Share

Akal Bulus Pak Karim

“Nggeh, Pak. Istirahat saja.” Salma mengingatkan orang di ujung telepon yang tak lain adalah mertua. “Tadi pagi Salma sudah mengirim uang titipan Mas Haris buat Bapak. Nanti kalau ada keperluan lagi Bapak tolong bilang. Jangan diam saja.”

Kubiarkan Salma bicara bebas dengan orang tuanya. Aku memang rutin menyisihkan uang untuk mertua yang notabene adalah juga dua orangku. Mereka tidak punya siapa –siapa selain Salma. Pekerjaan dan sumber keuangan hanya berkutat dari jualan di warung. Tidak seberapa, tapi mereka tak pernah mengeluh pada Salma. Sampai Salma tahu sendiri dari orang lain, kalau Bapaknya perlu uang cek up setiap Minggunya.

Salma anak satu –satunya. Jadi sudah sewajarnya di saat kesulitan seperti sekarang aku memberinya izin memberikan uang itu.

“Oh sudah ada perubahan?!” Salma melebarkan mata. Dua matanya yang memang tak sebening dulu, tapi terlihat berbinar saat ia mengarahkan tatapan padaku selagi ponsel masih menempel di pipinya.

Aku mengangkat ke dua alis dengan mata m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status