Share

Delapan puluh dua

Oek.. oek...

Pagi-pagi suara tangis bayi sudah terdengar nyaring di ruang rawat Mentari.

Benji langsung bangun.

"Anak Daddy haus ya..." Ujarnya.

Benji segera menggendong anak nya.

Membawanya ke ranjang.

"Sayang dia haus..." Ucap Benji membangunkan Mentari.

Tangis Bachtiar tak kunjung berhenti.

Mentari membuka matanya perlahan. Setelah itu dia langsung duduk.

"Sini sayang..." Ujar nya dengan meraih tubuh Bachtiar, lalu memangku ya.

"Haus ya..." Ucap nya. Mentari pun membuka bajunya, lalu menyusui anaknya.

"Sakit nggak?." Tanya Benji, kala melihat Mentari menyusui.

"Sedikit.." ucap Mentari.

Benji menelan ludah nya susah payah, kala melihat Bachtiar menyusu, dia iri.

Benji menggelengkan kepalanya, dia mengelus dadanya.

"Sabar, lo masih harus puasa empat pul

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status