal kamu yang tidak jadi menikah," ucap Sinta seraya tersenyum."Adiva serahkan keputusannya di tangan ibu dan bapak, Tante. Karena merekalah yang tahu mana yang baik untuk Adiva," ujarnya dengan lembut, tanpa berani menatap wajah lelaki yang mengajukan lamaran kepadanya."Bagaimana pak Arman dengan Bu Erika, apa kalian setuju jika Andrew menjadikan Adiva istrinya?" tanya Bu Sinta seraya menatap kearah keduanya."Kami setuju saja Bu, asal Nak Andrew tidak keberatan dengan masa lalu putri saya Adiva, harap dimaklumi, yang namanya pernah mengalami kegagalan, pasti ada berita simpang siur yang memojokkan Adiva, apa nak Andre
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 9Angga terkejut mendengar perkataan Aira, yang menyatakan jika Adiva pernah mengandung lalu menggugurkan bayinya. Semua tamu yang hadir pun langsung berspekulasi tentang Adiva. Untungnya keluarga Baskoro sudah mengetahui dari awal tentang permasalahan Adiva sebelum acara lamaran."Sayang, kenapa kamu mengatakan hal itu?" bisik Angga dengan wajah pucat pasi, kemudian menarik tangan Aira agar beranjak dari tempat itu.Namun Aira malah memilih untuk bertahan, dan ingin melanjutkan untuk mempermalukan Adiva.Plak.Semua orang terkejut karena Adiva maju mendekati Aira lalu menamparnya, dan bukan itu saja, bahkan gadis itu menatap tajam kearah Angga yang kini tidak berani menatap wajahnya."Aku sudah duga Mas, kamu pasti tidak mau berterus terang kepada Aira, tapi malah menciptakan kebohongan seperti itu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.Jujur saja dirinya merasa kecewa, karena sikap Angga yang tidak berani mengatakan kebenarannya pada Aira."Aku tahu
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 10Angga berusaha menghalangi polisi yang ingin membawa istrinya Aira, namun pria berseragam coklat itu tidak mempedulikannya sama sekali, bahkan mereka malah menghardik Angga, jika terus menghalangi tugas mereka, maka dirinya pun akan ikut dibawa ke kantor polisi, membuat nyali lelaki itu langsung menciut."Mas Angga tolong aku, aku tidak mau di penjara!" teriak Aira dengan deraian air mata.Angga tidak tega melihat keadaan istrinya, dibawa secara paksa oleh dua pria berseragam coklat, bahkan menjadi tontonan para warga sekitarnya."Bubar semuanya, ini bukan tontonan!" ujarnya sambil berteriak membubarkan para warga, tentu saja tindakan Angga mendapat ejekan serta sorakan."Inilah karma akibat memfitnah orang," seru seorang ibu yang memang sudah lama merasa gemas, dengan tingkah keduanya.Angga berniat menjenguk istrinya ke kantor polisi, bila perlu lelaki itu memohon bahkan berlutut demi kebebasan Aira.💞💞💞💞💞"Maaf Pak, saya ingin menjenguk i
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 11"Adiva!""Mama!"Andrew berteriak memanggil keduanya, ketika sosok bersepeda motor itu, muncul tiba-tiba dengan kecepatan tinggi. Untunglah ada yang menarik tubuh Sinta dan juga Adiva, hingga keduanya selamat.Adiva berlari menghampiri Sinta, wajah gadis itu terlihat pucat, begitupun dengan Sinta.Keduanya lantas berpelukan, karena diselamatkan oleh sosok yang tidak mereka kenal."Terima kasih ya Nak, karena telah menolong calon menantu saya," ujar Sinta kepada seorang gadis, karena sosok itulah yang menolong Adiva."Terima kasih Pak, sudah menolong mama saya," ucap Adiva pada seorang pria paruh baya."Sudah kewajiban kami Nak.' ucapnya sembari menepis debu yang melekat di pakaiannya."Syukurlah kalian berdua selamat," ujar Andrew seraya mengucapkan terima kasih kepada dua orang yang telah menyelamatkan Sinta dan Adiva.Namun Sinta mengernyit kala melihat gadis muda se
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 12.Adiva berlari menuju ke kamarnya, meluapkan seluruh kesedihannya karena perkataan Angga yang melukai harga dirinya.Erika coba menyusul putrinya ke dalam, namun Adiva telanjur mengunci pintu kamarnya hingga Erika tidak bisa masuk."Adiva sayang, buka pintunya Nak, izinkan ibu masuk," ujar Erika seraya mengetuk pintu kamar putrinya. Terdengar isak tangis Adiva dari dalam, membuat hati wanita paruh baya itu ikutan sakit.Karena Adiva tidak juga membukakan pintu, wanita itupun memutuskan untuk kembali ke halaman rumahnya, di mana para warga masih berkumpul, untuk menyaksikan keributan yang ditimbulkan oleh Angga.Kini Andrew mulai terlihat tenang setelah mendengar ucapan Arman.Bugh.Plak.Baru saja Arman bisa ditenangkan oleh Arman, justru Erika yang kini melampiaskan kekesalannya, pada sosok Angga yang sudah tidak sadarkan diri."Dasar manusia bedeb*h, lelaki tidak puny
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 13"Ma?"Sinta mengangguk, lalu memberi isyarat kepada beberapa orang untuk membawa Andrew dan Adiva mengganti pakaiannya, mereka harus dinikahkan secepatnya."Ikuti saja apa kata mama," ucap Sinta yang terpaksa dituruti oleh Andrew dan juga Adiva.Erika dan Arman maju mendekati Sinta, dan keduanya meminta penjelasan.Sinta pun menceritakan sebab dirinya mempercepat pernikahan Andrew dengan Adiva, jika ada seorang gadis yang berusaha mendapatkan putranya."Kan hanya gadis itu yang memiliki perasaan terhadap nak Andrew, kenapa pernikahan mereka dilakukan secara mendadak," ujar Arman yang merasa sedikit keberatan, pasalnya NA putrinya belum keluar sama sekali."Masalahnya gadis itu tinggal di rumah saya, hanya ini satu-satunya membuat gadis itu sadar jika Andrew sudah menemukan belahan jiwanya, yaitu Adiva,""Tinggal di rumah Bu Sinta, bagaimana bisa? Kenapa ibu tidak memintanya pe