Share

BAB 06

Seserahan Yang Diminta Kembali.

Bab 6

Pov Angga.

Haduh, kenapa sih Adiva tidak mau menyerahkan emas dan uang tunai itu, bukannya itu atas namaku saat memberikannya diacara lamaran waktu itu?

Meskipun barang-barang itu menggunakan uangnya, tapi orang-orang tahunya seserahan dariku, seharusnya Adiva mengalah untukku, tapi dia malah bersikeras mempertahankannya, untung saja Aira langsung percaya dengan alasan yang kuberikan, jika tidak bisa saja dirinya menuntut pisah dariku.

"Mas, apa yang kamu katakan tadi benar, jika Adiva sudah menggugurkan kandungannya?" ujarnya seolah tidak percaya sambil menatap kearahku.

"Tentu saja, makanya mas tidak bisa menuntut emas dan uang itu dikembalikan, jika tidak, mereka akan melaporkan mas ke polisi, kamu mau melihat Mas di penjara?" ujarku yang membuatnya terdiam.

Kenapa gelagat Aira terlihat berubah? Tadinya dia bersikap manja kepadaku, sekarang malah menjaga jarak denganku, apa dia menyesal karena menikah denganku?

"Sayang, kamu marah, maafkan mas karena tidak bisa memberikan emas itu kepadamu," ujarku berusaha meyakinkan dirinya, Aira tidak boleh tahu jika emas dan uang tunai itu memang milik Adiva.

"Lalu bagaimana denganku Mas, apa kamu tega mengacuhkan permintaan bayi kita, padahal aku ingin melihatnya saja, sebentar pun tidak apa-apa," ujarnya yang membuatku merasa bersalah.

Haruskah aku menemui Adiva, dan minta kesediaannya untuk meminjamkan emas itu?

"Mas, aku mau melihat emas itu, dan memakainya sebentar," ujarnya yang kini berlinang air mata.

Entah kenapa, melihat Aira seperti itu, aku jadi tidak tega kepadanya, tapi bagaimana caranya merebut seserahan itu dari Adiva? Apa aku ambil saja secara diam-diam?

"Baiklah, mas akan usahakan untuk meminjamnya, hanya sekedar melihatnya kan?" ujarku yang langsung dianggukinya dengan wajah berbinar.

"Ya Mas, aku hanya melihatnya, dan memakainya sebentar saja," ucapnya yang membuatku semakin gemas kepadanya.

Baiklah, demi melihat senyum Aira, aku harus menemui Adiva, dan memintanya untuk meminjamkan emas-emas itu.

💞💞💞💞💞

"Tidak bisa Mas, aku tidak akan meminjamkannya," ujar Adiva sedikit ketus kepadaku. Andai saja ini bukan di rumahnya, ingin sekali ku pukul wajahnya.

Cuma minjam saja dia keberatan seperti itu, untunglah aku tidak jadi menikahinya, bisa makanya hati punya istri pelit kayak Adiva.

"Ayolah Adiva, mas mohon sebentar saja, apa kamu tega melihat Aira seperti itu, demi bayi yang ada di perutnya," ujarku berharap Adiva luluh.

Gadis itu memalingkan wajahnya, sepertinya dia tengah berpikir.

"Kenapa kamu tidak mengatakan saja yang sebenarnya Mas, serapat apapun kamu berusaha menutupi, Aira pasti akan tahu, jika emas dan uang itu, memang milik pribadiku," ucapnya yang membuatku semakin geram.

Sampai kapanpun Aira tidak boleh tahu hal yang sebenarnya, agar dia tetap bersamaku.

"Kali ini saja Dek, mas mohon kemurahan hatimu, pinjamkan emas itu, sebentar saja. Aira sedang mengidam emas hantaran itu," ujarku yang terus mendesaknya.

"Maaf Mas, tetap tidak bisa, karena emas itu tidak lagi di tanganku," ujarnya dengan santai, membuat dadaku bergemuruh, pasti dia sengaja berkata seperti itu kan?

"Kamu kok berubah sih Dek, setahu mas, Adiva sosok yang lembut dan juga murah hati, pasti kamu tidak keberatan jika meminjamkan seserahan itu," ujarku sengaja memujinya.

Lihat saja nanti, jika emas itu sudah berada di tanganku, akan aku tukar dengan yang palsu, yang asli aku berikan kepada Aira, istriku yang cantik dan juga seksi.

"Loh Adiva, kamu kok belum bersiap-siap juga," ujar ibunya Adiva yang tiba-tiba muncul, menegur putrinya.

"Hai Angga, untuk apa lagi kamu datang kemari, urusanmu dengan Adiva sudah tidak ada lagi, sebaiknya kamu segera pergi dari sini,"  ujar mantan calon mertuaku itu dengan garang.

"Maaf Mas, sebaiknya mas kembali saja dulu, soalnya aku dan keluargaku ada pertemuan penting hari ini,"

"Sudah sana pergi, bikin mata sepet aja," usir ibunya Adiva.

Kenapa wanita tua itu muncul sih, jadi gagal rencanaku untuk membujuk Adiva, memangnya urusan penting apa yang membuat seluruh anggota keluarga ini ikut?

"Loh Bu, kok belum siap, sudah jam berapa ini?"  

Kini muncul lagi wanita yang dari awal aku berhubungan dengan Adiva, dia tidak pernah setuju, dialah kakak Adiva yang bernama Kirana.

"Loh, kenapa benalu ini ada di sini, mau menagih hantaran dikembalikan, masih punya nyali juga kamu ya," ujarnya sambil menatapku dengan berang.

"Aku sudah siap Mbak," ujar Adiva yang tiba-tiba muncul.

"Kamu cantik sekali Adiva, pasti Andrew menyukaimu," ujar Kirana, yang membuatku mengernyit.

"Tunggu dulu, kenapa Adiva harus ikut, biarkan saja dia di sini, karena aku ada urusan penting dengannya," ucapku berusaha mencegah Adiva pergi.

"Kamu siapanya Adiva, berani melarangnya pergi? Justru acara penting ini berhubungan dengan Adiva, karena dialah pemeran utamanya," ucap Kirana yang membuatku semakin bingung.

"Acara penting apa, memangnya Adiva ulang tahun, seingatku ulang tahun Adiva sudah lewat," 

"Sudahlah, tidak perlu dibahas dengannya, sebaiknya kita segera pergi,"

"Angga, sebaiknya kamu pulang saja, dan jangan pernah temui Adiva lagi, karena sudah ada lelaki yang melamar dia,"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status